6

736 95 1
                                    

Kami disambut bahagia oleh semua murid. Ya begitulah kalo orang cantik. Canda cantik. Mione langsung memelukku dan Harry. 'Hei, kalian memang idiot sudah ku katakan turun kalian tidak mendengarkanku.' ucap Mione. 'Maafkan kami Mione. Tapi itu seru.' ucapku dan tersenyum pada Harry. Harry juga membalas senyumanku. Tiba-tiba Profesor McGonagall memanggilku dan Harry. 'Harry Potter, [y/n] Aeera Zeen. Follow me' ucap Profesor McGonagall. Kami mengikutinya dari belakang. 'Harry, apa kita akan dikeluarkan?.' tanyaku pada Harry. 'Mungkin.' jawabnya dengan nada yang khawatir. Profesor McGonagall memanggil Oliver Wood. 'Potter, Zeen. Kenalkan dia Wood. Bagaimana jika kalian berdua dilatih untuk bermain Quidditch.' jelasnya.

'Seeker? Tapi biasanya siswa tahun pertama tak pernah menjadi anggota tim. Pasti kalian pemain termuda Quidditch.' jelas Ron sambil berjalan. 'Iya begitulah. Harry kau saja yang menjadi Seeker. Aku kan seorang perempuan aku lemah nanti diriku bisa cedera bagaimana?.' kataku sedikit alay. 'Dih menjijikan [y/n]. Baiklah jika kamu tidak mau. Aku saja yang menjadi Seeker.' jawab Harry. Kami berjalan menyusuri lorong dan bertemu dengan Fred dan George. Aku memiliki Handshake sendiri bersama si kembar Weasley. Tidak perlu ditanya kenapa aku begitu dekat dengan mereka. Karena kami sama-sama bobrok. Fred dan George menyelamatiku dan Harry karena bisa masuk Quidditch. 'Bukankah kau bermain sebagai beeters [y/n]?.' tanya mereka. Aku hanya mengangguk. 'Berarti tugasmu membantu Harry agar tugasnya tidak terlalu berat.' jelas Fred dan George. Saat kami berjalan tiba-tiba Hermione muncul. 'Selamat untuk kalian berdua.' Ucap Mione sambil tersenyum. 'Lihat sudah ku bilang kami baik-baik saja dan tidak akan dikeluarkan.' kataku dengan wajah sombong. Mereka hanya terkekeh. Hermione membawa kami ke lemari penuh dengan piala. Dan aku melihat tulisan James Potter. 'Harry bukankah ini ayahmu?' tanyaku pada Harry. 'Iya, Ayah Harry adalah seorang Seeker juga.' ucap Mione. Harry hanya tersenyum bangga. 'Untunglah aku tidak memilih menjadi seorang seeker.' kataku dalam hati lalu tersenyum melihat Harry.

Kami menaiki tangga untuk kembali ke dalam asrama. 'mengerikan, ia lebih tau banyak tentangmu dibanding dirimu sendiri Harry.' jelas Ron pada Harry. 'Hei, kenapa kau membicarakan temanku mione.' tanyaku pada Ron. 'apakah aku bukan temanmu juga?' bukannya menjawab si Weasley ini malah bertanya balik. 'Bukankah kalian berdua tidak menganggapku tadi?.' tanyaku teringat kejadian dilapangan tadi. Mereka tidak menganggapku. Mereka hanya bisa menggaruk tengkuk mereka yang tidak gatal dan terkekeh. 'Oh lihatlah Harry kita tidak dianggap teman oleh mereka.' kataku pada Harry. Harry hanya tertawa melihat ketiga sahabatnya terus mengejek.

Tiba-tiba tangganya bergerak aku dan Hermione langsung memegang pegangan tangga. 'Apa yang terjadi?' tanya Harry. 'Tangganya suka berubah, kau ingat?' jelas Hermione pada Harry. Kemudian tangga itu berhenti tepat di depan pintu. 'Ayo, lewat sini sebelum tangganya berubah lagi.' jelas Harry langsung berlari menuju pintu itu. Harry membuka pintu itu dan diikuti oleh Ron, Hermione dan aku. 'Kita tidak boleh disini, ini daerah terlarang.' Kata Mione sambil berhenti berjalan. Tiba-tiba ada seekor kucing masuk. 'Oh shit! Itu kucing si Mr. Filch. Lari!.' kataku sambil menarik tangan Mione dan Harry. Tentu saja Ron ditakir oleh Mione. 'Cepat lari, bersembunyi dibalik pintu itu.' teriak Harry mendahuluiku. Dasar kampret jahanam dia meninggalkanku Ron dan Hermione. Saat ada didepan pintu ternyata pintunya terkunci. Harry sepertinya marah. 'Alohomora.' kataku dan pintu terbuka. Kami berempat masuk ke dalam ruangan itu. Ron menutup pintunya. 'Alohomora.' katanya sedikit meledek. 'Buku matra standar, bab tujuh.' jelas Hermione. Aku bergidik ngeri bisa-bisanya dia mengingat setiap buku. Padahal aku mengingatnya karena diajarkan dad.

Mr. Filtch datang membawa lentera dan tentu saja kucing itu mengikutinya. Mereka kemudian pergi saat tidak melihat siapapun dilorong itu. Saat kami berbalik, kami melihat anjing berkepala tiga sedang tertidur pulas dan terbangun. Aku memegang tangan Harry dan Hermione. Kami berempat berteriak dan berlari keluar dan menutup pintunya. Kami berjalan meinggalkan ruangan menyeramkan itu. 'Apa yang mereka pikirkan, menyimpan mahkluk semacam itu didalam sebuah sekolah?' tanya Ron sedikit emosi. 'Kau tidak pakai matamu? Tidakkah kau lihat mahkluk itu berdiri diatas apa?' tanya Hermione yang emosi. 'aku tidak melihat kakinya, aku hanya terpaku melihat kepalanya.' jelas Ron. 'Mahkluk itu berdiri diatas sebuah pintu. Itu bukan suatu kebetulan. Ia menjaga sesuatu.' jelasku. Mereka terlihat terkejut. 'Menjaga sesuatu?' tanya Harry. Aku mengangguk 'Baiklah jika tidak keberatan aku ingin tidur, Ayo Mione kita tidur.' aku menarik tangan Mione dan masuk ke kamar.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang