1

2.5K 175 6
                                    

  Aku selalu bermain dihalaman bersama Number Five, Vanya, Lucy, dan Edmund. Yah kalian tau bahwa saudara mereka sudah sedikit dewasa atau mungkin pura-pura dewasa.
Kami berkumpul di taman untuk menceritakan kisah kami bersama. 'Hei apa kalian tau aku dan Edmund pergi ke lantai atas rumah itu dan menemukan sebuah lemari. Saat kami berdua memasukinya kami berada di Narnia. Hewan-hewan disana bisa berbicara. Mereka mengatakan bahwa keluarga kami ada dalam legenda.' Lucy membuka percakapan dengan semangat. 'Benarkah? Wah aku iri. Yang kulakukan hanya berlatih bela diri dan sihir. Itu cukup membosankan. Aku tidak sabar untuk masuk Hogwarts.' Kataku sambil memelas. 'Kamu sudah bisa sihir [y/n]? Wah hebat bisakah kamu tunjukkan beberapa sihir pada kami?' tanya Vanya yang diangguki mereka semua. 'Hmm sepertinya tidak bisa. Ayahku bilang aku tidak bisa memakai sihir di dunia muggle. Yah meskipun kita semua keluarga yang aneh.' kataku. 'Sayang sekali lu nggak bisa nunjukin ke kita. Eh lu pada tau? Gue udah bisa berpindah tempat loh. Dan juga siap untuk pergi ke masa depan.' Kata Five sambil menunjukannya pada kami.
'Hey bukankah sudah daddy bilang itu tidak boleh Five. Kau belum siap.' Anya memarahi Five kami hanya mengangguk mengiyakan kata-kata Anya. 'Ah sudahlah kalian semua sama saja seperti daddy.' Kata Five sambil menghilang. 'Hei bagaimana jika Five tidak bisa kembali?' tanyaku pada Vanya. Vanya hanya menggelengkan kepala dan segera berlari ke rumahnya.
   Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengan Five. Anya dan saudara-saudaranya juga pergi entah kemana. Aku hanya bisa bermain bersama keluarga Pevensie.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

  Sudah 5 tahun sejak Five pergi. Aku merasa bersalah Ke Five karena tidak mempercayainya. Hari ini tepat saat Gue berumur 11 tahun. Kami hanya merayakan pesta kecil dengan keluarga Pevensive. Tiba-tiba ada burung hantu yang membawa surat dan dijatuhkan tepat di tangan [y/n]. Aku melihatnya dan Uwaaaww ternyata ini surat dari Hogwarts. Aku berjoget ria diatas kursi. Peter, Susan, Lucy, Edmund, Mum and Dad hanya melihatku heran.
'Turun sayang, Daddy tau itu surat dari Hogwarts. Tapi tong berlebihan teuing geulis bilih geubis. (Jangan terlalu berlebihan nanti jatuh cantik). 'Okay Daddy. Punteun ka sadayana. Gue seneng banget soalnya. Lucy akhirnya gue bisa sekolah kaya kalian.' kataku sambil memeluk mereka semua. Mereka membalas pelukanku dan memberiku ucapan selamat.

~•~•~•~•~•~•~•~•

  '[y/n] Aeera Zeen bangun dan segeralah mandi. Kita akan pergi ke Diagon Alley untuk berbelanja kebutuhan sekolahmu.' Mum berteriak dilantai bawah. Aku langsung bangun dan sesegera mungkin mandi. Aku memakai pakaian macam muggle. Jujur sebenernya gue rada tomboy jadi jarang pake rok. Pake rok hanya disaat acara-acara penting.

*Pakaian yang dipakai [Y/N] ke Diagon Alley

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pakaian yang dipakai [Y/N] ke Diagon Alley

  Aku dan Mum ber-Apparate ke Diagon Alley. Yups, dad tidak bisa ikut karena sibuk dengan urusan kementrian. 'Mum kita beli apa dulu?' tanyaku bingung.
'emmm. Sebaiknya kita membeli jubah dulu.' kata mum sambil menarikku ke sebuah toko. Saat kami masuk loncengnya berbunyi. Dan seorang wanita datang.
'Oh Hai Mrs. Zeen sudah lama tidak berjumpa. Dimana Mr. Zeen yang otaknya sedikit Koclak itu?' tanya Madam Malkin. Yah aku tidak aneh dengan orang yang membicarakan dad sengklek. Karena aku sebagai keturunannya memiliki sifat itu. Tapi aku juga bisa kalem seperti Mum walaupun jarang.
'Haha sudah lama juga tidak berjumpa Madam. Justin sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dan akhir-akhir ini dia sedikit terlihat normal' kata mum sambil terkekeh. 'Oh lihat ini. Bukankah dia [y/n] kecil? Dia terlihat cantik sekarang. Dan sepertinya kamu memiliki sifat ayahmu itu.' Madam Malkin memandangku dan tertawa.
'Yah, sepertinya dad ingin anaknya menjadi orang yang membuat banyak orang tersenyum.' aku berkata sambil bergaya. Membuat mereka berdua tertawa.

~•~•~••~•~•~••~•~•~••

  Setelah membeli jubah mum pergi untuk membeli pet untukku. Aku pergi ke toko Ollivander's wand untuk membeli wand. 'Oh hai Zeen junior' kata Ollivader. Aku membalasnya dengan senyuman. 'Apa yang kamu butuhkan [y/n]?' tanyanya. 'Mungkin Buterbeer?'. Jawabku yang membuat Mr. Ollivander tertawa. 'Inilah yang kuharapkan dari Justin Junior. Membuat orang-orang disekitarnya tertawa.' Mr. Ollivander memberikan wand dan cukup lama ada wand yang memilihku. 'Wah ini Wand langka Mrs. Zeen ini memiliki kekuatan yang hebat. Pastikan kamu menggunakkannya dengan baik Mrs. Zeen.' kata Mr. Ollivander. Aku tersenyum dan memberikan galleons padanya.

  Saat aku keluar aku menabrak seorang laki-laki berkacamata. 'Oh maafkeun aku tidak sengaja.' kataku sambil berdiri. 'Yah tidak apa-apa. Apa kau tidak apa-apa?' tanyanya. 'tidak apa-apa. Maaf sepertinya aku harus segera menyusul mum. Sampai jumpa.' kataku sambil berlari. Lelaki itu hanya menatapnya.

HARRY POV

  Hmm perempuan yang Unik. Dan bukankah itu pakaian muggle? Apa dia juga sama sepertiku? Batinku

'Harry, cepatlah aku ada urusan lain' kata Hagrid. 'Baiklah' kataku sambil mengikutinya.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang