Year 4 part 1

326 45 0
                                    

Aku duduk digerbong bersama ke tiga sahabatku. 'Ada yang ingin dibeli dari troli' teriak penjual itu. Ron, Harry, dan aku langsung menghampirinya. 'Ada yang ingin dibeli dari troli sayang?' Tanya penjual itu. 'Sepaket Drooble's dan satu permen tongkat akar manis' jawab Ron. 'Setelah dipikir-pikir lagi Drooble saja' lanjutnya. 'Tak apa Ron, aku ingin membeli semua yang ada di troli' kataku pada penjualnya. 'Aku mau dua Pasty labu' kata Cho Chang. 'Maaf nak. Miss Zeen sudah membeli semuanya' jawab penjual itu. Aku memberikan dua pasty labu pada Cho Chang 'Ambil saja Cho untukmu' kataku. 'Terima kasih [y/n]' jawab Cho. 'Tak masalah' kataku lagi. Cho Chang melihat Harry dan tersenyum. 'Buset apa nih? Apa-apaan nih?' jeritku dalam hati. 'Kenapa dia tersenyum padaku?' tanya Harry. 'Mungkin dia menyukaimu' kataku singkat. 'Aku akan membagikan coklat kepada Fred dan George' lanjutku. 'Aku akan menemanimu' kata Harry. 'Tak apa Harry, kau disini saja tolong jaga coklatku. Mungkin hewan buas akan mengambil coklatku' kataku, Harry mengangguk dan Ron menatapku dengan sinis. 'Ape lu berani sama gua lu hah?' tanyaku padanya.

Aku mencari gerbong yang ditempati Fred dan George tapi tidak menemukan mereka berdua bahkan aku juga tidak bisa menemukan Ginny. 'Hei [y/n]. Apa kau baik-baik saja saat pertandingan Quidditch?' tanya Cedric menghentikanku. 'Hai Ced. Aku tak apa. Kau mau coklat?' tanyaku padanya. 'Boleh. Kau mencari siapa?' Ujar Cedric. Aku memberikan beberapa coklat padanya 'Aku mencari si kembar Weasley dan si imut Ginny. Apa kau melihat mereka?' jelasku pada Cedric. 'Tadi aku melihat si kembar Weasley berjalan ke arah sana.' jawabnya sambil mengarahkan tangannya ke arah kanan. 'Baiklah terima kasih Ced. Sampai jumpa' kataku sembari melangkah pergi. Aku membagikan coklatku kepada anak-anak Gryffindor dan juga Draco dan antek-anteknya. Sebenarnya Pansy menolak coklatku tapi dia dipaksa oleh Draco untuk menerimanya. Aku kembali ke gerbongku. Aku menyenderkan kepalaku dibahu Harry. Harry terlihat memegang bekas lukanya. 'Apa itu sakit lagi?' tanyaku padanya. 'Aku baik-baik saja' jawab Harry. 'kau tahu Sirius akan ingin mendengar tentang ini. Yang kau lihat di piala dunia dan mimpimu' Jelas Hermione pada Harry. Harry menulis surat untuk Sirius Black.

Kami duduk di Great hall dan seperti biasa Kepsek akan membaca pidatonya. 'Tahun ini, kastil ini bukan hanya rumah kalian, melainkan juga rumah bagi para tamu-tamu yang sangat istimewa. Hogwarts menjadi tuan rumah dari sebuah pertandingan legendaris. Turnamen Triwizard, turnamen ini menyatukan tiga sekolah. Dari setiap sekolah, satu siswa yang dipilih untuk bertanding. Sekarang mari kita sambut nona-nona cantik dari akademi sihir Beauxbatons. Dan kepala sekolah mereka, madam Maxime' kata Dumbledore. Pintu terbuka dan memperlihatkan wanita-wanita cantik dan kepala sekolahnya yang seperti Hagrid. Fred, George, dan Ron melihat ke arah mereka. 'Anjay kalian terpesona' kataku pada mereka bertiga dan mencontohkan bagaimana para wanita itu berjalan. Lagi dan lagi aku mendapat pukulan dari mereka bertiga ditambah Hermione. Iya hanya Harry yang tidak memukulku, aku yakin dia sahabatku. Aku kembali duduk dan mengusap-usap kepalaku, seperti ada yang mengawasiku. Aku melihat ke sekeliling dan melihat Draco yang sedang tertawa terpingkal-pingkal melihatku. Aku menaikan tanganku dan Boom aku mengangkat jari tengahku padanya. Saat para wanita itu berada didepan, semua lelaki bertepuk tangan dengan meriah. Aku naik diatas kursi dan bertepuk tangan dengan keras 'Brilliant' teriaku dan terus bertepuk tangan. Sekali lagi aku dipukul oleh Hermione. Aku langsung duduk terdiam. Harry hanya menggelengkan kepalanya, Tentu saja ada penonton setia yang masih terpingkal-pingkal melihatku siapa lagi kalau bukan si pirang.

'Lalu sekarang teman-teman kita dari utara. Sambutlah, putra-putra kebanggaan Durmstrang dan kepala sekolah mereka, Igor Karkaroff.' lanjut Dumbledore. Para laki-laki itu masuk dengan gagah dan berkepala botak. Mereka melakukan atraksi yang keren. Aku naik lagi ke atas kursi dan berteriak 'Aku padamu Akang botak' teriakku. Semua orang tertawa melihatku. Kecuali Harry dan Draco mereka melihat ke arah akang-akang botak itu dengan sinis. Tentu saja aku mendapatkan pukulan dari ibu negara kita Hermione Granger. 'Itu Krum! Astaga itu dia' kata Ron si penggemar Krum. Dumbledore kembali menjelaskan tentang turnamen Triwizard. Langit-langit Hogwarts tiba-tiba hujan dan seseorang mengembalikannya ke semula. 'Astaga itu Moody si mata gila' kata Seamus. 'Alastor Moody? Auror itu?' tanya Hermione. 'Auror?' tanyaku balik. 'penangkap penyihir hitam. Separuh sel-sel di Azkaban penuh berkat dia. Namun, belakangan ini, seharusnya dia sungguh tidak waras.' Jelas Ron. Mereka menjelaskan bahwa turnamen Triwizard hanya bisa dilakukan oleh umur 17 tahun karena berbahaya. 'That's Rubbish' teriak Fred dan George. 'Shut UuuuUuuuuUuuuPpp' teriak Dumbledore. 'Bernada' kataku terkekeh. Piala itu mengeluarkan api biru. 'The Goblet of Fire. Siapapun yang ingin mengajukan diri untuk turnamen hanya perlu menulis nama mereka di perkamen dan melemparkannya ke api sebelum hari kamis malam. Jangan lakukan tanpa berpikir panjang. Jika terpilih tak akan ada jalan kembali' jelas Dumbledore.

Kami memasuki kelas Alastor Moody. Dia menjelaskan bahwa dia akan mengajar PTIH. 'pertama-tama, siapa yang bisa memberitahuku ada berapa kutukan tak termaafkan?' tanyanya. Aku merasa aneh kenapa kita harus mempelajari ini dan Alastor Moody selalu meminum ramuan aneh. 'Tiga, sir' jawab Hermione. Dia mengamuk karena Seamus menempelkan permen karet dibawah meja. 'Jadi, kutukan mana yang pertama yang akan kita lihat? Weasley!' teriaknya. Ron nampak ketakutan 'Yes' jawab Ron. 'Berdiri. Sebutkan satu kutukan' lanjutnya. Ron berdiri dan menyebutkan kutukan Imperius. Dia menerbangkan laba-laba ke kepala Ron, itu tidak terlihat lucu, bahkan aku saja bisa mati karena ketakutanku. Aku menatap laba-laba itu lalu laba-laba itu terbang ke arah Moody. 'Miss Zeen apa yang kau lakukan!' teriaknya padaku. 'Aku hanya menatap laba-laba itu apa ada yang salah?' jawabku santai. 'Kau menggunakan sihirmu?' tanyanya lagi 'Bahkan aku tidak membawa wandku. Mungkin laba-laba itu ingin dekat denganmu Profesor.' jawabku dengan nada sedikit menekankan kata-kata laba-laba suka padanya. 'Thank [y/n]' kata Ron padaku. 'Kenapa harus berterima kasih padaku? Aku tak melakukan apapun Ron' kataku pada Ron.

'Kutukan lainnya, Longbottom. Berdiri!' katanya pada Neville. 'Ada kutukan Cruciatus' kata Neville. Aku tau itu tidak akan bisa dilupakan oleh Neville. Orang tuanya mati karena kutukan itu. Moody membawa Neville ke depan, dan memantrai laba-laba itu dengan Crucio. Laba-laba itu menjerit kesakitan, Neville terlihat tersiksa karena jeritannya. 'Ku kira sudah cukup profesor Moody yang terhormat. Anda menanyakan pada setiap anak yang memiliki trauma tersendiri!' Teriakku pada Profesor Moody. Tapi dia mengacuhkanku 'Infinite incabtatum' kataku menunjukkan jariku pada laba-laba itu, laba-laba itu berhenti menjerit. 'Kau menggunakan mantra tanpa wandmu?' tanya Moody padaku. 'Tidak aku meminjamnya dari Harry' kataku berbohong. Tidak seperti biasanya anak Slytherin mendiamkanku berbohong mungkin mereka ketakutan melihat laba-laba itu terus menjerit kesakitan.

'Sebutkan kutukan tak termaafkan terakhir Mr. Granger.' katanya pada Hermione. Hermione tampak ragu-ragu menjawab lalu menggelengkan kepalanya. Lalu Moody menunjukkan wandnya pada laba-laba itu dan mengucapkan matra Avada Kedavra. 'Sudah ku bilang hentikan!' Teriakku. Moody yang tadinya berdiri di depan Harry terpental kemudian dia meringis kesakitan. 'Apa yang kau lakukan!' teriak Moody padaku. 'Ku bilang hentikan bodoh! Apa kau tuli!' teriakku lagi menatapnya dengan tajam. Tiba-tiba semua benda tajam yang berada diruang kelas mengarah ke Moody. Semua orang terkejut melihatnya. Harry menggenggam tanganku untuk menyadarkanku. Tiba-tiba aku terjatuh pingsan.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang