The Orde Of Phoenix 1

315 33 2
                                    

Aku bermain dengan Harry di taman dekat rumahnya. Aku duduk di ayunan bersama Harry. '[y/n] kau memotong rambutmu?' tanya Harry padaku. 'Ah iya. Aku juga mewarnainya karena rambutku tiba-tiba memutih, ya walaupun sedikit itu menggangguku' kataku padanya. 'Hei big D, kau menghajar anak umur 10 tahun lagi?' tanya Harry pada sepupunya. 'Dia pantas mendapatkannya' jawab Dudley. 'Lima lawan satu, sangat berani' lanjut Harry. 'Kau juga begitu. Ketakutan dalam tidurmu setiap malam? Paling tidak aku tidak takut bantalku.   Don't Kill Cedric, Don't kill [y/n]. Siapa mereka pacarmu?' jawab Dudley. 'Stupefy' gumamku agar tidak ketahuan dan Dudley terhempas ke belakang. Semua teman-temannya berlari, kecuali Dudley yang terdiam. Tiba-tiba langit menjadi gelap, dan angin berhembus kencang. Kami bertiga berlari menuju terowongan, dan berhenti saat merasa aman. Tiba-tiba Dementor mencekikku dan Harry. 'Dudley Run!' teriak Harry. Tapi sayangnya Dudley tertangkap oleh Dementor. 'Ezpecto Patronum' teriakku dan Harry bersamaan. Para Dementor itu kalah. Aku dan Harry menghampiri Dudley yang pingsan. 'Patronum mu Phoenix?' tanya Harry padaku. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Seorang perempuan datang aku dan Harry langsung menyembunyikan Wand kami. 'Miss Figg' kata Harry aku kebingungan siapa dia. 'Tidak usah menyembunyikan tongkat kalian. Mereka mungkin akan kembali.' kata perempuan itu. Aku pulang diantar oleh Harry dan Miss Figg.

Aku mendapat surat dari kementrian karena menggunakan sihir di dunia Muggle, aku di keluarkan dari Hogwarts. Aku yakin Harry juga mendapatkan surat itu. Pintu kamarku tiba-tiba seperti akan terbuka, aku langsung mengangkat wandku. 'Profesor Moody? Apa yang kau lakukan disini?' tanyaku pada Profesor Moody, sebenarnya ada beberapa orang juga yang ikut bersamanya tapi aku hanya mengenali Profesor Moody. 'Menyelamatkanmu dan Harry tentunya.' jawabnya aku tidak bertanya lagi dan langsung ikut menuju rumah Harry. Mereka melakukan hal yang sama pada Harry. Kami keluar bersama dari rumah Harry. 'Tapi kemana kita akan pergi? Surat itu bilang aku dan [y/n] di keluarkan' kata Harry. 'Tidak, belum tentu. Kingsley, kau yang memimpin' ucap Profesor Moody. Kemudian lelaki ber peci yang bernama Kingsley itu menjelaskan pada kami, bahwa Dumbledore menangguhkan hukuman kami dan menunggu persidangan. 'Persidangan?' tanyaku dan Harry bersamaan. 'Tenang saja. Kita akan menjelaskan semuanya ketika kita kembali ke markas.' ucap seorang wanita dia sangat cantik. 'jangan disini, Nymphadora' ucap Profesor Snape pada wanita itu. 'Don't call me Nymphadora' ucap wanita itu dan rambutnya berubah warna. 'Hebat' kataku dalam hati. Mereka memegang sapu terbang masing-masing. Kami kemudian terbang, kami tiba disebuah bangunan besar. Profesor Moody mengetuk-ngetukan sapunya dan bangunan itu terbelah menjadi dua. Aku dan Harry masuk ke sebuah ruangan. Dan melihat Sirius, Profesor Lupin dan juga Mrs. Weasley. Aunty Molly memelukku dan Harry bersamaan. Saat aku dan Harry akan bertanya, Aunty Molly menyuruhku dan Harry untuk pergi ke ruang makan. Aku dan Harry masuk ke dalam kamar dan seseorang langsung memelukku dan Harry. Ternyata itu Hermione, dan tentunya ada si Mamang ganteng kalem yang tak pernah kalah ada bacot siapa lagi kalau bukan Ronald Weasley. Mereka berdua mengatakan bahwa ini markah Orde Phoenix. Saat Harry mengobrol dengan mereka berdua, kemudian dua orang tiba-tiba datang. 'Kampretlu, berdosa benget ngagetin orang' kataku pada si kembar Weasley mereka hanya tertawa. 'Kau memotong rambutmu? Dan mewarnainya?' tanya si kembar padaku. 'Ah iya aku memotongnya' kataku singkat. Saat aunty Molly menyuruh kami untuk pergi makan. Aku, Fred dan George mengagetkan Aunty Molly. 'hanya karena kalian boleh menggunakan sihir sekarang bukan berarti kalian bisa menggunakannya setiap saat' teriak Aunty Molly. Aku, Fred dan George tertawa dan langsung pergi ke dapur. 'Oh [y/n] dia memang seperti anakku. Tapi kenapa dia harus memiliki sifat seperti Fred, dan George.' katanya lagi. 'Harry, [y/n]. Maafkan [y/n] Molly. Aku yakin dia membuat masalah lagi' kata Sirius. Aku dan Harry berlari dan memeluknya.

Mereka memberikan Harry sebuah koran. Dan itu berita tentangnya. 'Fudge menggunakan seluruh kekuasaannya, termasuk pengaruhnya di Daily Prophet untuk menyingkirkan orang yang percaya pangeran kegelapan bangkit kembali' jelas Sirius. 'Kurasa dia ingin membangun pasukannya kembali' lanjut Sirius. Sirius terus menjelaskan tentang Voldemort padaku dan Harry tapi Aunty Molly memotong ucapan Sirius 'Tidak. Itu sudah cukup. Mereka berdua masih kecil. Kalau bicara lebih, kau mungkin akan memasukan mereka menjadi anggota Orde' ucap Aunty Molly. 'Bagus. Aku ingin bergabung. Jika Voldemort membentuk pasukan, aku ingin melawannya.' jawab Harry aku mengangguk menandakan bahwa aku setuju dengannya. Aku, Harry dan Uncle Art pergi ke departemen misteri untuk menghadiri sidangku dan Harry. Aku dan Harry dilepaskan dari segala tuduhan karena bantuan Dumbledore. Saat aku dan Harry akan pergi ke peron 9¾, seekor grim mengikutiku dan Harry aku yakin itu Sirius. Grim itu masuk ke dalam sebuah ruangan dan berubah menjadi Sirius. Sirius memberikan sebuah foto padaku dan Harry. 'anggota awal Orde Phoenix. Frank dan Allice Longbottom orang tua Neville, mereka mengalami penderitaan yang lebih parah dari kematian. 14 tahun berlalu tak seharipun aku tak merindukan James.' Jelas Sirius. 'Apa akan terjadi perang?' tanyaku polos. Sirius mengangguk 'Rasanya seperti yang pernah terjadi sebelumnya.' jawab Sirius.

Aku berjalan dengan ketiga sahabatku. 'Aku terkejut kementrian tetap mengijinkanmu bebas berkeliaran. Nikmati saja selagi bisa. kurasa sudah tersedia penjara dengan namamu di Azkaban' kata Draco pada Harry. Harry ingin memukul Draco tapi aku menahannya. 'Kau tau Draco. Jika Harry masuk Azkaban hanya karena menyelamatkanku dan dirinya dari dementor. Maka seharusnya aku yang lebih parah karena menyakiti seorang Muggle' kataku pada Draco. Draco langsung diam dan merasa bersalah 'Maaf' gumamnya. 'Tak apa, aku tak sakit hati dengan ucapanmu. Sepertinya kau harus meminta maaf pada Harry' ucapku. Dia awalnya menolak dan akhirnya luluh, walaupun ucapan maafnya sedikit tidak tulus. Aku dan ketiga sahabatku bersama Neville melihat kebelakang dan melihat ke arah keretanya Harry terkejut karena bisa melihat hewan yang tidak bisa dilihat orang lain. 'Itu hewan yang hanya bisa dilihat ketika kau melihat kematian seseorang Harry.' kataku pada Harry. 'Tapi aku tak pernah melihat kematian seseorang' jawab Harry. 'Karena seharusnya Cedric mati. Dan aku menyelamatkannya dari kematian' kataku pada Harry. Dia tahu bahwa aku terkena mantra kutukan itu tapi aku tidak apa-apa.

Aku menaiki kereta dan melihat Luna disana 'Hai Luna. Waw kau terlihat semakin cantik.' sapaku pada Luna. 'Hei [y/n], kau juga sama' sapanya balik. Harry, Ron, Hermione dan Neville melihat ke arahku. 'Ah.. kenalkan dia Luna Lovegood. Dia juga bisa melihat hewan itu Harry. Awalnya aku juga terkejut sepertimu, dan Luna menjelaskan semuanya padaku' kataku. 'Apa itu kalung jimat pengusir Nargle?' tanyaku pada Luna. 'Iya, ini jimat yang pernah ku katakan padamu. Hungry. Aku harap disana ada pudding' katanya. Ketiga sahabatku dan Neville tampak ketakutan karena tingkah aneh Luna. Pada awalnya juga aku merasa takut, tapi dia anak yang baik. Kami duduk di Great hall seperti biasa untuk mendengarkan pidato dari Dumbledore. Dia menjelaskan Profesor Grubbly Plank kembali, dan menggantikan sementara Hagrid. Dan ada satu Profesor yang memakai pakaian serba pink dia akan mengajar PTIH. 'Apa aku akan terlihat seperti itu jika memakai pakaian seperti itu Harry?' tanyaku pada Harry. 'Mungkin' jawab Harry tertawa.

Saat aku dan Harry masuk ke dalam asrama semua orang sedang sedang berada diruang rekreasi. Mereka sedang membaca Daily Prophet. 'Dean, Seamus. Liburan yang menyenangkan?' sapaku pada mereka. 'Lumayan. lebih baik dari Seamus' jawab Dean. 'Mengapa?' tanya Harry. Seamus langsung berdiri dan menghampiriku dan Harry 'Ibuku tam mengijinkanku kembali tahun ini' kata Seamus. 'Mengapa tidak?' tanyaku dan Harry bersamaan. 'Coba tebak. Karena kalian berdua, Daily Prophet telah banyak berbicara tentang kalian dan Dumbledore. Dan yang terparah adalah kau [y/n], kau berpura-pura terluka bukan? Dan berpura-pura menyelamatkan Cedric karena kau ingin terlihat keren dengan kekuatanmu.' kata Seamus. Aku melakukan hal sama seperti pada Moody palsu dulu, semua benda tajam mengarah pada Seamus. Tapi kemudian semua benda tajam itu terjatuh, dan aku mulai menangis. Harry mencoba menenangkanku lalu datang Hermione dan Ron. Semua anak yang berada diruang rekreasi terkejut karena aku bisa saja melukai Seamus tapi tak kulakukan. Hermione membawaku ke kamar 'Kau tak apa?' tanya Hermione padaku. Aku mengangguk lalu berdiri ingin pergi. 'Mau kemana?' tanya Hermione padaku. 'Menenangkan diri.' kataku pada Hermione.

Aku pergi ke menara astronomi malam-malam, tidak ada seorangpun disini. Aku mengeluarkan sayapku dan melukai sayapku sendiri. 'Aku membencinya' kataku sembari menusuk-nusuk sayapku hingga berdarah. Kemudian Draco datang dan terlihat terkejut melihatku yang sedang melukai diriku. Draco lari menghampiriku dan membuang pisau dari tanganku jauh-jauh. Dia memelukku untuk menenangkanku. Saat aku sudah merasa tenang Draco bertanya padaku 'Apa kau baik-baik saja?' tanya Draco. 'Tidak. Aku tidak baik-baik saja. Ini sangat menyakitkan. Aku merasa sangat sakit didalam hatiku. Seperti ada jarum yang mengukir dihatiku. Bagaimana ini?' kataku sambil menangis. Draco memelukku lagi 'Siapa yang menyakitimu?' tanyanya padaku. 'Seamus mengatakan bahwa diriku hanya berpura-pura terluka dan berpura-pura menyelamatkan Cedric hanya karena aku ingin terlihat keren' kataku padanya. 'Berani-beraninya dia mengatakan seperti itu!' teriak Draco. Aku tahu dia akan segera menemui Seamus dan menghajarnya. 'Jangan Drake' kataku pada Draco. 'Spungen? Apa aku terlihat menakutkan? Apa aku terlihat sok keren dimatamu?' tanyaku pada Draco dan menyandarkan kepalaku dibahunya. 'Tidak kau tidak menakutkan. Kau baik, cantik. Menurutku hanya mereka yang iri yang melihatmu sok keren.' Jawab Draco. Aku merasa tenang saat berada disamping Draco, dia tahu cara menghiburku, dan selalu ada disaat aku membutuhkan sandaran.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang