10

569 81 0
                                    

Musim salju tiba. Aku akan terserang flu pada awal musim, tenang saja Mum sudah mengirimkanku obat. Aku dan Hermione berjalan menghampiri Ron dan Harry yang sedang bermain catur sihir. 'Ratu ke E-5' kata Ron. Ratu itu maju dan memukul catur putih milik Harry. 'Sungguh Bar-bar sekali mang' kataku. 'Ini catur penyihir. Sepertinya kau sudah berkemas.' kata Ron. 'Sepertinya kau belum.' jawab Hermione. Ron menjelaskan bahwa dia tidak akan pulang karena orang tuanya pergi ke Romania untuk mengunjungi kakaknya. 'Bagus. Kau dan [y/n] bisa membantu Harry. Ia akan mencari informasi di perpustakaan tentang Nicholas.' kata Hermione. 'Kita sudah mencari ratusan kali.' jelas Ron. 'Tapi bukan di seksi terlarang. Selamat Natal [y/n], Harry, and Ron.' Hermione berkata sambil memeluk kita bertiga dan pergi.

'Well, [y/n] kenapa kau tidak pergi?' tanya Ron padaku. 'Aku tidak diizinkan untuk pulang oleh Mum. Karena kondisiku, dia menyuruhku pergi ke hospital wing.' jawabku sembari menggosok hidungku. 'well, hidungmu sangat merah. Itu terlihat konyol.' kata Ron sambil terkekeh. Aku hanya memutar bola mataku.

Harry Pov

'Harry wake up, Come on Harry wake up.' seseorang membangunkanku. Aku bangun dan memakai kacamataku. Aku berlari menuju ruang rekreasi, dan kulihat Ron dan [y/n] sedang memegang beberapa kado. 'Selamat Natal Harry.' kata Ron 'Selamat natal juga Ron, [y/n]' jawabnya. 'Waw lihatlah hadiah yang diterima [y/n] sangat banyak. Edmund Pevensive? Number Fiv..?' Ron melihat kado dan langsung direbut [y/n]. Aku lihat [y/n] sedikit berkaca-kaca melihat hadiah dari Number Five. Aku ingat itu temannya yang menghilang bukan? Kenapa bisa dia kembali.

Harry pov end

Aku merebut kado Five dari Ron. Ron sedikit terkejut karena aku. Aku membukannya, isinya dres berwarna hitam dan putih. Dan aku melihat sebuah kertas lalu aku membacanya.

For : [y/n] Aeera Zeen

Hei! Sudah lama tidak bertemu. Maaf dulu aku tidak mendengarkanmu. Aku tidak pergi meninggalkan kalian. Aku tersesat dan sulit kembali. Akan ku jelaskan lebih rinci nanti saat kau liburan. Aku menemukan Manekin yang mirip denganmu, aku membawanya bersamaku saat disana. Aku akan berada disana malam nanti. Aku akan menggunakan kekuatanku haha.

Aku merindukanmu Aeera.

From : Number Five no Number Six

Aku memeluk surat itu, aku juga rindu padanya. Harry dan Ron tampak bingung. 'Oh maaf Ron, ini hadiah dari temanku yang hilang dan tidak bertemu 5 tahun jadi aku semangat untuk membukanya. Dan akan ku kenalkan pada kalian, nanti malam dia akan kesini menggunakan kekuatannya.' kataku bersemangat. 'Apa? Kekuatan apa? Apakah dia penyihir?.' tanya Ron. Aku menggelengkan kepala 'Lihat saja nanti. Dan jangan sampai pingsan Ron.' kataku terkekeh. Aku memberikan hadiah yang diberikan Mun dan Dad untuk Ron, Hermione, Harry, dan Malfoy. Entahlah kenapa Mum harus memberi hadiah pada anak pirang itu. Mum dan Dad memberi hadiah jas untuk Harry dan Ron. Mereka terlihat tampan. 'Hei, Harry ada hadiah lagi untukmu.' kataku menunjuk hadiah itu. Harry membukannya dan isinya seperti jubah, Harry menggunakannya dan waw hanya kepala Harry yang terlihat. 'Benda ini sungguh langka. Siapa yang memberikannya?' tanya Ron pada Harry. 'Tidah diberi nama. Surat ini hanya bilang, gunakan dengan baik.' jawab Harry. Kemudian kami semua saling melihat. 'Kalian berdua tau apa yang ku pikirkan?' tanyaku pada mereka berdua. Mereka mengangguk dan tersenyum.
  
Kami memasuki perpustakaan menggunakan jubah Harry. Kami mencari buku yang dibutuhkan. Harry membuka datu buku, dan buku itu memili wajah dan berteriak. Aku membungkam mulutku agar tidak berteriak karena takut. Harry menutupnya kembali. Harry yang melihatku ketakutan kemudian memegang tanganku. 'Siapa disana? Aku tahu kau berada disana. Kau tak bisa bersembunyi.' seseorang berteriak. Aku dan Harry terkejut, Harry menarik tanganku. Lalu kita memakai jubahnya kembali. Aku dan Harry sedikit berlari menggunakan jubah itu. Lalu kita terkejut karena ada Profesor Snape. Aku membungkam mulutku. 'Kau tak ingin aku jadi musuhmu, Quirrell.' tanya Profesor Snape. 'Aku tak tahu apa yang kau ucapkan.' jawab Profesor Quirrell. Kami melewati mereka berdua. Lalu Profesor Snape melihat ke arah kami. Aku memegang tangan Harry dengan erat karena takut. Profesor mencoba menggapai jubahnya tapi dia tidak mendapatkan apa-apa. Kami langsung pergi meninggalkannya.

Kami memasuki sebuah ruangan. Harry berjalan dan terdiam melihat cermin. Harry melihat ke arah cermin lalu menengok kebelakang. 'apa yang dilakukannya.' kataku dalam hati. Harry kembali menatap cermin dan sedikit tersenyum 'Mum? Dad?' tanya Harry ke cermin itu. Lalu memegang Cermin itu. Harry menepuk pundaknya sendiri. 'Harry, apa kau baik-baik saja? Apa yang kau lihat?' tanyaku pada Harry. 'Aku melihat ibu dan ayahku. cobalah apa yang kau lihat.' jawabnya. Aku menatap cermin itu tapi aneh kenapa aku melihat Profesor Quirrell dan memiliki wajah dua. 'Harry, yang kulihat cukup menyeramkan.' kataku menghampiri Harry dan menangis dalam pelukannya. 'Apa yang kau lihat? Kenapa kau menangis [y/n].' tanya Harry. 'Aku ingin pergi dari sini. Aku tidak mau disini.' kataku sambil terus menangis. 'Baiklah, pegang tanganku.' jawab Harry lalu menggenggam tanganku. Kami kembali ke asrama. Ron berada diruang rekreasi, dan sedikit terkejut karena melihatku menangis. 'Hei kenapa dia Harry?' tanya Ron. Harry hanya menggelengkan kepala. Harry mengajakku untuk duduk disofa. Aku menceritakkan pada Harry dan Ron semua yang aku lihat dicermin itu. Harry dan Ron menghiburku. 'Mungkin cermin itu rusak.' kata Harry menenangkan diriku. Aku hanya tersenyum.

Dress pemberian Five

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dress pemberian Five

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang