Year two part 3

417 61 2
                                    

Harry, Ron dan Hermione sudah pergi ke kelas PTIH, aku kembali ke asrama karena melupakan bukuku. Aku segera pergi kekelas PTIH, Aku membuka pintu dan langsung bernyanyi.

[y/n] : I was a girl in the village doing alright
Then I became a princess overnight
Now I gotta figure out how to do it right
So much to learn and see
Up in the castle with my new family
In a school that's just for royalty
A whole enchanted world is waiting for me
I'm so excited to be..
Fred, George : Sofia the first
[y/n] : I'm finding out what being royal's all about
Fred, George : Sofia the first
[y/n] : makin' my way it's on adventure every day
Fred, George : Sofia
[y/n] : it's gonna be my time
Fred, George : Sofia
[y/n], Fred, George : to show them all that I'm Sofia the first

Semua orang yang berada dikelas bertepuk tangan kecuali murid asrama Slytherin. Mereka hanya memandangku dengan jijik, apalagi si Pansy yang selalu menempel pada Draco. Aku berjalan menghampiri Hermione dan duduk disampingnya. 'apa yang kau lakukan [y/n] apa kau gila? Untung saja Profesor belum datang.' katanya sedikit ngegas. 'Tenang Mione, kau tidak perlu khawatir.' jawabku sambil tersenyum. Hermione hanya memutar bola matanya dan mendengus kesal. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk ke kelas 'Kenalkan aku guru baru yang akan mengajar PTIH. Saya Glideroy Lockhart, angkatan Merlin, kelas tiga anggota kehormatan liga "pertahan ilmu hitam"  dan pemenang lima kali.' katanya. Aku merasa sedikit pusing. 'Hei [y/n] kau tak apa?' tanya Harry. Aku mendapat penglihatan bahwa profesor itu seorang pembohong dan meng-Obliviate semua orang, dan membuat mereka percaya bahwa dia seorang yang hebat. 'Harry, dia berbohong tentang ceritanya. Dia Meng-Obliviate orang-orang dan membuat mereka percaya bahwa dia orang hebat.' bisikku pada Harry. 'Sekarang tugasku adalah menyiapkan kalian menghadapi mahkluk jagat di dunia sihir. Kalian mungkin akan takut berada diruangan ini kalau tidak ada saya disini.' Profesor itu membuka kain yang menutupi sangkar itu yang terdapat banyak sekali Cornish Pixes. Seamus dan yang lainnya tertawa, mungkin mereka tidak tahu bahwa mahkluk kecil itu bisa menghancurkan ruang kelas. 'Maaf profesor tapi sepertinya kau akan menghancurkan ruangan ini jika kau mengeluarkan mereka.' ucapku. Semua murid terdiam. 'Tidak mungkin Miss Zeen. Ada aku disini yang akan mencegah itu terjadi.' jawabnya. Aku hanya memutar bola mataku dan mendengus kesal. Profesor membuka sangkarnya, dan para Pixies berterbangan kesana kemari. Neville diangkat oleh Pixes itu keatas dan menggantungkannya dilampu. Semua murid berlarian kesana kemari, Draco dan yang lainnya lari keluar. Aku hanya duduk diam dikursi, aku tau ini semua akan terjadi. Satu Pixes menarik-narik rambutku. 'Confringo' ucapku dan seketika Pixes itu meledak. 'Peskipiksi Pesternomi' ucap profesor Lockhart. Tapi sayangnya wand yang dia gunakan diambil Pixes. Ruangan kelas semakin berantakkan, Profesor Lockhart pergi berlari keluar. 'Immobilus' ucapku, seketika Pixes tidak bisa bergerak. 'Kenapa selalu aku' kata Neville yang masih menggantung dilampu.

Aku berjalan bersama tim Quidditch untuk berlatih. 'Selama musim panas aku mengatur strategi baru untuk Quidditch. Kita akan berlatih lebih awal, lebih keras, dan lebih lama.' Ucap Oliver. 'Baiklah Ollie, seperti yang ku kira kau terobsesi pada Quidditch. Apa kau akan menikah dengan Quidditch.' kataku pada Oliver. 'Entahlah mungkin bisa jadi aku akan menikah denganmu [y/n].' jawabnya santai. 'Ih Gak mau. Gak suka Gelayy.' kataku sambil menjauh dari Oliver. Harry hanya terkekeh melihat kelakuanku. Harry harus banyak bersabar memiliki teman sepertiku. Kami berjalan menuju ke lapangan, entah kenapa ada tim Slytherin. Oliver sedikit berdebat dengan para anak ular. Oliver membaca surat yang diberikan anak Slytherin. Ron dan Hermione menghampiri kami. 'Kalian punya Seeker baru? Siapa dia?' tanya Oliver. Kemudian Draco maju dengan senyuman khasnya yang membuat orang yang melihatnya serasa ingin berbaku hantam dengannya. 'Malfoy?' tanya Harry. 'Benar, bukan cuma itu ini baru keluar tahun ini.' jawab Draco sembari menunjukkan Nimbus 2001nya. 'Dih songong. Kau pikir hanya kau yang punya? Aku juga memilikinya.' kataku menunjukan Nimbus 2001 yang diberikan Dad untuk hadiah karena aku masuk tim Quidditch. 'Karen kau seorang Pureblood dan keluargamu dipandang. Lihatlah Weasley! dia tidak akan bisa membelinya.' jawab Draco. 'Jika Ron atau siapapun temanku tidak bisa membelinya, maka aku yang akan membelikannya.' kataku pada Draco. 'bisa-bisanya aing ngomong gitu. Mana tabungan menipis, semoga saja cukup untuk membelikan ketiga sahabatku Nimbus.' kataku dalam hati. 'Benarkah? Seharusnya kau bergabung dengan kami. Agar kau tidak memiliki beban.' jawabnya lagi. 'Sepertinya dirimu saja yang menjadi beban Drake.' jawabku dengan ketus. '[y/n] tidak sepertimu Malfoy. Dia orang yang baik.' kata Hermione membelaku. 'Tidak ada yang meminta pendapatmu Filthy Mudblood.' kata Malfoy ke Hermione. Aku ingin maju dan berbaku hantam dengan Malfoy, tapi Harry menahanku. 'Kamu harus bayar, Malfoy. Eats Slug!' kata Ron sambil mengambil wandnya. Ternyata mantra itu malah berbalik kepadanya. Ron terjungkal, kami menghampirinya, Ron bangun dan memuntahkan Bekicot. 'Bawa dia pada Hagrid Hermione. Dan bantu Hermione Harry. Aku masih ada urusan dengannya.' kataku pada mereka. Mereka mengangguk dan menuju ke pondok Hagrid.

Aku menatap tajam kearah Malfoy, ini sudah keterlaluan dia memanggil sahabatku dengan kata-kata kasar. 'Kadieu siah mun wani, Aing teu sieun anying. Sia teu apal aing nu boga garut yeuh.' teriakku pada Draco. Mereka semua hanya menatapku aneh. Bisa-bisanya aku mengeluarkan bahasa Sunda disaat begini. 'Aku akan bersabar kali ini Drake tapi tidak lain kali. Dan akan ku pastikan kakimu patah.' kataku sambil pergi menyusul Ron. Kami berada di Pondok Hagrid. Hagrid memberikan ember besar pada Ron. 'nggak bisa apa-apa kecuali tunggu sampai selesai' kata Hagrid. 'Ron mencoba memantrai siapa?' tanya Hagrid. 'Malfoy. Dia memanggil Hermione dengan sebutan Mudblood. Aku tidak tau apa maksudnya.' jelas Harry pada Hagrid. Hermione menjelaskannya dan mulai menangis. Aku menghampirinya untuk menenangkannya dan bernyanyi.

Baby, you are strong. You are wise.
You are worth beyond a thousand reasons why.
And you can't be perfect, baby.
Cause Nobody perfect, darling.
But no, no, no, no there's nobody in the world like you.

Hermione memelukku, Harry, Hagrid, dan Ron hanya tersenyum. 'Aku pikir kalian beruntung memiliki sahabat seperti [y/n] dia sangat mengerti apa yang harus dilakukan pada kalian.' kata Hagrid. Harry, Ron dan Hermione mengangguk mengiyakan. 'Aku juga beruntung memiliki sahabat seperti kalian, walaupun Ron selalu menyebalkan tetapi aku tetap merasa beruntung.' kataku pada mereka.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang