The Orde Of Phoenix 3

240 31 0
                                    

Aku dan Harry tak menyangka banyak orang yang mengikuti pelajaranku dan Harry. 'Baik. Pertana, kita butuh tempat untuk latihan di mana Umbridge tak akan tahu' kata Harry. 'Di Shrieking Shack?' tanya Ginny. 'Terlalu kecil' jawab Harry. 'Di hutan terlarang?' tanya Hermione. 'Kurasa tidak mungkin' jawab Harry lagi. 'Harry bagaimana jika Umbridge mengetahui hal ini?' tanya Ginny lagi. 'Siapa yang peduli? Maksudku ini cukup menyenangkan bukan? Melanggar peraturan?' tanya Hermione. 'Lihatlah Harry! Dia selalu memarahiku ketika melawan Umbridge. Bahkan dia tahu bagaimana rasanya melihat Umbridge tak berkutik' kataku pada Harry. 'Kau memang ahlinya' kata Ron. Neville menemukan kamar kebutuhan dan kami memakainya untuk pertemuan Dumbledore Army.

Harry menjelaskan tentang mantra pelucut senjata. 'Come on Nigel. Kau bisa menyerang [y/n]' kata Harry. 'Stupefy' ucap Nigel, aku terpental. Sekarang giliran Ron dan Hermione. 'Kau bertaruh berapa Sickle' tanya Fred dan George padaku '15 Sickle' kataku pada mereka. Ron terpental karena mantra Hermione. 'Aku membiarka dia melakukannya. Begitu seharusnya, bukan?' kata Ron pada si kembar Weasley. 'Tadi benar-benar ku sengaja' lanjutnya. 'Bacot' kataku pada Ron dan memberikan 15 Sickle pada si kembar Weasley. 'Sekarang lihatlah bagaiman cara [y/n] melindungi kami' kata Hermione. Aku membaca mantra dan memegang bahu Neville dan Nigel. Cahaya dalam tubuhku terbagi kepada mereka berdua. Hermione mencoba menyerang kami bertiga dan tidak mempan. 'Waw itu sangat luar biasa' kata mereka semua. Umbridge memberi tahukan jika ada yang berminat untuk menjadi tim penyidik untuk tambahan ilmu. Aku sedang berada di lorong dan melihat betapa banyaknya pengumuman. 'Kau akan mendaftar jadi tim penyidik [y/n]?' tanya Draco tiba-tiba muncul. 'Tidak, aku sedang sibuk untuk ujian nanti' kataku berbohong padanya. Dia mengangkat alisnya 'Aku akan membantumu belajar. Aku tau kau cukup bodoh untuk belajar sendiri' katanya padaku. 'Ah.. aku berlatih sendri saja' jawabku lagi. 'Tidak ada penolakan' katanya lagi.

Kami terus berlatih dan diajarkan oleh Harry. Aku tak sehebat Harry dalam ilmu pertahanan. Ginny berhasil menggunakan mantra Reducto. 'Jadi, pelajarannya cukup sekian. Kita tak ada pertemuan lagi sampai selesai liburan' jelas Harry. Sebenarnya saat di adakan pertemuan Dumbledore Army Harry mulai dekat dengan Cho. 'Sampai jumpa di ruang rekreasi Brother' kataku lalu menarik Ron dan Hermione. 'Jadi bagaiman tadi?' tanyaku pada Harry. 'Sedikit basah. Maksudku dia sedikit menangis' Jawab Harry gugup. 'Aku yakin ciuman Harry lebih dari memuaskan' kata Hermione aku terbahak-bahak. kami pun tertawa bersama. 'Ah aku harus ke perpustakaan' kataku pada mereka. 'Kenapa harus malam-malam?' tanya Hermione padaku. 'Aku meninggalkan catatanku disana' kataku bohong. Aku pergi ke perpustakaan untuk belajar bersama Draco. 'Kau memang bodoh! Bagaimana kau tidak mengetahui materi ini' katanya padaku. 'Aku lelah, aku ingin tidur. Hanya sebentar aku janji' kataku padanya. Awalnya Draco tidak memperbolehkanku tapi akhirnya dia mengijinkanku untuk tertidur. '[y/n] bangun sudah jam 12 malam sebaiknya kau tidur di kamarmu' kata Draco membangunkanku. Aku terbangun dan terkejut melihat jam aku benar-benar ketiduran. Draco mengantarkanku ke depan pintu asrama lalu mencium bibirku singkat. Aku terkejut, pipiku memanas. Aku langsung masuk ke dalam kamar dan tidur.

Saat libur natal aku pulang ke rumahku, karena Harry, Hermione, dan Ron juga pulang. Aku menghabiskan waktuku untuk bermain game. Sejak aku menolong Cedric aku sering merasakan jantungku sakit, bahkan aku sekarang sering pingsan. Draco datang ke rumahku dan membawakan sebuah kado dari Aunty dan Uncle Malfoy. Aku juga memberi Draco hadiah. Aku dan Draco berlomba lari dan aku yang memenangkannya. 'Aku menang, kau kalah' kataku sembari menjulurkan lidahku mengejek Draco. Draco hanya tertawa melihat tingkahku. Dia menghampiriku dan memelukku 'Kau selalu membuatku bahagia [y/n]' Katanua tepat di telingaku.

Saat aku kembali ke Hogwarts, Hermione menyusulku dan Harry dia mengatakan bahwa Hagrid kembali. Kami berempat berlari menuju pondok Hagrid. Aku melihat Hagrid dan Umbridge sedang berbicara. Aku dan Ron ditarik oleh Hermione. Saat Umbridge pergi aku dan ketiga sahabatku masuk. 'ini rahasia besar ok. Dumbledore menyuruhku untuk berdiskusi dengan raksasa. Dan bukan aku saja yang menginginkan mereka bergabung tapi para Death Eatters juga.' Jelas Hagrid. 'Dan mereka melakukan itu padamu?' tanyaku melihat wajahnya penuh luka. 'Tidak sepenuhnya' jawabnya lagi. Aku menghampirinya dan menggunakan mantra penyembuhku. 'Thanks' kata Hagrid padaku. 'Bukan masalah' jawabku.

Saat kami berjalan di Great Hall seseorang memanggil Harry kami berempat melihat ke belakang ternyata Seamus. Dia meminta maaf pada Harry. 'Kau seharusnya meminta maaf pada [y/n]' kata Harry tegas. 'Sudahlah Harry. Aku sudah memaafkannya sebelum dia meminta maaf' kataku menarik tangan Harry. Saat aku memasuki ruang kebutuhan bersama Harry, kami berdua melihat Neville sedang menatap foto kedua orang tuanya. Aku dan Harry menenangkan Neville. Tiba-tiba jantungku terasa sakit lagi dan pingsan. Aku terbangun dan semua melihatku khawatir. 'Kau tak apa-apa?' tanya Hermione padaku. 'Tidak hanya sedikit sakit' jawabku padanya. Saat kami sedang berlatih tiba-tiba pintu itu hancur. Dan memperlihatkan Umbridge bersama tim penyidiknya. 'Run!' teriakku pada mereka. Semua orang lari hanya aku dan Harry yang diam. Aku tahu aku harus melindungi mereka. Draco menatapku, sepertinya dia cukup kaget karena melihatku berada disini. Harry dibawa oleh Percy kakaknya Ron, entah kenapa sifatnya beda dengan saudara-saudara lainnya. Sedangkan aku dibawa oleh Draco. 'Kenapa kau bergabung dengan si Potter itu?' Bisiknya padaku. 'Karena dia sahabatku' jawabku. 'Kau bodoh bagaimana jika kau dikeluarkan?' katanya lagi. Kami semua dihukum menulis beberapa perkamen menggunakan pena yang diberikan Umbridge dulu. Kami keluar dari ruangan itu dan melihat Cho Chang sedang menunggu kami diluar. Semua orang mengacuhkannya, aku berjalan di belakang Harry. 'Harry' kata Cho pada Harry, tapi Harry mengacuhkannya. Chobterlihat sedih, aku menepuk bahu Cho dan pergi. Aku tahu semua orang kecewa pada Cho dan menganggap Cho penghianat tapi dia dipaksa dan tak tau harus berbuat apa.

'Kau sudah melakukan semampumu, tapi tak ada yang menang melawan nenek tua itu. Bahkan Dumbledore tak menyadarinya.' kata Ron pada Harry. 'Harry, jika ada kesalahan, itu salah kami' kata Hermione. 'Ya, kami menyuruhmu melakukan ini' Timpal Ron. 'Ya tapi aku setuju. Aku berusaha keras untuk membantu, tapi yang ku lakukan hanya membuatnya lebih buruk. aku tak mau bermain lagi, ini hanya membuat kalian tambah peduli, dan semakin Khawatir. Maka sebaiknya aku lakukan sendiri' kata Harry. Kemudian Hagrid muncul dan membawa kami ke hutan. 'Hagrid, mengapa tak kau jelaskan saja pada kami' tanya Harry. Kami berhenti dan melihat para Centaur. 'Aku tak pernah melihat para Centaur begitu marah' kata Hagrid. 'Aku pernah melihat mereka marah dan bertarung' timpalku. 'Dimana?' tanya Hagrid. 'Di Narnia' jawabku singkat. Mereka hanya memutar bola matanya mereka mengira aku bohong. Hagrid menjelaskan semuanya dan kemudian raksasa muncul. 'Grawpy. Si bawah sini dasar bodoh' kata Hagrid pada raksasa itu. Ternyata raksasa itu adalah saudara Hagrid. Raksasa itu kemudian mengangkat Hermione dan aku. Aku dan Hermione berteriak. 'Grawp turunkan aku sekarang!' teriak Hermione pada Grawpy, dia langsung menurunkan Hermione dan wajahnya terlihat sedih mungkin karena Hermione berteriak padanya. 'Oh.. emm... Hei Grawp. Bisakah kau menurunkanku? Aku sebenarnyabtakut pada ketinggian' kataku lembut pada Grawp. Dia tersenyum dan langsung menurunkanku. Hagrid meminta kami untuk merawat Grawp.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang