15 "Persiapan"

2.1K 103 0
                                    

Gavin akhirnya bisa menghela napas. Sudah lima hari berlalu setelah kejadian ia mabuk dan Devira yang pulang sendirian. Pekerjaannya lima hari ini yang membuat pusing sudah cukup teratasi. Hari ini rencananya keluarga Gavin akan datang ke Bandung. Pertemuan Keluarga untuk membicarakan persiapan pernikahan.

Gavin sudah berdiri duduk di atas kap mobil. Menunggu mama dan papa nya keluar dari rumah. Hampir lima menit ia menunggu, akhirnya papa Hari keluar dari dalam rumah dengan setelan jas rapi diikuti mama Miranda.

"Mama gak sabar liat kamu nikah terus punya anak" ucap Mama Miranda sambil tersenyum lebar ke arah Gavin. Lalu membuka pintu belakang mobil dan masuk. Papa Hari masuk di sebelahnya.

Gavin masuk kedalam mobil di kursi depan dan Hilman masuk dan duduk di kursi pengemudi.

***

Dalam waktu 4 jam Gavin dan keluarga sampai di rumah Devira. Devira yang pertama kali menyambut mereka, lalu diikuti Bunda dan Ayah Devira.

Mereka semua duduk berhadapan di ruang tamu rumah Devira.

"Pak, Saya dari keluarga Pradipto ingin menyampaikan niat baik kami untuk meminang putri satu-satunya Bapak untuk Putra Kami Gavin Ravindra. Kami mohon maaf karena kami baru datang hari ini, mungkin ini terkesan tergesa-gesa tetapi niat baik memang harus segera dilakukan" Ucap Papa Hari.

Nada suara papa Hari terdengar tegas namun juga santai. sangat enak di dengar. Ayah Dimas tersenyum mendengar ucapan Papa Hari lalu kepalanya mengangguk-angguk pertanda mengerti.

"Saya sebagai Ayah dari Devira berterimakasih atas kedatangan dan niat baik Bapak dan Ibu dan juga Nak Gavin untuk datang ke rumah kami. Akan tetapi, untuk jawabannya alangkah lebih baiknya jika Devira yang menjawab karena Devira yang akan menjalani semuanya. Jadi, bagaimana Devira, apa kamu menerima pinangan dari Pak Hari?" Tanya Ayah Dimas, wajahnya melihat kearah Devira yang duduk disampingnya. Bunda Hanna hanya memegang lengan kiri Devira. Devira kemudian mengangkat wajahnya, lalu mengangguk pelan.

Semua orang di ruang tamu itu tersenyum merasa bahagia. Davin, adiknya yang sedari tadi tidak terlihat tiba-tiba mengangkat-angkat alisnya sambil tersenyum menggoda. Hanya Devira yang mengutuk diri sendiri dalam hati. Tapi kenapa rasanya seperti nyata, bukan sandiwara.

Pertemuan ini diakhiri dengan makan bersama lalu dilanjutkan dengan obrolan persiapan pernikahan yang hanya akan di siapkan kurang dari dua minggu. Keluarga Devira awalnya menolak karena merasa terlalu cepat. Tapi Gavin dengan segala alasan yang dibuat meluluhkan Bunda Hanna. Akhirnya pernikahan mereka akan dilaksanakan sepuluh hari kedepan.

***

Dua hari lagi pernikahan Devira-Gavin akan dilaksanakan dengan konsep yang sederhana, mereka menikah di salah satu hotel di Jakarta, hanya mengundang pihak keluarga dan sahabat terdekat saja. Karena pernikahannya dilaksanakan di Jakarta keluarga Devira di bawa ke Jakarta oleh Gavin untuk membantu persiapan pernikahan mereka. Meskipun persiapan menikah mereka ini sudah ditangani WO tapi tetap saja masih membutuhkan Devira.

Hari ini Devira sudah menemui banyak orang untuk membicarakan dekorasi, makeup, catering dan hal lainnya. Cukup melelahkan. Andai saja ini bukan pekerjaan dan orang yang mau menikah dengannya adalah orang yang benar-benar ia cintai. Devira yakin akan marah-marah karena Gavin sama sekali tidak melibatkan diri. 100% ia yang mengerjakan semuanya dengan di temani Bunda Hanna atau Mama Miranda.

Devira berjalan keluar dari kafe setelah tadi membahas soal pernikahan dengan WO. Semuanya sudah beres. Besok ia diperbolehkan untuk istirahat dan memanjakan diri tapi tentunya dengan larangan tidak boleh makan terlalu banyak dan berkalori tinggi.

The Fault in Life [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang