Sepertinya akan menjadi kebiasaan ketika bangun tidur Gavin dan Devira saling berpelukan, iya, malam tadi Devira tidur dikamar Gavin lagi, Gavin meminta Devira tidur dikamarnya seterusnya. sementara Devira mengikuti keinginan Gavin. Tidak banyak kegiatan hari ini, Gavin perlu kekantor, barulah sorenya mereka pergi kerumah Mama dan Papa Gavin, mengantarkan hadiah dari Laboan Bajo.
"Vira..."Sapa Mama Miranda.
"Mama, gimana sehat? Papa gimana?" tanya Devira.
"Aman, kita semua sehat, Ayo masuk...Mama mau denger cerita kamu"
Devira bercerita bagaimana kesenangannya selama liburan di Laboan Bajo, tentu minus kejadian dihari terakhir. Lalu ia menunjukkan foto-foto liburannya pada Mama Miranda.
"Sebagian ada di hp mas Gavin Ma" kata Devira.
"Kalian cocok banget, Mama seneng lihatnya, jadi gak sabar lihat cucu dari kalian" Kata Mama Miranda. Devira hanya tertawa, kalau tahu mereka hanya menikah kontrak, apa tidak kena serangan jantung Mama Miranda? Devira segera menepis pikiran jeleknya. Gavin masuk kedalam rumah setelah beberapa lama ngobrol dengan tukang kebun. Tumben sekali bukan, Gavin mengajak bicara tukang kebun.
"Papa mana Ma?" Tanya Gavin.
"Digazebo belakang, lagi ngobrol sama burung" kata Mama Miranda. Gavin pergi menuju rumah bagian belakangnya untuk menghampiri Papa Hari.
"Mama aku mau titip ini disini buat Mbak Gina, Mas Galang, Kak Gita, Ghani sama Ghia" kata Devira menyimpang sebuah paperbag itu didapur.
"Didalamnya ada juga buat anak-anak" kata Devira lagi.
"Kamu repot-repot banget, Makasih ya Vira" kata Mama Miranda.
"Ghia kemana Ma?" tanya Vira
"Keluar sebentar, biasa dia ngurusin acaranya" kata Mama
Makan malam kali ini Devira secara sukarela mengajukan diri untuk memasak. Tentu dibantu oleh asistennya Mama Miranda. Makanan sudah matang dan siap disajikan. Gavin membantu menata piring di ruang makan. Ghani baru saja Datang. Disusul oleh Ghia.
"Vira...Haaai" sapa Ghia.
"Wah, lo banyak masak, gak sia sia ikut kursus ya" kata Ghia lagi. Devira tertawa.
Seperti biasa ritual makan tidak boleh ada yang bicara, barulah selesai makanan habis mereka diperbolehkan untuk bicara.
"Vira makananya enak" kata Papa Hari. Devira tersenyum senang.erasa bersyukur kalau masakannya bisa dinikmati.
"Makasih Pa" Jawab Devira
"Vira nanti ajarin mama masak cumi ya" kata Mama Miranda.
"Laksanakan Ma" jawab Devira.
Devira melirik Gavin sambil tersenyum senang yang dibalas senyuman kembali oleh Gavin.
"Ghani, gimana persiapan pernikahan kamu?" Tanya Papa Hari. Ghani yang sedari tadi diam belum juga menjawab.
"Udah setengah jalan Pa, tapi Riana lagi ngambek, gak tau pusing Ghani" keluh Ghani.
"Kenapa sih bang?" Tanya Ghia.
"Kamu harus banyak sabar Ghani, persiapan pernikahan memang wajar banyak berantemnya, kamunya yang sabar" nasihat Mama Miranda.
"Iya Ma" jawab Ghani.
"Mama antar Papa ke kamar dulu" pamit Mama Miranda lalu memapah Papa Hari menuju Kamar.
Gavin berdiri lalu mengisyaratkan pada Devira kalau ia akan keluar, Gavin meminta Ghani ikut dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in Life [THE END]
RomanceHidup Devira yang hampir tenang dua bulan ini berubah menjadi rumit kembali. Belum sempat ia benar-benar melupakan masa lalu yang mencekik pikiran dan hatinya, dengan tiba-tibanya hadir Gavin Ravindra seorang Presiden Direktur Grandmedia Group yang...