30 "Play Room I"

2.2K 104 0
                                    

Raka memarkirkan mobilnya didepan sebuah bangunan berbentuk kubus, mereka berempat keluar mobil dengan bersamaan. Darren kali ini tidak membukakan pintu untuk Devira, sebenernya bisa saja melakukan itu, tapi dia lagi malas aja.

Devira melihat-lihat tampak luar bangunan itu yang tidak begitu terang karena hanya ada lampu gantung berwarna warm saja yang jadi pusat terang. Terdapat pintu besar berada ditengah dengan dihapit dua jendela besar. Sekelilingnya gelap, Devira khawatir kalau ada binatang tidak akan terlihat.

Raka membuka pintu dengan kunci yang ia ambil dari saku celananya. Sekarang posisi mereka Raka didepan sedang membuka pintu, Darren berada di samping sebelah kiri Raka, Gavin berada dibelakang sebelah kanan Raka dan Devira ada di samping Gavin.

"Kita musti ganti kunci pintu, masa jaman sekarang masih kudu bawa-bawa kunci. Nanti gue ganti ke yang digital" keluh Darren.

"Protes mulu lo nyet" komentar Raka

Mereka berempat akhirnya masuk, Devira cukup kaget ketika kakinya melangkah masuk kedalam ruangan yang kata Darren adalah markas mereka. Penciumannya mencium aroma kopi. Lalu Raka menyalakan lampu, kali ini lampu ruangan sangat terang, Raka menekan lagi saklar, lampunya berganti berwarna biru, merah dan hijau seperti lampu-lampu yang sering kali dipakai untuk club malam, lalu Raka mengganti lagi ke warna warm, dan berhenti disana. Pencahayanya sekarang cukup.

Devira melihat sekeliling ruangan dan merasa takjub saat itu juga. Disebelah kanan pandangannya, Berbagai macam permainan digital ada disini. Kalian mau main balap mobil tapi berasa naik mobil? Ada disini. Atau bermain balap motor serasa menaiki motor? Ada juga disini. Bermain tembak-tembakan? Ada. Devira merasa arena permainan ala games world yang biasa di mall-mall itu ada disini. Kecuali permainan memancing, pencapit boneka, itu tidak ada. Disini berisi permainan laki-laki semua.
Sebelah permainan terdapat berjejeran komputer dengan kursi gaming. Devira menghitung terdapat 5 unit komputer disana. Wow. Reaksinya.

Pandangan Devira beralih menyusuri lagi ada pintu disitu, mungkin itu kamar mandi, sebelah pintu ada tangga. Devira kaget ternyata tempat ini memiliki dua lantai.

Matanya bergerak lagi. Ada dapur mini, kulkas, sebuah rak. Tak lupa ada meja bar.

Sebelah sisinya lagi ada tv plasma, Devira mengira apakah itu berukuran 55 inch, ia tidak tahu, didepannya terdapat sofa dan meja berbentuk bundar, diatas meja ada kartu-kartu permainan, ada beberapa botol air mineral dan.... alkohol, wait, ada beberapa bungkus rokok.

Wow. Sebenarnya mereka siapa? Devira bertemu orang macam apa? Harusnya Devira berpikir kalau Gavin seorang pengusaha tidak heran dengan pergaulan seperti ini. Ia tidak pernah merasa keberatan dengan orang yang memilih untuk merokok atau mengkonsumsi alkohol selagi ia tidak dekat dan merasa terancam dengan orang tersebut. Tapi melihat ini secara nyata, ia jadi ngeri.

Melihat mereka bertiga baik sekali, Devira cukup terkejut dengan tempat yang dianggap markas ini. Apa ada sesuatu hal yang lebih, terjadi ditempat ini, melihat tempat ini ada dua lantai. Mereka tidak menjadikan tempat ini semacam markas prostitusi juga kan?

Tanpa sadar Devira bergidik ngeri karena membayangkan hal itu, artinya apa sekarang ia aman berada di tempat ini? Meskipun hari ini ia mendapatkan fakta kalau Raka dan Darren adalah teman yang asik, tapi ia belum begitu dekat dengan Raka dan Darren. Gavin kayaknya tidak akan peduli jika sesuatu terjadi padanya, laki-laki itu kan cuek. Merasa masa bodoh.

"Kenapa lo? Ngebayangin yang aneh-aneh ya lo?" Goda Darren saat matanya melihat Devira bergidik. Devira melihat Darren berada di depan kulkas mengambil sekaleng bir. Sementara Raka dan Gavin, mereka berdua sudah duduk disofa depan televisi.

"Mau?" Tawar Darren. Devira dengan cepat menggelengkan kepalanya. Sekarang ia sedang mode berhati-hati.

"Pocari maksud gue, kalo lo mau minuman lain ambil aja disini" kata Darren sambil menutup kulkas. Laki-laki itu berjalan menghampirinya.

The Fault in Life [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang