Hari ini adalah hari sabtu, Ghia sudah datang karena hampir satu bulan ini ia mengerjakan Project di Surabaya dan Yogyakarta. Rencana Ghia yang hanya beberapa hari berakhir menjadi beberapa minggu karena ternyata ada kejadian diluar rencana. Setelah kemarin gagal hangout, akhirnya dihari libur Devira mengajak Ghia jalan. Jam 9 pagi Devira sudah siap dengan celana jeans dan kaos crop top panjang berwarna putih tulang dan tas kecil berwarna hitam. Rambutnya ia biarkan terurai.
Devira berjalan menuju ruang kerja Gavin, dimana lagi laki-laki itu berada kalau bukan ruang kerja.
"Mas..hari ini gak ada acara apapun kecuali nanti malam kan?" Tanya Devira saat membuka sedikit pintu ruang kerja Gavin dan hanya memasukan kepalanya saja. Gavin menolehkan kepala.
"Lo mau kemana?"
"Mmm...mau jalan sama Ghia, boleh?"
Terkadang Devira berpikir kalau ia lebih cocok dikatakan sebagai anak Gavin dibandingkan istri pura-puranya. Karena Devira merasa seperti sedang izin pada Ayah dibandingkan boss.
Gavin belum menjawab. Devira sekali lagi bertanya "Boleh mas? Ghia udah dijalan mau kesini"
"Emang bisa gue larang?" Kata Gavin malah balik bertanya. "Nanti gue diserang bocah" lanjutnya.
Devira tertawa mendengar ucapan Gavin. "Kalo gitu kita ketemu di rumah mama ya Mas, aku pamit" kata Devira.
Devira menutup pintu ruang kerja Gavin. Kemudian ia berjalan menuju pintu, Devira berniat menunggu Ghia di Lobby saja supaya nanti langsung berangkat.
***
"Akhirnya kita ketemu juga" Sapa Ghia saat Devira sudah masuk kedalam mobil. "Sorry banget kerjaan gue lama beres" lanjutnya.
"No, aku emang kadang bosen tapi it's okay" kata Devira
"Lo mending ikut freelance aja di acara gue buat isi waktu biar lo ga mati kebosenan, ntar gue yang bilang Bang Gavin" kata Ghia. "Bentar, kita mau kemana nih sekarang?" Tanyanya.
"Makan?" Tanya Devira.
"Oke gue belum makan kebetulan, kita sarapan dulu" kata Ghia.
Mereka sampai di tempat makan yang menyediakan menu sarapan, jam menunjukkan pukul 9.45.
"Aku pesen kopi aja" kata Devira. Kemudian Ghia memesan kopi dan makanan sarapan untuknya.
"Soo, how's Jakarta?" Kata Ghia
"Boring? Panas, Macet" komentar Devira. Ghia tertawa mendengar ucapan Devira.
"Bang Gavin emang ngebosenin ya?" Tanya Ghia sambil tertawa.
"Engga, Mas Gavin baik banget"
"Heem...kalo diranjang?" Tanya Ghia sambil menggoda.
Devira terkejut mendengar pertanyaan Ghia. Bagaimana ia menjawab pertanyaan itu?
"Biasa aja dong mukanya" kata Ghia, kali ini ia tertawa sedikit keras, untungnya pengunjung tempat makan ini belum begitu ramai.
"Tapi lo jawab ga nyambung, gue tanya bang Gavin itu ngebosenin atau engga lo jawab baik banget. Gue gak akan ngadu tenang"
"Mas Gavin baik, sejauh ini kita enjoy-enjoy aja. Cuma mungkin aktivitas aku yang gitu gitu aja selama hampir tiga bulan ini yang bikin boring. Tapi aku udah bilang Mas Gavin mau ikut les masak jadi kayanya bakal asik" cerita Devira.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in Life [THE END]
RomanceHidup Devira yang hampir tenang dua bulan ini berubah menjadi rumit kembali. Belum sempat ia benar-benar melupakan masa lalu yang mencekik pikiran dan hatinya, dengan tiba-tibanya hadir Gavin Ravindra seorang Presiden Direktur Grandmedia Group yang...