Epilog

6.8K 166 12
                                    

Gavin menatap sebuah frame yang didalamnya terdapat foto dirinya dan Devira yang diambil saat mereka naik paralayang. Yap, sudah 3 bulan lalu semenjak honeymoon part 2 mereka ke negeri ginseng. Gavin hampir tidak percaya dengan apa yang dialaminya. Menyukai orang yang tinggal bersamanya berbulan bulan. Waktu tidak terasa sudah hampir satu tahun lamanya. Kontrak yang dijanjikan akan berakhir dua tahun diperbaharui melalui ucapan dan harapan akan selamanya dijalani.

Gavin beralih ke frame selanjutnya, fotonya dengan Devira diambil didepan museum fatahillah satu bulan yang lalu karena Devira tiba-tiba ingin mengelilingi museum di Jakarta. Ini sebelum mereka tahu kalau Devira sedang mengandung. Awalnya Gavin mengeluh karena keinginan Devira aneh. Ternyata setelah di cek memang bawaan bayi. Sekarang kandungan Devira sudah menginjak 12 minggu.

Gavin tersenyum tipis  mengingat kejadian itu, saat tiba-tiba Devira merengek ingin ke museum fatahillah, lalu tiba-tiba ingin melihat prasasti di museum nasional. Setelah sampai ia terkagum-kagum oleh arca-arca. Gavin heran. Awalnya ia berpikir Devira terlalu banyak membaca buku sejarah karena riset yang sedang ia lakukan. Ternyata ada alasan lain dibaliknya.

"Mas" Panggil Devira.

"Liat garuda wisnu kencana yuk" kata Devira tiba-tiba.

Gavin membalikkan badannya, Devira berdiri tepat dibelakangnya, berjarak sekitar 1 meter sambil membawa toples berisi cemilan ringan.

"Sayang, jangan aneh-aneh"

Devira berhenti mengunyah.

"Aku abis liat utub, kayanya seru, katanya pembangunannya udah beres"

"Itu kamu udah liat diutub" jawab Gavin

"Ya maksudnya mau liat langsung maaas" rengek Devira.

"Liat doang kan?" Tanya Gavin

Devira mengangguk-anggukkan kepalanya dengan antusias, Merasa Gavin akan mengabulkan keinginannya.

"Sekalian ke sangiran gak? Liat manusia purba?" Tanya Gavin sambil tertawa.

Devira manyun.

"Ko kamu gitu" kata Devira. Nada bicaranya berubah. Bernada marah dan tidak terima.

"Iya maaf, bercanda. Kamu mau kemana aja, kita pergi" kata Gavin.

Devira tersenyum senanga lalu berlari kearah Gavin dan langsung memeluk suaminya itu. Tidak lupa ia mencium pipi kiri dan kanan Gavin.

"Kamu terbaik" kata Devira.

Gavin membalas mencium kening Devira pelan.

"Gak perlu lari-lari begitu" kata Gavin.

Gavin juga heran, kenapa istrinya selalu ingin berpergi-pergian. Sebenernya usia kandungan Devira sangat rawan jika harus pergi-pergi seperti ini. Tapi kondisi mental Devira juga harus dijaga. Gavin sendiri bingung. Dokter mengatakan istrinya jangan terlalu capek. Jadi Gavin hanya bisa mengikuti dengan catatan harus lebih ekstra menjaga Devira.

"Mas, gak jadi deh, aku ada yang harus dilakuin" kata Devira. Kepalanya menengadah supaya melihat wajah tampan Gavin.

Gavin menunduk sedikit agar bisa melihat Devira lalu mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Gak apa-apa, tiba-tiba gak mau" kata Devira.

"Yaudah, aku sih lebih seneng kalau kamu di rumah aja" kata Gavin. Tangannya bergerak merangkul pinggang Devira pelan.

"Mau aku beliin tanaman lagi? Biar nambah koleksi tanaman kamu dibelakang?" Tanya Gavin.

"Iyaa...beli yang banyak mas" kata Devira.

Gavin hanya tersenyum melihat istrinya ini.

***

1,5 Tahun Kemudian

Rasanya waktu begitu cepat berlalu, Devira tidak menyangka ia bisa melahirkan seorang anak perempuan cantik yang genap 1 tahun hari ini, 14 Februari 2022.

Acara ulang tahun putri pertama Gavin digelar di rumah Gavin dan Devira. Dekorasi yang lucu didominasi dengan warna lilac. Bahkan baju Gavin, Devira dan Keinara bernuansa lilac juga.

"Kei, sini sama om ganteng" kata Darren menghampiri Gavin dan Devira yang sedang menggendong Keinara. Darren mengambil Kei dari tangan Mamanya dengan mudah, anak perempuan itu selalu tertawa jika Darren menghampiri.

"Anak gue kenapa seneng banget gitu" gerutu Gavin.

"Lo gak perlu cemburu gitu dong, kita perkumpulan orang yang lahir di hari valentine nih, makanya kita nyambung" kata Darren sambil menggendong dan tangannya memegang pipi Kei dengan gemas.

"Makanya jangan baperin orang mulu, nikahin kalo berani"  sindir Raka tiba-tiba.

Darren menolehkan badan ke arah suara. Raka dan Bella berjalan bersama menghampiri mereka.

"Bella, lo mau nikah sama gue?" Tanya Darren.

Bella terkejut dan tidak menjawab. Darren terlalu spontan.

Devira hanya cekikikan melihat interaksi Raka dan Darren yang selalu adu mulut.

"Lo kalo gak megang Kei gue tendang kepalanya" kata Raka.

Darren memberikan Kei pada ibunya lagi.

"Lo berdua aja nikah duluan, gak usah urusin gue" kata Darren santai.

"Ya kalo kita sih iya" sahut Raka.

"Lo bikin nangis mulu, dasar playboy kadal" kata Raka lagi.

"Iya Kak Darren, dia kemana ko gak dibawa?" Tanya Devira.

Darren hanya mengangkat bahunya tidak menjawab.

"Kita mulai aja acaranya" kata Gavin.

Mereka memulai acara hari kelahiran Keinara Larrisa Putri. Nama panjangnya mengikuti ibunya, nama depannya diberikan Gavin. Mereka berdua sepakat jika anak laki-laki nama kepanjangannya akan mengikuti nama Gavin. Jika perempuan akan mengikuti nama Devira.

Saat Gavin dan Devira sebelum meniup lilin, mereka berdua berdoa akan kebahagian yang selalu menyertai kehidupan mereka dan putri kecil mereka.

The End


Akhirnyaaa selesai. Cerita Gavin-Devira Sampai disini.
Terimakasih yang sudah membaca hingga akhir.
Terimakasih yang sudah memberikan bintang
Terimakasih yang sudah memberi komentarnya.

Sayang kalian❤️

Sampai jumpa di cerita yang lain. Maaf kalau ada typo dan ceritanya yang kurang nyambung.

Terimakasih sudah bersama Gavin-Devira selama ini.

Salam
Helmira Jefri 🙏

The Fault in Life [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang