Gavin dan Devira sampai ke apartemen hampir malam, sebelumnya mereka menyantap makan malam dulu. Ketika masuk kedalam apartemen Gavin langsung melangkah ke lantai atas menuju kamarnya.
"Gue mandi dulu, koper biarin aja dibawah, bajunya harus di laundry kan" kata Gavin.
Devira hanya menjawab dengan kata okay dengan riang seperti biasa. Lalu ia membereskan hadiah-hadiah yang tadi ia sudah beli, dimasukan kedalam paper bag yang sudah ia beli juga. Baru besok ia rencananya akan membagikan langsung.
Setelah selesai, ia menuju lantai atas, kamar Gavin sudah tertutup, mungkin laki-laki itu tertidur. Devira akan menyapa setelah besok pagi dan mengajak Gavin ke rumah mama untuk memberikan hadiah.
***
Pagi-pagi Devira mengetuk kamar Gavin, tapi tidak ada jawaban, akhirnya masuk kekamar Gavin. Laki-laki itu tidak ada di dalam kamar, lalu Devira mengecek kamar mandi, dikamar mandi juga tidak ada. Devira segera turun, lalu mengecek ruang kerja Gavin. Laki-laki itu tidak ada. Apa mungkin laki-laki itu sudah di kantor? Ini masih jam 6 pagi.
Devira kembali keatas meraih ponselnya, tapi ponselnya mati, lalu segera mencharge ponselnya, dinyalakan, tidak ada pemberitahuan dari Gavin, mana katanya Gavin akan bilang ia kemana, sekarang tidak ada notifikasi sedikitpun.
Devira memanggil ponsel Gavin. Tapi tidak ada jawaban, padahal ponselnya nyambung. Beberapa kali Devira menelepon. Tidak dijawab, mungkin Gavin sedang olahraga, nanti juga akan balik lagi.
30 menit Devira menunggu, kalaupun Gavin olahraga pagi, biasanya pukul set 7 pagi ia sudah kembali dan bersiap diri berangkat. Ini sudah lebih 15 menit dari pukul set 7. Devira mencoba menelepon Gavin lagi tapi tidak ada jawaban.
Ini pertama kalinya Gavin menghilang tanpa kabar, biasanya Gavin akan berangkat tepat pukul 7 pagi dan pulang tepat pukul 7 malam. Meskipun laki-laki itu tidak pernah memberitahu kemana perginya, tapi laki-laki itu selalu berangkat dan pulang tepat waktu. Menyadari Gavin tidak ada kabar setelah semalam Devira yakin Gavin ada didalam rumah justru membuat perempuan itu khawatir. Setidaknya Gavin akan meninggalkan jejak, menulis note atau membuatkan ia sarapan. Sekarang sama sekali tidak ada jejak. Apa laki-laki itu masih marah? Setelah laki-laki itu menciumnya juga, masih marah? Apa karena kejadian kamar mandi? Tidak tahu. Devira tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Devira mencoba menelepon ponsel Gavin lagi, ponselnya nyambung, lalu mengecek kedalam kamar Gavin, terdengar suara getaran ponsel dinakas pinggir tempat tidur.
"Mas..." Panggil Devira. Devira pikir Gavin ada didalam. Tapi tidak ada jawaban. Sekali lagi ia mengecek kamar mandi, tidak ada. Kemana laki-laki itu sampai lupa membawa ponsel. Devira jadi makin khawatir.
Akhirnya ia turun kebawah, pikirannya mencoba positif, mungkin Gavin sudah berangkat ke kantor dan lupa membawa ponsel, akhirnya ia ambil ponsel Gavin, menyiapkan sarapan dan akan mengantarkan ponsel Gavin kekantor saja.
***
Pukul 07.30 Devira sampai dikantor Gavin, langkahnya ringan karena akan memberikan kejutan, pasti Gavin akan berterimakasih karena sudah mengantarkan ponselnya ke kantor.
"Loh Ra, lo ngapain?" Tanya Raka ketika berpapasan saat menuju ruangan Gavin.
"Hp mas Gavin ketinggalan, mau aku anterin" jawab Devira.
"Ketinggalan? Bentar-bentar, kalian kapan balik? Bukannya sampe jumat Gavin kalian perginya, ko udah disini aja. Lagian Gavin gak disini Ra" kata Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in Life [THE END]
RomanceHidup Devira yang hampir tenang dua bulan ini berubah menjadi rumit kembali. Belum sempat ia benar-benar melupakan masa lalu yang mencekik pikiran dan hatinya, dengan tiba-tibanya hadir Gavin Ravindra seorang Presiden Direktur Grandmedia Group yang...