49 "Kencan"

2K 85 0
                                    

Gavin merasa senang, tentu saja, keinginannya untuk berkencan dengan Devira tercapai, bahkan Devira yang mengajaknya lebih dulu. Tapi, kesenangan Gavin hilang setelah Devira menunjukkan jalan ke tempat yang ingin perempuan itu kunjungi.

Devira mengajaknya ke kebun binatang, sehabis hujan begini, kebun binatang. Tolong dicatat baik-baik. Kebun Binatang. Kalau Taman Safari, Gavin masih akan menyetujui, karena mereka masih bisa melihat-lihat di dalam mobil. Kalau kebun binatang? Meskipun hampir semua jalannya sudah memakai paving block tapi tetap saja jalan akan licin.

Gavin mengeluh saat sampai dan memarkirkan mobilnya. Tapi Devira begitu antusias, akhirnya Gavin pasrah dan hanya mengikuti langkah Devira.

"Ini salah satu tempat yang ingin aku kunjungi, terakhir kesini kayanya waktu SMP" kata Devira, berjalan masuk setelah membeli tiket.

"Dari semua jenis binatang, apa ada yang kamu suka mas?" Tanya Devira.

Gavin menggelengkan kepala, ia tidak pernah menyukai binatang, dipikirannya binatang itu kotor dan bau, coba saja katakan kalau Gavin berlebihan, memang benar, ia tumbuh menjadi laki-laki yang tidak suka kotor dan bau.

Waktu Ghia SMP, Ghia meminta dibelikan kucing yang berbulu tebal dan hanya punya satu warna yaitu Abu-abu, kucing itu lucu, Gavin akui, tapi kotorannya bau dan membuat rumah jadi beraroma tidak sedap, kemudian ia memberikan kucing itu pada Raka tanpa sepengetahuan Ghia, saat Ghia  tahu kucingnya hilang, Gavin sama sekali tidak memberi tahu Ghia, semua orang juga tidak ada yang tahu kucing itu dibawa Gavin. Tapi Gavin dengan santainya bilang kalau kucing itu mungkin pergi dan menemukan tempat yang lebih nyaman dibanding rumah mereka.

Ghia menangis dan merajuk hampir satu minggu lamanya supaya dibelikan kucing yang baru. Gavin tidak ingin ada kucing lagi, jadi Gavin seolah-olah menakut-nakuti Ghia bahwa perempuan itu tidak cocok memelihara binatang. Ghia percaya akan ucapan Gavin dan sampai sekarang tidak pernah ada hewan peliharaan di rumah Mama-Papa nya sampai Gavin pindah.

"Aku suka sama harimau, buaya, dinosaurus sama anjing" kata Devira tiba-tiba. Gavin sebenarnya tidak bertanya apa-apa.

"Kamu gak mungkin melihara binatang-binatang itu, kecuali anjing" komentar Gavin.

Devira tersenyum mereka berjalan ke kandang siamang yang sedang bergelantung ditali tambang

"Iiii lucu banget sih" komentar Devira gemas, kemudian Devira merekam kelakuan siamang itu. Ia berdiam menghadap kandang sementara Gavin berdiri disamping kanan Devira.

"Aku suka bukan buat dipelihara, siapa yang mau pelihara buaya sama harimau" kata Devira sambil tertawa. Mereka akhirnya berjalan ke arah kandang orang utan.

"Aneh, orang lain itu sukanya kucing, kelinci, marmut, yang lucu-lucu. Kamu suka yang garang-garang" celetuk Gavin.

Mereka sampai tepat didepan kandang orang utan, orang utan itu sedang makan sambil duduk dan melihat ke arah mereka.

"Yang garang dari luar bukan berarti dia gak lucu mas" sahut Devira. Ia memfoto orang utan yang sedang melihat kearah mereka.

"Mas ayo kita foto, orang utannya lagi lihat ke sini" ajak Devira. Dari menghadap kandang mereka berbalik menghadap Kamera, Devira bergeser ke sisi kiri dan Gavin bergeser ke sisi kanan supaya orang utan itu terlihat di kamera. Gavin tersenyum, sesuatu yang langka melihat Gavin tersenyum ke kamera.

"Harimau itu salah satu binatang buas yang setia sama keluarga dan wilayah kekuasaannya, dia bakal lindungi keluarga dan rumahnya sendiri, kalau buaya, buaya kan salah satu binatang paling setia, kalau takluk mereka bisa kenalin kita" jelas Devira

Gavin mengangguk-anggukkan kepalanya. Mencoba memahami Devira, memang ada benarnya ucapan Devira ini, tapi tetap saja terasa aneh.

Mereka berjalan lagi, menyusuri jalan yang ber paving block, jalan sedikit licin dibeberapa area karena ada beberapa paving block yang berlumut.

The Fault in Life [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang