Devira meninggalkan Gavin, Raka dan Darren di tempat Play Room dengan buru-buru. Bahkan saat bertemu Raka ia hanya menyapa dan langsung berlari. Perempuan itu menaiki taksi karena sudah terlambat berangkat menuju tempat kursus.
Gavin turun kelantai bawah, Raka sedang memakan apel dan kopi mengepul diatas meja. Darren masih tertidur.
"Vira pulang" kata Raka.
"Hmm" jawab Gavin.
"Dia kaya yang kesel, lo apain?" Kata Raka lagi.
"Gak gue apa-apain" kata Gavin.
"Mana mungkin ga lo apa-apain mukanya kaya gitu" kata Raka. "Jujur sama gue" lanjutnya
"gak gue apa-apain" kata Gavin.
Darren terbangun karena suara perdebatan Gavin-Raka. Matanya masih tertutup, rambutnya berantakan, tapi posisinya sudah berubah menjadi duduk.
"Ributin apa lo berdua. Masih pagi njir" kata Darren dengan suara serak. Perlahan matanya terbuka. Kepalanya sedikit pusing. "Vira mana?" Tanyanya.
"Balik" jawab Raka.
"Kok?"
"Tau nih temen lo ngapain dia abis sekamar bareng" kata Raka
"Hah? Wah......Lo? Waaaah..... Kita kan udah bahas semalem, gue mau deketin dia" kata Darren.
"Dia istri gue" kata Gavin
"Anjrit, sekarang lo bawa-bawa istri, lo sengaja kan tidur sekamar sama dia biar nunjukin kalo dia punya lo?" Kata Darren. Sekarang ia sepenuhnya sadar.
"Itu lo tau" kata Gavin.
"Emang anjing ya lo, inget kawin kontrak doang" kata Darren
"Tinggal batal" jawab Gavin
"Pernikahan lo ga tercatat" kata Darren lagi
"Tinggal daftar" jawab Gavin
"Lo suka sama dia?" Tanya Darren
"Gak" jawab Gavin
"Bohong" hardik Darren
"Gak ada yang minta lo percaya" kata Gavin
"Gila...lo emang bener-bener, bener-bener gak bisa bikin gue bahagia" kata Darren. "Bodo amat, gue bakal kejar dia, gak peduli sama lo, lo bilang gak suka" kata Darren.
"Coba aja kalo bisa" kata Gavin.
"Oke, kita liat Vira pilih siapa" tekad Darren kuat.
"Hadeh, capek" keluh Raka setelah mendengar perdebatan yang didominasi nada tinggi oleh Darren sementara Gavin menanggapi dengan santai. Dalam pikiran Raka hanya merasa kasihan pada Vira yang harus direbutin sama dua manusia aneh seperti mereka.
"Gue yang dapet" lanjut Raka.
Gavin tidak menanggapi, Darren pun begitu. Mereka berdua seperti anak usia 5 tahun yang berebut pedang-pedangan. Setelah itu mereka bubar dari ruangan sofa. Raka masih duduk sambil memakan apel yang masih tersisa dan sesekali menyesap kopinya.
Darren pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan menyikat gigi. Setelah itu kembali dengan secangkir kopi menuju sofa tempat Raka duduk.
"Itu anak cuma lagi godain gue kan" kata Darren.
"Tau dah, dia kan emang begitu, jiwa kompetitif nya keluar kalo ada lawan" kata Raka.
"Anjir, kalo sampe dalam hal ini dia mikir kompetisi sama gue, gue potong burungnya diem-diem" keluh Darren
"Lo kaya gak tau dia aja, gak akan dia biarin lo hancurin rencana dia, lagian lo tunggu dua tahun lagi kenapa dah" kata Raka.
"Kalo dalam dua tahun Vira suka sama dia, gak ada kesempatan buat gue" kata Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in Life [THE END]
RomanceHidup Devira yang hampir tenang dua bulan ini berubah menjadi rumit kembali. Belum sempat ia benar-benar melupakan masa lalu yang mencekik pikiran dan hatinya, dengan tiba-tibanya hadir Gavin Ravindra seorang Presiden Direktur Grandmedia Group yang...