37 "Honeymoon"

2.8K 116 0
                                    

Gavin benar tentang kesiangan, Devira terperanjat dari atas tempat tidur ketika ia melihat jam menunjukkan pukul 8.24. Gavin apa tidak punya niatan untuk membangunkannya? Mentang-mentang katanya pake pesawat pribadi. Padahal Devira ingin berangkat pagi. Nah kan, malah jadi menyalahkan orang lain. Padahal ini kesalahannya.

Devira keluar kamar tapi apartemen terlihat sepi, kemana Gavin?

Di meja makan ada segelas susu dan roti, apa itu untuknya atau untuk Gavin? Perutnya terus saja berbunyi. Tidak peduli itu punya Gavin atau memang disediakan untuknya tapi Devira memakan roti isi selai coklat dan meminum susu full cream.

Beberapa menit ia makan, belum ada tanda-tanda kehadiran Gavin. Devira berinisiatif membuka ruang kerja Gavin, ruangan itu kosong. Lalu ia naik keatas, membuka kamar Gavin, kosong juga. Artinya laki-laki itu memang tidak ada. Devira memutuskan untuk mandi saja.

Setelah selesai mandi, ia mendorong dan mengangkat koper miliknya kelantai bawah. Sampai ia dilantai satu berbarengan dengan suara pintu apartemen yang terbuka. Barulah terlihat Gavin masuk dengan setelan santai. Kaos putih polos dan celana cargo pendek. Devira selalu kaget tiap kali melihat Gavin berpakaian santai seperti itu, menurutnya Gavin terlihat seperti orang yang berbeda.

"Mas dari mana? Kok ga bangunin aku? Udah siang begini" Baru saja pintu apartemen terdengar tertutup Devira sudah mengajukan protes.

"Mau kemana sih lo, buru-buru amat" kata Gavin, ia berjalan menghampiri Devira.

Devira kesal, bisa-bisanya nanya mau kemana, bukannya kemarin laki-laki itu yang mengingatkan Devira supaya gak lupa. Sekarang laki-laki itu berlagak amnesia.

"Mau pulang ke Bandung, kabur, biar kamu digosipin ditinggal istri, jadi duda" jawab Devira ketus. Gavin langsung tertawa terbahak-bahak.

"Coba aja kalo bisa" kata Gavin setelah ia mencoba berhenti tertawa. Laki-laki ini jadi sering tertawa yah kalau dilihat-lihat. Menyebalkan juga, rasanya lebih baik Gavin jadi manusia robot saja.

"Bisa..." Balas Devira.

"Gak akan gue biarin" jawab Gavin.

"Lah, mas siapa?" Kata Devira dengan nada mengejek.

"Suami lo" jawab Gavin.

"Mohon maaf saya masih single" kata Devira masih dengan nada mengejek.

"Yaudah kita taken" jawab Gavin.

"Dih apaan" kata Devira. Nampaknya ia tidak bisa membalas kata-kata Gavin dengan nada mengejek lagi, malah nada yang keluar terdengar salah tingkahnya.

"Udah lo kalah. Gue bawa barang gue dulu" kata Gavin lalu akhirnya berjalan menuju tangga, baru dua langkah Gavin menolehkan badannya. "Gue udah bikin roti sama susu, lo makan dulu aja" kata Gavin.

Devira tersenyum. "Udah aku makan hehe"

"Bagus kalo gitu" kata Gavin lalu berjalan melangkah naik ke lantai atas.

***

Devira cukup terkesiap melihat pemandangan dibawah sana. Gavin benar-benar tidak berbohong tentang memakai pesawat pribadi. Mereka datang ke Bandara dan tidak menunggu apapun tapi langsung menuju pesawat, yang ketika masuk membuat Devira terkejut karena saking tidak percayanya ia bisa merasakan fasilitas selengkap itu. Gavin benar-benar membuat Devira mengalami hal yang tidak mungkin ia rasakan seumur hidupnya.

Perjalanan dengan pesawat memakan waktu kurang lebih 2,5 jam sampai di Bandara Komodo. Sekarang ia sudah didalam mobil yang saat keluar pintu Bandara sudah terparkir didepan. Waw, liburan dengan Gavin berasa dapet travel pribadi sekali. Waktu menunjukkan pukul 12.30, sudah waktunya makan siang kan. Didalam mobil Devira tidak mengajak bicara Gavin karena kepalanya pusing dan mungkin ia lebih menikmati pemandangan dan lingkungan sekitar meskipun cuaca sangat panas.

The Fault in Life [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang