Gavin keluar dari Lift kemudian berjalan ke lobby apartment nya. Sebenarnya ia gak habis pikir dengan apa yang ia lakukan. Gavin tidak pernah memesan makanan online seperti ini. Yang ia selalu lakukan adalah memesan makanan disalah satu resto lalu makanan itu akan diantar tepat didepan pintu apartmentnya. Tidak perlu susah susah turun kebawah seperti sekarang. Atau kalau perlu dia akan memasak makanan yang ia bisa .
Setelah mumet dengan pekerjaan. Devira masuk kedalam ruang kerjanya dengan rambut basah dan memanggilnya 'Mas' sudah cukup mengejutkan bagi otak Gavin.
Lalu cara perempuan itu memesan makanan dengan cara online seperti sekarang. Gavin harus susah payah mencari tahu lewat google cara memesan makanan dan mengambil makanan. See. Dia sampai melakukan itu. Untuk apa?
Well. Gavin hanya ingin tahu bagaimana cara Devira hidup. Bukannya mereka harus menyesuaikan diri?
Mungkin Gavin adalah laki-laki cuek, dingin, gak banyak ngomong dan hal buruk lainnya. Tapi dia bukan orang yang tidak bertanggung jawab dan membuat orang yang bekerja dengannya tidak nyaman. Devira adalah karyawannya, so, ia harus melakukan hal baik pada perempuan itu kan.
"Pak Erman?" Tanya Gavin. Bapak itu berdiri.
"Atas nama Devira Larissa?"tanya Bapak itu balik.
Gavin mengangguk. Lalu bapak itu menyebutkan nominal yang harus dibayar dan memberikan makanannya pada Gavin.
Setelah itu Gavin kembali ke apartemen nya membawa makanan.
***
Devira duduk di kursi meja makan sambil bermain ponselnya. Terdengar suara pintu terbuka.
"Waaa.. sini biar aku yang bukain" kata Devira lalu mengambil alih kantung plastik yang dibawa Gavin.
Devira membuka plastik itu dan menjejerkan makanannya di atas meja makan. Gavin mencuci tangannya kemudian menghampiri Devira.
"Lebih banyak dari yang aku pikir" komentar Devira.
Gavin duduk saat Devira membuka satu persatu makanannya itu dua porsi pesanan Gavin ia letakan tepat didepan Gavin. Memberikan Sumpit dan juga sendok kearah laki-laki itu.
"Baunya enak banget" komentar Devira lagi.
Gavin. Si laki-laki itu hanya diam tanpa berkomentar. Ia mengambil sumpit dan sendok lalu makan tanpa bicara.
Devira duduk dan ikut menyantap makanannya dengan lahap.
Setelah beres Devira benar-benar merasa kenyang. Gavin bisa menghabiskan dua porsi pesanannya itu.
"Makasih makanannya mas Gavin" ucap Devira. Ia lalu membereskan sampah makanan itu dan membersihkan meja makan.
Gavin hanya diam tidak berkomentar. Lama-lama ia merasa sedang bersama Ghia dalam apartemennya ini. Tapi Ghia versi yang tidak begitu cerewet meskipun mereka sama-sama suka berbicara.
Anehnya.
Iya.
Aneh.Gavin tidak merasa risih seperti saat ia bersama Ghia karena adiknya itu benar-benar kelewat berisik.
Gavin membersihkan tangannya lagi, lalu kembali berjalan kearah ruang kerja. Saat sebelum ia masuk kedalam ruang kerjanya terdengar suara Devira
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault in Life [THE END]
Любовные романыHidup Devira yang hampir tenang dua bulan ini berubah menjadi rumit kembali. Belum sempat ia benar-benar melupakan masa lalu yang mencekik pikiran dan hatinya, dengan tiba-tibanya hadir Gavin Ravindra seorang Presiden Direktur Grandmedia Group yang...