Perempuan dengan gaya hijab simpelnya itu maju selangkah. Diikuti pria disampingnya kemudian. Sekarang mereka berada di depan kasir tempat pembayaran. Kedua orang itu sudah mendapat giliran setelah melalui antrian yang cukup panjang.
Setelah total pembayaran sudah dipastikan, Nadira mengeluarkan kartu bewarna biru dari dalam dompetnya. Tetapi sebelum itu suara pria disampingnya membuatnya berhenti.
"Pakek ini aja"
Entah yang Ali ucapkan untuk Nadira atau wanita dengan rambut sebahu itu di depannya. Yang jelas maksud lelaki ini ia ingin menggantikan kartu yang masih Nadira pegang dengan kartu miliknya.
"Mas Ali, saya..."
"Aku belum kasih uang belanja"
Mbak kasir menerima kartu ATM dari tangan Ali. Nadira ingin kembali melanjutkan perbincangan.
"Tapi tadi saya juga belanja kebutuhan pribadi" Elak Nadira pelan
"Terus?"
"Kata Mas Ali waktu itu, kartu ini buat kebutuhan saya. Tadi ada sebagian barang saya yang masuk"
Mungkin maksud Nadira termasuk alat pelindung tamu bulanannya. Ali mengangguk singkat mengiyakan.
"Maaf, Mas. Apa nanti di rumah saya ganti uang saja. Soalnya juga tidak sedikit barang yang saya beli tadi"
Ali melirik Nadira sekilas
"Nggak usah dibahas" Katanya datar. Nadira diam, ia masih merasa tidak enak hati.
Pembayaran di kasir sudah selesai, kini Ali yang meraih dua kantong belanjaan dan menentengnya. Nadira berniat membantu, tetapi kata Ali tidak perlu. Pria itu malah berjalan mendahului Nadira yang agak was-was. Apa Ali marah?
"Kemana lagi?"
Bukannya menjawab, Nadira malah bertanya balik.
"Mas Ali sudah capek, ya?"
"Kan, tanya lagi" Seolah bergumam, tetapi wanita disisinya agak ke belakang ini bisa mendengar. Nadira sedikit meringis, ia salah ucap lagi.
"Aku udah bukan anak kecil" Ujarnya masih tetap berjalan "Belum tua juga"
"Maaf, Mas"
Tapak kaki Ali berhenti, yang otomatis Nadira ikut berhenti. Ali menoleh, Nadira takut-takut juga menoleh.
"Biasa aja" Katanya. Ia mulai berjalan lagi "Nggak apa-apa"
Nadira ingin tersenyum. Tetapi ia tahan agar bibirnya tidak tersungging. Ia tahu jika ucapan Ali biasanya memang singkat, datar atau juga sedikit sarkastis. Tetapi kali ini berbeda, lebih lembut meski mungkin bagi orang lain seolah biasa saja.
"Ini kemana?"
Nadira diam, ia belum menjawab pertanyaan Ali. Setelah ini ia akan berbelanja kebutuhan pribadinya. Entah akan membutuhkan waktu yang lama atau tidak ia belum tahu.
"Setelah ini saya ke lantai dua. Mas Ali ndak apa-apa kalau pulang dulu. Sepertinya nanti saya agak lama" Itu jawaban Nadira
Ali mengangguk singkat "Oke" Ia berhenti, Nadira juga ikut berhenti "Aku ke mobil"
"Iya" Jawabnya tersenyum "Mungkin bisa saya bantu bawa barangnya?"
"Nggak usah" Jawab Ali
"Terima kasih, Mas. Sudah mengantar"
Ali tidak menjawab dengan kata. Tetapi hanya dengan lirikan matanya satu detik pada Nadira. Mungkin itu isyarat perpisahan mereka sementara. Nadira tersenyum ramah. Setelahnya mereka mulai mengambil jalan masing-masing. Ali keluar dari pintu mall, sementara Nadira berbalik langkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadira
General Fiction[BELUM TAHAP REVISI] "Aku tidak suka perempuan berjilbab!" Kata laki-laki itu kian tajam. "Lalu apa yang harus saya lakukan?" "Melepas jilbabmu. mungkin aku bisa saja terbuka karena itu" Tidak menunggu jarak sedikitpun, lelaki itu pergi, melewati pe...