Terkadang, Jalan Takdir manusia tidak sesuai dengan harapannya. Tetapi apa yang mampu kita lakukan adalah menjalani dan mengikuti setiap alurnya.
Sudah lama terkekang di dalam keluarga yang hampir tidak sepihak, tidak juga membuatnya menutup hati, tetapi itu yang membuatnya bisa membuka mata dan hati selebar-lebarnya, kalau suatu saat nanti ia mungkin akan bertemu dengan kebahagiaan
Perempuan berjilbab cantik yang duduk di sofa ruang keluarga itu berangan-angan jauh tentang jalan hidupnya selama ini. Seberapa lama lagi dia akan bertahan?
Tok tok tok
"Permisi, Mbak"
Nadira menoleh "Iya, Mbok. Mas Ali sudah pulang?"
Mbok Inem yang berada di ambang pintu ruangan itu menggeleng
"Ndak, Mbak. Ada tamu. Katanya teman Mbak Dira" Ucapnya tersenyum
Nadira berdiri dari sofa. Ia mendekati Mbok Inem
"Siapa? Teman saya?" Tanya Nadira tidak yakin. Ia sampai menunjuk dirinya dengan jari telunjuk
"Iya" Mbok Inem mengangguk semangat. Baru kali ini majikan perempuannya kedatangan tamu dari temannya
"Dimana sekarang?"
"Di ruang tamu toh, Mbak"
Nadira tidak ingin bertanya lagi. Ia akan segera turun dan memastikan kalau tamu itu adalah temannya
Nadira melewati beberapa anak tangga rumah cepat-cepat, sampai ruang makan hingga menuju ruang tamu. Matanya berbinar saat melihat dua temannya sebagai tamu. Mereka yang duduk di ruangan itu menoleh dan berdiri segera
"Assalamu'alaikum, Nyonya" Ucap mereka serempak. Dan serempak juga memeluk Nadira
"Wa'alaikum salam. Ayo duduk dulu" Ajak Nadira saat mereka sudah saling melepas pelukan. Mereka duduk lagi
"Kok bisa sore-sore datang kesini? Kalian juga tahu rumah aku darimana?"
Kiara dan Alina belagak berpikir
"Tahu darimana, ya, Ki?" Kata Alina. Kiara menaikkan bahu
"Pokoknya kita kesini" Kata Kiara semangat
Mereka sama-sama tersenyum dan saling memeluk lagi sejenak
"Kenapa nggak besok pagi aja? Nanti pulangnya gimana?" Kata Nadira
Alina sedikit menghembuskan nafas kasar
"Nggak usah khawatir lah, Nad. Kita baru datang juga, udah dipikir gimana pulangnya. Nggak mau diganggu, ya"
Alina menggoda. Nadira berusaha tersenyum kecut menanggapi. Kiara tertawa
"Udah-udah aku beritahu, ya, Nad. Biar kita orang nggak diusir" Kiara bicara
"Loh, aku..."
"Iya, bentar, Nad. Aku ngomong dulu" Kiara menyela
"Aku sama Alina kan udah milih Kampus, nih. Nah Alhamdulillah udah di terima juga. Kampusnya jauh dari rumah aku sama Alina, tapi kebetulan deket sama rumah kamu. Kita nge-kos di daerah sini"
"Iya. Baru tahu tadi pagi tahu kalau ini rumah kamu, soalnya aku lihat kamu nyiram bunga di depan" Alina melanjutkan
Nadira memanggut-manggut mengerti.
"Kenapa nggak tadi pagi aja kesininya?" Tanya Nadira lagi yang berada di antara mereka. Alina dan Kiara memutar bolah mata, jengah
"Ya jelas kita beresin barang-barang dulu, lah, Nad" Kiara berujar
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadira
General Fiction[BELUM TAHAP REVISI] "Aku tidak suka perempuan berjilbab!" Kata laki-laki itu kian tajam. "Lalu apa yang harus saya lakukan?" "Melepas jilbabmu. mungkin aku bisa saja terbuka karena itu" Tidak menunggu jarak sedikitpun, lelaki itu pergi, melewati pe...