49. Debutante (2)

648 111 7
                                    

Hampir dua bulan lamanya putri keluarga Eloise itu dikejar-kejar dua pangeran sekaligus, setiap harinya Landon dan Niel akan datang ke mansion Eloise untuk bermain (atau lebih tepatnya mengahancurkan hari-hari Eve). Tiada hari tanpa perdebatan keduanya dan saat itu terjadi Eve hanya bisa bersandar di sofa sambil memperhatikan, baru akan turun tangan apabila dua pangeran itu mulai beradu fisik.

"kau seperti mengasuh dua bayi besar" ujar Grey melihat adiknya terduduk lemas di kursi taman.

Eve mengangguk menyetujui ucapan sang kakak, pangeran apanya? kelakuan mereka tidak ada bedanya dengan anak lima tahun. 

Landon berlari menghampiri kedua adik kakak itu dan duduk di sebelah Eve, tapi Niel lebih dulu mendorongnya menjauh dan mengambil tempat Landon. Perkelahian keduanya pun tak terelakkan.

"Ah kenapa kalian mulai lagi???" rutuk Eve sementara Grey hanya diam memperhatikan dan tertawa di dalam hati. 

"Dia mendorong ku, dasar kau ini" teriak Landon tak terima dan mencoba menarik kembarannya menjauh dari Eve, tapi Niel bergeming dan menutup matanya seakan menikmati kekesalan Landon.

Terpaksa, manusia yang paling muda di antara mereka itu berdiri dan duduk di tengah-tengah Landon dan Niel.

"Adil bukan?" tanya Eve, Landon malah mengejek Niel dengan ekspresi menyebalkannya.

Niel berdiri tak terima "kenapa kau selalu memihaknya? aku, kapan giliran ku?" tanyanya protes sambil menghentakkan kaki.

Kepala Eve semakin berdenyut, sudah jam tiga sore dan kedua pangeran yang sudah bermain dengannya sejak jam tujuh pagi ini belum ada niatan untuk kembali ke istana.

"Baiklah, nanti aku akan memilih yang mulia" jawab Eve berusaha mengontrol ekspresi wajahnya.

Tapi Niel malah berteriak lantang "AAHHHHH"

'apalagi sihhh?' gerutu Eve dalam hati.

"sudah ku bilang jangan panggil aku yang mulia, kau ini ingin ku kurung di penjara atau bagaimana? kenapa selalu mengabaikan perintah ku?"

Eve menarik kedua tangan Niel membawa sang pangeran kembali duduk.

"maaf, kau kan tau aku tidak begitu pandai mengingat. maafkan aku ya, Niel" ujar Eve memasang wajah semanis mungkin, wajah yang belakangan selalu berlari-lari di dalam benak Niel.

Dan memang semudah itu, Niel pun tersenyum sambil menepuk pelan kepala Eve.

"hei, jangan sentuh tunangan ku dasar kau ini tidak sopan"

"dia juga calon ratu ku!"

"enak saja, aku dulu yang melihatnya"

"tapi aku duluan yang datang ke rumahnya"

Perdebatan itu berlangsung selama hampir dua puluh menit hingga akhirnya Eve tak tahan dan mengurung diri di dalam kamar.

"Baiklah, kalau kami kembali ke istana" kata Landon setelah berusaha mendobrak pintu kamar Eve sampai akhirnya dihentikan oleh Grey.

"Besok aku akan datang lagi" tambah Niel 

"Aku juga" timpal Landon, keduanya pun bertatapan bak musuh di medan perang.

Karna adiknya tidak kunjung keluar akhirnya Grey terpaksa mengantarkan dua pangeran itu ke depan mansion.

"hei, bagaimana kalau kunjungan kalian aku jadwalkan?" usul Grey, bukan apa-apa dia hanya tidak rela melihat sang adik hampir gila setiap harinya karna kedua pangeran ini.

Landon dan Niel bertukar pandang seakan bisa menebak isi pikiran satu sama lain.

"ide yang bagus" jawab keduanya.

World DistractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang