59. Leave it up to you

704 124 19
                                    

kali ini akan ku layarkan mereka dgn selamat sampai tujuan
















Andiko, laki-laki yang baru saja melepas status mabanya itu sedang denial soal perasaannya, degup jantungnya yang suka ngawur setiap kali ketemu Ardilla, akrabnya Ala, anak-anak suka manggil dia begitu.

sesederhana Diko yang terbiasa memakai elo-gue lalu ketemu Ardilla yang seumur hidupnya memakai aku-kamu, berhasil ngebuat laki-laki asli Bekasi itu baper habis-habisan setiap kali diajak perempuan asal Jepara itu bicara.

bukannya baru pertama kali, banyak kok perempuan lain yg bicara pake aku-kamu, tapi entah kenapa kalau Ardilla perasaan Diko jadi tergugah.

"gelis pisan euy, mana pinter masak"

Celetukan manusia di sampingnya membawa Diko kembali ke realita.

"siapa? Ardilla? tau darimana?"

"gue pernah iseng minta nyobain bekel doi, eh beneran dikasih, disuapin lagi" bangga Nuka yang matanya masih asik mengikuti gerak-gerik Ardilla.

tanpa basa-basi, Diko membara, ingin menerjang sahabatnya sejak semester satu itu.

"dia unik banget ya, hari ini mana ada cewek ke kampus bawa bekel mana masak sendiri"

lagi-lagi Nukbersuara, Diko gak mau dengar lebih lanjut memilih menyibukkan dirinya dengan membaca ulang semua chat-an dirinya dengan Ardilla.

"tapi sayang, doi udah ada pawangnya, mana ganteng mobilnya bagus. gue mah remahan rengginang di kaleng kong guan"

Diko mematung, pawang disini maksudnya pacar? bukan, kan?

tapi belum sempat mengkonfirmasi, Ardilla sudah berdiri di hadapan Diko membungkamnya.

"Nuka, aku pinjem temennya sebentar ya" ujar perempuan cantik itu ke Nuka "Diko, besok kamu ada waktu gak?"

"a-ada, kenapa?" gagap Diko, hatinya berdisko di tengah hari.

Ardilla malah pamer senyum cantik "ayo ke perpus, kita review jurnal. besok aku cuma ada kelas pagi setelahnya kosong"

Diko menelan pahitnya kekecewaan, tapi masih mencoba nyari keuntungan.

"bisa kok, tapi gue e-eh a-aku ada kelas dulu dua sks habis zuhur"

Susah payah Nuka di sampingnya menahan tawa biar gak meledak dan bikin Ardilla bingung, masalahnya udah setahun kenal tapi Diko masih aja gagap tiap kali ngobrol dengan Ardilla.

"oke, besok kalo kelasnya udah selesai kamu kabarin aku ya"

"kontaknya?"

pertanyaan Diko bikin Ardilla kedip kedip, maksudnya gimana? bukannya mereka punya grup WhatsApp?

"kan, ada di grup WhatsApp, kamu gak simpen nomor ku, ya?"

"emangnya boleh?"

"boleh dong, Diko kan, temen ku juga"

Nuka udah gak sanggup menahan tawanya dan milih lari keluar lab.

"yaudah ya, jangan lupa kabarin aku" Ardilla kembali ke mejanya, ninggalin Diko yang masih gak ngeh soal pembicaraan mereka barusan.

World DistractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang