20. Modhus (2)

1.2K 156 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Mau dilihat dari mana pun, berapa kali pun, aku yakin dia orang yang sama. Anak laki-laki yang mendorong ku menjauh dari pinggir jalan saat hampir tertabrak mobil, dia harus rela merasakan patah tulang karna aku. Sejak itu aku tidak pernah melihatnya lagi, sampai akhirnya aku di terima di salah satu perguruan tinggi, dan mendengar namanya.

“Arres!”

Seketika aku berbalik, mendapati seorang pemuda tinggi dengan kacamata bertengger di wajahnya yang tampan. Perasaan lega pun merayapi, aku menemukan apa yang selama ini ku cari.

Perlahan aku mulai masuk ke hidupnya, dengan langkah awal mengirimkan surat karna aku lebih suka begitu. Sosial media bukan tempat yang nyaman bagiku, lagi pula, aku lebih suka menulis. Melalui surat itu aku mengajak dia bertemu di lahan parkir kampus. Lucu memang, terlihat kekanak-kanakan dan ku pikir dia tidak akan datang.

Tapi ternyata Tuhan menjawab doa-doa ku, Arres datang menemui ku siang itu. Aku mengajaknya ke sebuah pesta penyambutan untuk para mahasiswa baru, dia pun mengiyakan karna ku rasa dia tidak pergi bersama teman perempuannya itu. Hagia, perempuan cantik dari jurusan psikologi.

Kami pun sepakat, dan Arres menawarkan diri menjemputku di rumah. Aku pun mengiyakan. Di perjalanan, aku mengutarakan niat ku pada Arres, sesuatu yang akan membuatku tidak menyesal nantinya.

***

“Kenalin gue sama Bayu dong, Res” ujar Adel tiba-tiba, Ares kaget bukan main. Dia sudah pede tingkat tinggi kalau Adelia itu menyukainya.

Ares berusaha tenang lalu menjawab “Bayu mah suka sama senior”

Adel mengangguk “Tau kok, kak Dara kan? Dia udah punya pacar tau, anak FK. Emang ga ngumbar sih jadi gak banyak yang tau” jelas Adel, membuat Ares lagi-lagi ternganga. Bayu bisa-bisa menangis tujuh hari tujuh malam kalau dia tau.

“Yang benerrr?? Terus elo kok bisa tau?”

“Bang Ian itu sepupu gue, dia tinggal bareng gue. Makanya gue tau, orang kak Dara sering diajakin ke rumah”

Ares menggaruk-garuk kepalanya, dia benar-benar gak menyangka, sepertinya dia harus bersiap-siap untuk menenangkan Bayu nanti.

“Btw, syarat lo kemaren apaan Res?”
Arres mendadak kelu, mulutnya seakan beku. Tapi kalau begini ya mau bagaimana lagi?

“Nanti-nanti aja deh, gue pikir dulu mau minta apa dari elo”

Sejak itu Adelia secara tidak resmi menjadi bagian dari lingakaran kecil Ares yang tadinya hanya berisikan dia, Bayu, dan Hagia. Bayu juga kelihatan tidak begitu peduli soal seniornya yang ternyata sudah memiliki pacar, atau kah karna sudah ada Adel yang siap menggantikan? Entahlah.

“Woi njay, Bayu mana?” tanya Adel yang siang itu datang ke kelas Ares.

“Lah gebetan elo nanya ke gua” jawab Ares masam, dia kurang lebih masih malu dengan kePD-annya.

World DistractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang