52. Face to face (2)

584 111 0
                                    


jangan pikir kalau Younghoon akan tersenyum riang mendengar senior yang dia sukai itu memanggil namanya, jangan terlalu berharap, dia tidak seberani itu.

yang sedang dibahas disini senior Joy, bukan perempuan biasa, tentu reaksi Younghoon juga tidak biasa. inginnya tentu berbincang ria, berdua, tapi apa daya kini Younghoon sudah ada di dalam kamar. meratapi kebodohan lewat penyesalan yang baru saja menyadarkannya.

"habis sudah, senior Joy pasti membenci ku, aahhhh dasar pengecut!" racaunya, membayangkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi esok hari.

sementara di kafe, Joy masih tidak habis pikir kenapa juniornya itu malah melarikan diri, biasanya para laki-laki selalu terlihat senang saat dipanggil olehnya.

"caranya berbeda" ujar Ten, pandangannya masih terpaku pada panggung yang kini menampilkan akustik.

Dahi Joy mengkerut "cara, cara apa?"

"caranya menyukai dirimu"

benar juga, dari awal Younghoon tidak pernah sekalipun memberi petunjuk soal siapa dia, kecuali tentang Roma. tapi tetap saja, ada sepuluh orang laki-laki yang ikut saat itu.

"ayo kita tangkap dia besok, kau harus membantu ku" Joy mengeratkan genggaman pada ponselnya, dia baru saja mengirim pesan ke akun Instagram yang diyakininya adalah Younghoon.

keesokan paginya.

sungguh, bahkan di hari ujian pun, Joy tidak pernah berangkat sekolah sepagi ini. pelajaran pertama dimulai pukul 8;30 dan sekarang masih jam 7;47, cuaca yang cukup dingin memaksa Joy untuk tetap berada di dalam mobil hingga cuaca mulai menghangat.

tepat pukul 8, Younghoon memasuki pelataran sekolah bersama sepeda kesayangannya. Joy langsung keluar dari mobil menghampiri si origami.

"hey, ayo bicara denganku"

demi Tuhan, Younghoon sudah menyiapkan jiwa raganya kalau-kalau Joy datang mencarinya tapi tidak pernah dia sangka seniornya datang sepagi ini.

"HEYYYY KENAPA KAU KABUR LAGI??"

ya, Younghoon kabur untuk kedua kalinya. katakanlah dia bodoh, pengecut, atau apalah. tapi perasaanya belum siap untuk menatap mata yang biasanya hanya dia lihat dari kejauhan, mendengar suara yang hanya dia dengar lewat sosial media, untuk pertama kalinya Joy secara nyata hadir dihadapannya, memanggil namanya, mengajak dia bicara. jantungnya seakan meledak-ledak!

bahkan pesan Joy di Instagram belum dia buka, Younghoon terlalu bahagia, sekaligus takut, kalau-kalau kebahagiaan ini hanya sementara.

bagaimana kalau Joy malah tidak suka dengan surat-surat yang ditulisnya? bagaimana kalau Joy merasa terganggu? bagaimana kalau Joy memintanya berhenti?

otaknya dipenuhi kemungkinan-kemungkinan terburuk, tidak, dia belum siap untuk berhenti merasakan perasaanya.

di lain tempat, Ten sudah mencoba berbagai cara tapi temannya ini masih saja menggerutu tentang si origami.

"maksudku, kenapa dia harus lari sekencang itu? memangnya aku zombi?"

Joy sedikit sakit hati usahanya bangun pagi-pagi buta tidak membuahkan hasil, seorang Joy ditinggal pergi begitu saja. tidak, dia tidak terima.

"bayangkan, orang yang selama ini kau sukai diam-diam, tiba-tiba mengajakmu bicara tanpa kau tau konteksnya. dia menyukai mungkin lebih lama dari yang kau kira, terkadang, tidak semua perasaan ditakdirkan untuk dibalas, merasakannya saja sudah cukup" jelas Ten panjang lebar, berkaca dari pengalaman pribadinya.

"memangnya kau akan bilang apa?"

pernyataan Ten menyadarkan Joy. jelas-jelas Younghoon melakukan itu semua karna menyukai dirinya, untuk apa ditanyakan?

World DistractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang