43. Monster

954 144 15
                                    

"Melaporkan dari tkp, telah terjadi pembunuhan terhadap sebuah keluarga. Korban berjumlah tiga orang dewasa dan tiga remaja, menurut keterengan polisi, pelaku pembunuhan kali ini adalah pelaku yang sama yang dua minggu lalu juga membantai habis sebuah keluarga. Hingga kini belum ditemukan bukti konkrit selain sidik jari yang tidak terinditifikasi, diduga bahwa pelaku adalah warga negara asing. Polisi juga menghimbau para warga untuk lebih berhati-hati, selalu waspada dan tingkatkan keamanan rumah anda, sekian dari tkp saya kembalikan ke studio"

Dahi Rendi berkerut dengar berita barusan, katanya dari tkp tapi kenapa banyak banget detail yang gak dilaporin?

"Bentar, kenapa bola mata sama kaki yang hilang gak diberitain juga? barang-barang berharga di rumah korban juga utuh gak kesentuh dikit pun" protesnya ke Danny yang udah mumet duluan sejak tengah malam.

"menghindari kepanikan massa, beberapa petinggi percaya kalau pelaku bukan sembarang orang" balas Danny, tangannya sibuk bolak-balik koran yang dia kumpulin sejak minggu lalu.

Heran kan? 2020 masih ada yang langganan koran. Menurut Danny atau yang lebih akrab disapa Dan, berita yang dimuat dalam koran jauh lebih terpercaya daripada berita yang disiarkan di tv atau radio.

Hp Danny tiba-tiba bunyi, ada pesan masuk dari atasannya.

"Bused, kerja coy kerja rapat 20 menit lagiiii"

Danny lari ke kamarnya dan make celana asal, keluar lagi terus narik Rendi keluar. Kapten mereka serem soalnya, kalo telat rapat bakal disuruh ngepel kantor selama seminggu. Dikira kantor polisi pusat kecil apa kaya pos ronda?

Rendi dan Danny, rekan kerja di kantor kepolisian pusat. Anggota dari tim Alpha yang diketuai atasan jutek, kapten Dio, manusia batu yang gak pernah senyum dan kerjaannya ngehukum anak buah.

Danny bawa motor udah kaya balap liar sat set sana sini sampe kena kejar polantas yang lagi bertugas, untungnya dia lolos karna udah hapal jalan tikus sekitaran kantor.

"Gila apa nerobos lampu merah dua kali??? kita ini polisi woiiii polisi, malu ama seragam anjinggg"

Protes Rendi padahal mereka lagi gak pake seragam, lututnya gak berasa lagi. Udah lemes duluan sejak keluar dari pekarangan rumah tadi.

"Gue lebih takut ama kapten daripada kena tilang, udah kagak usah protes. Cepetan!"

Lagi-lagi Rendi harus pasrah ditarik-tarik rekannya, masih ada waktu lima menit sebenernya karna Danny bawa motor udah kaya buroq, tapi lebih cepat sampe di ruang rapat kayaknya lebih baik daripada dikasih tatapan maut sama manusia batu sepanjang rapat.

"SAFE!!!" teriak keduanya pas ngeliat ruang rapat masih kosong dan langsung ngambil posisi.

Gak lama kemudian semua tim alpha udah ngumpul dan rapat pun dimulai.

Rendi udah ngebayangin hal-hal gila dalam kepalanya, tapi dia gak pernah dengar hal segila ini.

"Kesimpulan sementara, pelakunya kanibal" tuntas sang kapten.

Ruangan mendadak dingin karna semua orang tiba-tiba merinding, ditengah kepanikan timnya, Rendi beraniin diri buat angkat tangan minta kesempatan bertanya.

"Silahkan"

"Bisa saja sindikat penjual organ, karna dikedua kasus selalu ada bagian tubuh yang hilang" ujar Rendi, berpegang pada keyakinannya.

"Itu juga termasuk kemungkinan, tapi kalau dicermati lagi pelaku hanya mengambil bola mata. Kalau memang penjual organ kenapa tidak sapu bersih, kenapa hanya mata? dan lagi, cara pelaku mengeluarkan bola mata terlalu sembrono sehingga tidak akan bisa dipakai kembali singkat kata, tidak berharga"

World DistractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang