29. Pura-pura Lupa (3)

893 154 24
                                    


Walau awalnya terasa mustahil, tapi pelan-pelan Joanna mulai melepaskan diri sepenuhnya dari Faldo. Sebisa mungkin juga menghindari si kembar Kausar dan Kaisar kalau sedang di kampus, takut kalau tiba-tiba Faldo datang.

Belakangan ini Joanna lebih memilih menyendiri, sesekali makan siang atau refreshing bersama Jelita, sahabat sekaligus pacarnya Kausar.

Semua jadi beda, Joanna gak punya lagi “go to man” atau “one call away” lagi.

Kalau ada apa-apa mendadak, Joanna cuma bisa mengandalkan transportasi online. Walau pun sudah berkali-kali Kaisar marah tentang itu tapi Joanna tetap sama, dia Cuma gak mau kehilangan teman lagi. Jadi sebisa mungkin, dia lakukan semua sendiri.

Terakhir waktu control bulan lalu, Joanna gak sengaja bertemu Reno.

“Kok sendiri?” kalimat pertama yang keluar dari mulut Reno waktu melihat Joanna duduk sendiri di lobby rumah sakit.

Joanna Cuma bisa senyum sambil mengangguk “Yang lain sibuk, kamu sendiri?”

Reno mengambil tempat di sebelah Joanna “Nganterin barang, kakak gue lagi koas di sini. Lo udah selesai?”

“Udah, nunggu obatnya” balas Joanna singkat.

“Sibuk gak?” tanya Reno lagi, kali ini sambil menghadap Joanna.

Si gadis terlihat berfikir sebelum menjawab “Gue Cuma mau ngajakin makan kok, lo pasti belum makan, kan?” sambung Reno sebelum Joanna sempat menjawab.

“Iyadeh, boleh” jawab Joanna akhirnya.

Begitu Joanna selesai dengan semua urusan, keduanya berjalan beriringan ke parkiran.

“Hari ini gue motoran doang, maaf ya. Gatau bakal ketemu elo” kata Reno saat sampai di parkiran motor.

“Kenapa minta maaf coba? Bersyukur kali udah diajakin bareng, harusnya aku yang makasih” balas Joanna sambil menerima uluran helm.

“Mau makan dimana nih?” Reno sedikit berteriak karna jalanan yang selalu ramai.

“Di kotrakan aja gimana? Biar aku masakin, itung itung terima kasih”

“Wih yang bener? Boleh boleh. Tapi gue mau mampir dulu ya beli es kelapa”

Sesampainya di penjual es kepala langganannya, Reno langsung turun memesan.

“Pak, pesen dua ya. Yang biasa satu, satunya lagi murni aja ga pake es”
Setelahnya Reno kembali duduk di atas motor sambil menunggu.

“Ada yang nitip ya?” tanya Joanna.

Reno menggeleng “Enggak, buat elo. Tapi gue pesen polosan soalnya ntar kalo elo salah makan bahaya, gapapa kan?”

Joanna malah tertawa membuat Reno kebingungan “Kok ketawa Jo?”

“Gapapa, lucu aja”

Begitu pesanannya selesai, Reno melesatkan motornya ke kontrakan baru Joanna.

“Masuk aja ren, gapapa. Kalo di luar kaya penagih hutang”

“Bisa ngelawak juga ya lo” balas Reno mengekori Joanna masuk ke dalam rumah.

“Kamu nonton dulu aja, atau tidur juga gapapa. Aku mau ganti baju dulu terus masak” kata Joanna sebelum dia melesat masuk ke kamar.

“Sipp”

Reno benar-benar tertidur setelah sepuluh menit berbaring, hembusan angin dari jendela yang terbuka lebar membawa Reno ke alam mimpi.

Tak terasa setengah jam berlalu, Joanna sudah siap dengan kegiatannya lalu kembali ke ruang tengah mendapati Reno tidur menggelung seperti anak kucing.

World DistractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang