Weekend adalah waktu yang pas buat tidur seharian, tapi dengan kondisi yang mendukung tentunya.Tapi kayaknya, sabtu pagi ini bukan waktu yang tepat buat Lucya buat leha-leha dalam mimpi indahnya. Karna, kayaknya, ada renovasi mendadak di rumahnya hari ini juga. Dengan berat hati Lucya cuci muka, ganti baju terus turun ke bawah.
"mam, ribut-ribut apasih masih pagi juga?"
Tanpa nunggu jawaban nyonya rumah, Lucya bergegas ke dapur buka kulkas dan ngambil sekotak susu. Dan manusia yang dua bulan belakangan selalu menghantui Lu berjalan masuk ke dapurnya. DAPUR YANG ADA DI DALAM RUMAHNYA.
Oke relaks.
Tapi demi badan biru dewa krisna, ada perlu apa cowok ini di rumahnya? di dapurnya?
"pagi, sisi"
"bukan sisi, LUCYA!"
"oke, pagi, Lulu"
Hah dia malah senyam-senyum.
"Lo ngapain dirumah gue pagi-pagi, Ki?"
Namanya Kiki, do you love me? Gak, bercanda. Tapi beneran, namanya Kiki bukan Riski atau Rizky. Kiki.
"Lucya, hai. Kayaknya buat beberapa minggu ke depan tante sama Kiki bakal ganggu kamu sama mama kamu, sorry ya cantik"
Detik selanjutnya dapur mendadak jadi ruang konferensi.
"rumah tante Dina ada masalah pipa air, banjir dimana-mana. jadi sampai rumahnya rampung lagi, tante Dina sama Kiki bakal tinggal bareng kita" jelas mami.
Sebagai jawaban, Lucya cuma senyum sambil ngangguk. Maminya dan tante Dina itu sepupu, nenek dari mami dan kakek tante Dina itu bersaudara. Otomatis dia dan Kiki ada hubungan keluarga.
Dan keduanya sama-sama janda, rumah Kiki cuma berjarak dua rumah dari rumah Lucya. Rumah besar mami yang kamarnya ada lima jadi tempat tinggal sementara yang sempurna buat tante Dina dan anaknya.
Yang mana jadi mimpi buruk buat Lucya, karna mulai detik itu Kiki bakal tidur di seberang kamarnya.
Fast forward ke hari yang dibenci semua umat aka senin, Lucya sedang ngeluarin uneg-uneg ke Rara di dalam kelas kosong.
"bagus dong, lo bisa pdkt lebih intens"
"GA BISA RAAA! fakta kalau dia tinggal seatap sama gue aja bikin gue ga bisa tidur"
Ironisnya, Lucya itu suka Kiki. Mantannya Rara waktu waktu mereka maba. So..
Tapi Rara ga masalah kok, karna waktu dia sama Kiki masih pacaran, Lucya belum jadi sahabatnya, lagian Rara udah move on dan punya pacar.
"shit di belakang lo, dia ke sini, jangan panik" teriak Rara, tapi bisik-bisik. Ngerti kan?
Lucya mendadak beku waktu tangan seseorang nyentuh pundaknya, pelan-pelan dia noleh ke belakang.
"Lulu, gue boleh nebeng balik?"
How can she says no?!
Setelah nge-iyain permintaan Kiki, Lucya malah panik sendiri. Sementara Rara nyoba ngasih saran buat sahabatnya.
"calm down, Lu, gue yakin dia sengaja ngegodain lo. kayaknya dia tau deh lo suka s sama dia"
"PERKATAAN LO BARUSAN GA NGEBANTU GUE RA"
The thing is, selama dua bulan ini Lucya ga berusaha buat deketin Kiki sama sekali. Cuma sekedar suka ngeliat cowok itu dari jauh, sesekali bertukar kata kalau ketemu karna gimana pun mereka satu fakultas. Pokoknya sama sekali gada usaha buat dapetin Kiki, dan dalam semalam orang yang dia suka tinggal di rumahnya dan bisa dilihat atau disentuh, kalau mau, 24/7 setiap hari. Gimana ga panik?