Berlatar di masa kerajaan klasik, hiduplah seorang ibu dan dua anaknya. Suaminya sudah meninggal dua tahun yang lalu, membuat Greyson yang saat itu berusia 22 tahun harus mengemban nama keluarganya dan menjadi Duke Eloise selanjutnya. Hidup mereka sempurna walau pun sosok seorang ayah tidak lagi ada, tapi Grey sudah lebih cukup untuk Genevieve.
Putri satu bungsu keluar Duke Eloise itu akan melaksanakan debutante tahun ini, sebuah acara sakral yang selalu di nanti setiap gadis. Genevieve atau yang lebih akrab disapa Eve, bisa dibilang beruntung karna dirinya seumuran dengan putri raja yang akan berulang tahun ke-18 dalam dua minggu.
Tapi nampaknya sang lady tidak terlalu menantikan momen tersebut, karena..
"kau bisa pergi dengan ku"
Eve mendelik melihat sang kakak "tentu, sebagai pilihan terakhir" jawabnya sengit.
Ayolah, ini akan jadi pesta dansa pertamanya. Siapa yang pergi ke pesta dengan kakak laki-laki?
"hey, banyak gadis di luar sana yang ingin ku ajak ke pesta besok. asal tau saja, aku punya puluhan surat ajakan di kantorku" lagi-lagi Grey menyombongkan diri, well, dia memang tampan sih.
Greyson bukan hanya kepala keluarga, tapi juga jendral junior kerajaan, tangan kanan para pangeran. Tidak ada gadis di Hawthorne yang berani menolak pesonanya, kecuali sang adik.
Eve hanya bisa menghembuskan nafasnya, tapi inikan salahnya sendiri, selalu mengurung diri di rumah tanpa pernah menerima undangan minum teh atau semacamnya.
"apa kau tidak punya kenalan yang bisa aku ajak ke pesta?" tanya Eve masih berusaha.
Grey menimbang di dalam hati, jujur saja, dia juga tidak punya banyak teman selain dua pangeran yang selalu menyusahkan dirinya.
"kau tau aku selalu sibuk di istana" jawab Grey, meraih satu gulungan berkas untuk ditandatangani.
"mau kemana? sejam lagi para penjahit akan datang membawa gaun mu" tanya Grey melihat sang adik berjalan meninggalkan kamarnya.
Gadis itu menoleh "aku akan keluar sebentar, kalau mother mencari ku tolong carikan alasan untukku" katanya lalu pergi begitu saja.
Greyson menggelengkan kepalanya, walaupun dia seorang jendral tapi dia sama sekali tak pernah melarang sang adik untuk pergi sendiri keluar dari mansion. Karena Eve memiliki kemampuan sihir yang cukup untuk melindungi diri sendiri, dan kalaupun Eve merasa tidak bisa mengatasi sendiri maka Grey akan segera tau.
"ayo, ikuti adikku" pesannya kepada burung hantu peliharaannya, atau bisa dibilang penguntit sang adik.
Sedangkan Eve saat ini sudah sampai di pusat kota, bersama pelayan kesayangannya mulai berjalan ke satu butik ke butik lain. Eve sangat menyukai gaun dan perhiasan, bukanlah suatu hal yang luar biasa untuk seorang putri bangsawan. Yang luar biasa adalah Eve sudah menghasilkan uang sendiri, selain gaun dan perhiasan, Eve juga sangat suka pada teh dan membuat tehnya sendiri.
Merasa akan sukses, Grey mendukungnya adiknya. Memberikan Eve modal yang cukup besar dan membangunkan pabrik kecil di belakang mansion, dan benar saja teh itu sukses besar karna Grey lah wajah dari produk tersebut. Para gadis selalu mengantri untuk membeli setiap musimnya.
Jadi Eve tidak lagi merasa bersalah setiap kali membeli gaun-gaun atau perhiasan mahal, karena dia bisa menghasilkan uangnya sendiri.
"my lady, bukankah di pesta nanti and memerlukan topeng?" tanya Bel sang pelayan.
"astaga, kau benar" Eve segera menyudahi kegiatannya di toko perhiasan dan menuju toko yang menjual topeng.
Sesampainya di sana Eve dan Bel segera berpencar, tapi sudah penat berkeliling sang putri tidak menemukan topeng yang menarik perhatiannya.