TRIGGER WARNING!!
SELF INJURY"bukannya lo bilang lo gak suka dia?"
Sooyoung bungkam tak menjawab, hanya air mata yang dapat menjelaskan situasinya. Sementara Taeyong berusaha menahan emosi, berjalan bolak-balik dihadapan Sooyoung.
"liar, LIAR"
Taeyong berusaha keras menahan rasa sakit hatinya, meyakinkan diri sendiri kalau dia tidak kecewa. Tapi semakin dia berusaha semakin cepat pula jantungnya berdetak, membuat pria kurus itu kesulitan bernafas. Dan membuat seluruh tubuhnya kesakitan.
"KENAPA LO SELALU BOHONG SAMA GUE SOO? KENAPA? gue belajar mati-matian dan jadi gue yang sekarang. kerja gak berhenti biar bisa beli rumah buat kita berdua. gak lagi cutting selama bertahun-tahun karna lo gak suka. terapi tiap bulan, minum obat-obatan yang gue benci. Gue lakuin semua yang lo mau, TAPI KENAPA? kenapa susah banget buat jujur? kenapa gue gak pernah cukup? gue harus apa lagi biar lo gak berusaha ninggalin gue terus? gue cuma punya elo, Soo"
Sooyoung masih gak berkutik sedikit pun, tetap diam dalam tangis. Dia sadar apa yang dilakukannya salah, sulit untuknya melihat Taeyong kesakitan tapi disaat bersamaan Taeyong tidak bisa selamanya hidup seperti ini.
Diamnya membuat Taeyong semakin sakit, laki-laki itu berdiri, berjalan masuk ke kamarnya dan mengunci pintu.
Dan Sooyoung tau persis apa yang akan dilakukan Taeyong.
"KAK, JANGAN. TOLONG JANGAN. DENGERIN GUA DULU KAK. TOLONG JANGAN KAYA GINI. GUE MINTA MAAF" raungnya sambil mengetuk keras daun pintu.
Dia berusaha mendobrak pintu berulang kali hingga kedua pundaknya terasa sakit tapi tidak berhasil, seketika Sooyoung teringat Ten dan segera berbalik ke meja mencari handphonenya.
"ke rumah sekarang, Taeyong cutting lagi, gue takut"
Tanpa menutup panggilannya Sooyoung kembali menghadap pintu, mendengar jelas suara gesekan benda tajam dengan kulit. Dia menggigit bibirnya.
"KAK, PLEASE DENGERIN DULU. GUE SUMPAH GAK BAKAL BOHONGIN ELO LAGI, gue bakal tinggalin dia kalau itu yang lo mau. Jadi tolong, buka pintunya"
Sooyoung mendengar suara benda jatuh menyentuh lantai lalu suara langkah kali mendekati pintu. Detik selanjutnya, Taeyong keluar dengan senyum lebar dan kedua tangan yang dipenuhi cairan merah.
Gadis itu menggigit lagi bibirnya, berusaha untuk tidak kembali menangis melihat Taeyong yang tersenyum ke arahnya.
"janji kan? gak bakal bohongin gue lagi dan ninggalin dia?" jari kelingking pemuda itu terangkat ke arah lawan bicaranya.
Dan Sooyoung menautkan kelingking mereka, dengan tangannya yang berlumuran darah, Taeyong mengusap air mata si gadis dan menarik Sooyoung ke dalam dekapannya.
"udah ya cantik, jangan nangis lagi" ujar Taeyong, wajahnya tersenyum cerah seakan tidak merasa sakit sedikit pun.
Tidak lama kemudian Ten datang, membawa kantung berisi p3k dan makanan untuk mereka bertiga.
Ten membersihkan luka-luka itu selagi Sooyoung menyuapi Taeyong makan. Kini dia sudah tertidur di kamar Sooyoung setelah meminum obat.
Sooyoung tengah membersihkan kamar Taeyong, mengelap jejak darah yang mulai mengering. Mengganti karpet lantai, tidak lupa mencari benda-benda tajam tersembunyi ke seluruh sudut ruangan.
Dia lanjut memisahkan tumpukan sampah lalu diletakkan di depan rumah, karena truk sampah akan datang nanti.
"lo beneran bakal ninggalin Kun?"