"Bupeeeeerrr.... Bupeeeerrr..." teriak Arsen ketika dia selesai sholat subuh pukul setengah enam pagi. Dia menuruni anak tangga bak orang tak keruan.
"Ya, Arsen? Ada apa?" tanya Robert.
"Buper! Ini gimana, Bang Yayan belum pulang juga dari tadi malem!" ujar Arsen.
Robert tertegun mendengarnya. Iya yah.
"Buper, tolong dong, yuk cari Bang Yayan, soalnya pikiran Arsen gak enak banget, Buper! Arsent takut Bang Yayan kenapa-napa. Arsen telponin dari semalem gak di angkat-angkat!" seru Arsen, panik.
"Iya, Arsen tenang dulu tapi ya. Buper coba telpon Pak Andi dulu" ujar Robert.
Arsen manggut-manggut.
Robert pun segera menelpon Pak Andi.
~
Julian terbangun dalam keadaan terkejut setengah mati. Begitu dia melihat tubuhnya bertelanjang bulat dan ada Afkar disampingnya tengah memeluknya erat. Dia terlonjak kaget lalu segera menendang Afkar sampai jatuh dari kasur. "Anjiiiing!!!"
"Aaaaawww... aduduuhhh... sakiiit Juliaaannn!!!" ringis Afkar.
Julian buru-buru mengenakan pakaiannya. "Emang biadab lo, Kar, ye! Gak punya otak lu"
Afkar di lantai turut tersenyum memandangi Julian. "Gimana??? Gak susah kan buat tidur sama kamu???"
"Anjing lu, anjing!!! Emang bangsat otak lu tau gak!" cetus Julian.
"Yang penting Bang Yayan udah merawanin Afkar barusan!" tukas Afkar, senyam-senyum.
"Eh, ngentot! Lo jangan pernah berani manggil-manggil gua Bang Yayan! Lo gak ada pantes-pantesnya sebut itu ke gua, tau lo!!!" gertak Julian. Lalu dia meringis kesal penuh sesal, "Astaghfirullah al-adzim, ya Allaaaahhh... bisa-bisanya gua kejebak!"
"Julian... ini tuh bukan jebakan! Tapi ya karena memang kita sama-sama pengen aja! Sama-sama suka!" tutur Afkar.
"Tai lo!!! Jadi soal dalang-dalangan, itu semua jebakan??? iya???" erang Julian, hebat, menendang kasur sampai kasur itu mencong. Afkar tersenyum puas. Julian mengacak-acak rambutnya dengan kasar. "Eh, lo sekarang ikut gua lo, anjing!!! Siap-siap lo membusuk di penjara! Karena Arsen sama Nanto bakal nuntut lo!!! Ikut gua lo, bangsat!"
Afkar tertawa dan berdiri dari duduknya. "Yakin kamu, kalo aku bakal masuk penjara???" tanya Afkar, optimis.
"Yaiyalah! Lo tuh udah ngerusak pernikahan orang lain, mencemarkan nama baik, tempat yang pantes buat lo sekarang ya penjara, atau gak neraka! Membusuk lo disana!" jelas Julian.
"Pikir lagi deh, Jul! Kamu yakin???" tanya Afkar.
Julian menekuk alisnya, membaca raut wajah buruk Afkar. "Apa maksud lo??? APAAAA???!!!"
Afkar mendehem sambil mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan video kejadian tadi malam pada Julian.
Julian melotot bukan main ketika melihat isi video tersebut dari jarak yang tak dekat, tak jauh juga.
"Aduuuhh... gimana ya, kalau video ini bisa jatoh ke tangan mertua gue??? Gue pasti langsung di depak dari rumah! Eh, jangan mertua dulu deh, gimana kalau pertama-tama kita tunjukin ke istrinya dulu! Kira-kira nanti pas cerai, anaknya bakal ikut siapa ya??? Mamanya... atau bapaknya yang bejat ini??? Eh, atau langsung aja kali ya, gua upload di sosial media??? Biar viral! Rame deh tuh, anak menantu sang sultan Arkan Arzafka, selingkuh!!! Ngentot sama anaknya yang lain! Lebih tepatnya sih, anak kandungnya! Bukan anak pungut!!!" ancam Afkar.
"Anjing lo, Kar!!! Anjiiing!!! Lo tuh gak lebih dari seekor iblis yang lagi bebas gangguin hidup orang tau gak lo!!! Tapi asal lo inget!!! Cukup lo inget seumur hidup lo! Tuhan itu gak pernah tidur, Kar!!! Tuhan itu maha adil! Dia gak akan pernah ngebiarin orang-orang laknat kayak lo, bertahan untuk ngerusak hidup orang lain!!! Ngerti lo, setan???" tukas Julian, dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 3 (END 21+)
RandomWARNING!!! : LGBT CONTENT (21+) CERITA MENGANDUNG KALIMAT KASAR DAN TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK DIBACA OLEH DIBAWAH UMUR DAN JUGA HOMOPHOBIA. Dilahirkan dengan penuh perjuangan, segala penantian dan pengorbanan akhirnya berhenti disaat Aidan Tawakkal...