Yasmin melihat ke arah Aidan yang sedang makan di kantin bersama Dali. Sejurus Yasmin pun langsung menarik tangan Malik untuk menghampiri mereka.
"Waaaaoowww!!! Lagi pada makan disini ya?" tanya Yasmin.
"Hai Aidan" sapa Malik.
Aidan tak merespon, dia melanjutkan menyantap siomaynya.
"Hai Dali... kenalin, ini Malik. Anak baru di sebelas sains regular" ujar Yasmin memperkenalkan.
Dali yang sedang makan itu turut berdiri dari duduknya dan tersenyum, "Hai, gue Dali" Dali turut menjulurkan tangan kanannya ke arah Malik.
"Gue Malik. Salam kenal" ujar Malik.
"Salam kenal, Malik" balas Dali.
Aidan langsung mengambil tangan Dali dan menariknya pelan sampai Dali terduduk. "Lagi makan!"
Dali hanya memberikan senyuman canggungnya.
"Kita gabung ya" tutur Yasmin.
"Silahkan, Min. Silakan silakan" ujar Dali, mempersilahkan.
Yasmin dan Malik pun duduk berhadapan dengan Dali dan Aidan.
"Malik, berhubung hari ini lo nraktir gua, lo mau makan apa? Biar gue yang pesenin" ujar Yasmin pada Malik.
"Waoow... Malik baik banget, traktirin Yasmin" tutur Dali.
"Oh, enggak kok. Gak nraktir. Cuma wujud terima kasih Malik ke Yasmin aja" tutur Malik pada Dali.
Aidan masih fokus menyantap makanan, sambil memainkan ponselnya.
"Makasih??? Makasih buat apa?" tanya Dali.
"Buat..."
"Dal, cabut yuk! Selera makan gua ilang nih disini" tutur Aidan.
"Loh, tapi makanan gua belum abis, Dan" kata Dali
"Lo masih mau disini? Kalo lo masih mau disini, gue tinggal. Tapi kalo lo ikut gue, kita di kelas lo aja" ujar Aidan pada Dali.
"Ih, ikuuuuttt" pinta Malik pada Aidan.
Aidan hanya memutar bola matanya, tak suka melihat Malik.
Dali pun berdiri dari duduknya.
Yasmin langsung berkomentar, "Dal... elo bukan kacungnya si Aidan kan, yang dikit-dikit harus ngintilin dia kemana-mana???"
Savage.
Ucapan menohok itu sukses membuat Dali kembali duduk lagi di tempatnya dengan bingung, sementara Aidan mendekat ke arah Yasmin.
"Lo bilang apa barusan?" tanya Aidan, menatap Yasmin dengan tajam.
"Gue ngomong ke Dali, bukan ke elo!!!" tandas Yasmin, tidak takut sama sekali dengan seringai Aidan yang seakan mengancamnya.
"Lo punya urusan sama gue!" Aidan mendorong pelan bahu Yasmin sampai dia terpinggir.
Yasmin melotot dan menganga. Dia balas mendorong tubuh Aidan yang tinggi dengan kedua tangannya. "Kok lo dorong-dorong gue sih, hah!!!"
Aidan sama sekali tak rubuh. Dia malah semakin mendekat ke arah Yasmin. Matanya menajam bagai burung elang yang siap menerkam. Ia dan Yasmin kini sama sekali tak peduli dengan seluruh tatapan orang-orang di kantin itu yang menatap mereka heran.
Sementara Malik kebingungan sendiri.
"Eeeehh, udah udah udah... jangan pada berantem dooong. Maluuu diliatin tuh" tutur Dali seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 3 (END 21+)
RandomWARNING!!! : LGBT CONTENT (21+) CERITA MENGANDUNG KALIMAT KASAR DAN TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK DIBACA OLEH DIBAWAH UMUR DAN JUGA HOMOPHOBIA. Dilahirkan dengan penuh perjuangan, segala penantian dan pengorbanan akhirnya berhenti disaat Aidan Tawakkal...