Chapter 92

698 119 92
                                    

"Kalian darimana sih? Kok jam segini baru pulang?" tanya Kirana pada Mario dan Malik.

Mario diam, tak menjawab apa-apa. Pikirannya masih mengawang pada kejadian tadi di rumah Aidan.

"Dari rumahnya Aidan, Mah" jawab Malik, santai.

"Apa??? Dari rumahnya Aidan??? Anaknya Arsen sama Julian?" ulang Kirana, emosi.

"Iya, Mah!" jawab Malik, takut.

Sejurus Kirana alias Afkar menjadi sungut dan naik darah. Dia kesal bukan main ketika mendengar ungkapan Malik barusan. "Kalian berdua!!! Camkan dan terapkan ini ke otak kalian masing-masing! Mama!!! Gak mau denger ataupun tau, kalau sampe kalian pergi ke rumah itu lagi! Ngerti???" tukas Kirana seketika.

Malik yang polos, turut bertanya, "Emangnya kenapa sih, Ma? Keluarganya Aidan baik kok. Apalagi Om Arsen, orangnya ramah banget. Tadi aja Kamar di ajak ngobrol berdua sama Om Arsen. Akrab banget. Udah kayak anak sama Bapak"

"Apa???" Kirana tercekat mendengarnya. Dia melotot pada Mario, "Kamu di ajak ngobrol berdua, Mario???"

Mario gelagapan, terperangah. Dia mengangguk. "I-iya, Ma"

"Ngapain???" tanyanya gahar. "Ngomongin apa kalian?"

Mario terkesiap melihat Ibunya yang bagai orang kesetanan seperti itu. "Eng-gak ada kok, Ma. T-tadi kita cuma ngebahas tentang Aidan di sekolah aja kok"

"Halah! Alesan! Kamu kan baru sehari sekolah disitu. Mama yakin banget, dia pasti punya niat yang macem-macem sama kamu!" tukas Kirana.

Mario terdiam, memperhatikan keanehan yang begitu membludak pada diri Ibunya. Begitu juga Malik yang tak habis pikir. Kemana sosok bidadari dalam Kirana yang dulu kini.

"Asal kalian tau ya, mereka itu keluarga gay! Seisi keluarga mereka itu gak bener! Jadi Mama gak mau kalau sampai anak-anak Mama dimacem-macemin sama mereka! Ngerti???"

Malik mencetus lagi, "Tapi Ma, Malik kan juga gay!"

"DIAM MALIK!!!"

Malik dan Mario terkejut seketika.

"Mama rasa kalian berdua udah cukup ngerti dengan sekali Mama bicara! Kalau sampai kalian melanggar lagi, jangan harap kalian bisa tinggal disini lagi sama Mama!!!" tukas Kirana.

Mario dan Malik melotot seketika, saling berpandangan sejenak. "Mama ngusir kita?"

"Ya!!!" tegas Kirana. "Ini yang pertama! Dan terakhir kali kalian pergi kesana! Awas kalau sampe Mama tahu ini terjadi lagi! Mama gak akan segan-segan mengusir kalian berdua dari rumah ini!!!"

Malik menelan ludah. Matanya berkaca-kaca. Mario juga menelaah baik-baik ucapan Mamanya barusan. Ini benar-benar aneh. Tidak seperti Mamanya yang biasanya. Mama begitu membenci keluarga mereka hanya karena keluarga mereka gay. Bagaimana kalau Mama sampai tau bahwa Mario dan Malik juga meyakinkan jati diri mereka bahwa mereka berdua adalah seorang gay juga. Ini berabe. Bahaya.

"Kenapa sih, Mama, Kak? Gak asik banget" tukas Malik.

Mario mencetus, "Kamu denger sendiri kan tadi. Ini yang pertama dan terakhir kali ya, kita ke rumahnya Aidan!"

"Tapi kan, Kak..."

"Udah Malik! Kamar capek! Mau istirahat!" Mario meninggalkan Malik menuju kamarnya.

Sementara Malik turut heran dan kebingungan akan sikap Kamar yang tumben-tumbenan berubah dingin.

~

"Sayaang..." panggil Julian pada Arsen yang duduk di sisi ranjang tidurnya.

Arsen tak menggubris panggilan Julian yang baru pulang kerja.

STUCK ON YOU 3 (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang