"Mau sok jadi pahlawan lo buat homoan lo itu?" tanya Aldo pada Aidan.
Aidan hanya diam, tak menjawab apa-apa. Wajahnya terus terpaku pada petugas upacara yang tengah bergerak.
"Lo ini munafik banget sih. Katanya homophobic. Gak suka sama cowok. Tapi liat perlakuan lo tadi itu udah menunjukkan kalo lo itu... yaaah, sedikit belok sih" tukas Aldo lagi, memancing emosi Aidan.
Aidan hanya berusaha bersabar menghadapi Aldo. Dia masih menjurus pada petugas upacara tersebut.
Sementara Malik dan Dali di ujung sana masih terus memperhatikan Aidan di tempatnya.
Hingga kemudian Aldo kembali mencuat, "Udahlah... buah tuh gak jatuh jauh dari pohonnya. Kalo sekeluarga udah belok mah belok aja. Such a fuckin faggot!" hardik Aldo.
Aidan membuang napasnya seketika lalu membalikkan badannya menjadi mengarah pada Aldo. Dikepalnya tangan kanannya yang sudah siap membogem wajah Aldo kuat-kuat. "Bilang apa lo barusan???"
"Such a fuckin faggot, baby!" hina Aldo lagi, halus.
Ketika emosi Aidan sudah siap akan meledak, sejurus Aidan tertoleh ke arah Dali di ujung sana. Dia menatap
Dali dengan tajam dan raut wajah yang penuh emosi.Sementara Dali sendiri turut menggelengkan kepalanya pelan, memberikan isyarat pada Aidan untuk tidak melakukan hal bodoh.
Aidan memejamkan matanya, sejurus dia membuang napas lalu kembali menghadap ke depan. Tak menghiraukan Aldo.
"Gak jadi mukul nih, cucunya kepala yayasan??? Kenapa??? Banyak catatan ya di BK??? Takut???" cetus Aldo.
"Sssttt!!! Aldo, diam kamu!" seru seorang guru yang tengah berbaris di sana. Sejurus Aldo pun turut diam di tempatnya.
Aldo pun seketika menjadi diam. Lantas dia pun turut memperhatikan Aidan yang kini memandangi Dali terus menerus.
~
"Ciyeeee yang tadi nolongin Malik, makasih ya buat dasi sama topinya" ujar Malik pada Aidan.
Aidan sibuk merapikan isi tasnya. Mengecek jersey basket yang akan dikenakannya.
"Bang Edaaaann!!!" Malik merogoh-rogoh tas Aidan.
"Apaan si???" tukas Aidan.
"Makasiiiihh!!!"
Aidan diam, memperhatikan Malik.
Malik berujar lagi, "Kalo orang bilang makasih, jawabnya apa???"
"Dasar tolol!!!" cetus Aidan seketika.
"Dih, kok malah ngatain Malik tolol sih, Bang?"
"Ya emang lo tolol! Dikerjain sama Aldo mau aja. Apa namanya kalo bukan tolol?"
"Babang Edan yang ganteeeeng. Malik itu bukannya diem aja dikerjain sama Aldo. Tapi Malik juga gak bisa ngapa-ngapain. Orang dia sama temen-temennya kan tadi! Mana bisa Malik lawan kalo merekanya banyakan?" jelas Malik.
"Ah, bacot ah. Mana sini dasi sama topi gua???" pinta Aidan.
Malik pun turut melepas topi dan dasi yang dikenakannya pada Aidan sambil manyun. "Nih"
"Cuci dulu lah. Bekas keringet lu juga. Jorok banget!" cetus Aidan.
"Iya iya. Gausah galak-galak napa" Malik cemberut.
Aidan hanya membuang napasnya, malas berargumen dengan Malik.
Sejurus Malik mengeluarkan kotak makannya dari dalam tasnya, lalu diberikannya pada Aidan. "Nih, Bang"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 3 (END 21+)
De TodoWARNING!!! : LGBT CONTENT (21+) CERITA MENGANDUNG KALIMAT KASAR DAN TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK DIBACA OLEH DIBAWAH UMUR DAN JUGA HOMOPHOBIA. Dilahirkan dengan penuh perjuangan, segala penantian dan pengorbanan akhirnya berhenti disaat Aidan Tawakkal...