Chapter 86

672 115 78
                                    

"Berarti Adrial itu... Mario dong?" ulang Dali ketika Aidan menceritakan semua padanya.

Di mobil, di perjalanan pulang, Aidan masih sedikit gundah sambil menyetir. "Pantesan aja Mario gak disekolahin di Bakti Perwira"

"Iya ya" tukas Dali, "Si Afkar pasti gak akan ngebiarin lah, si Mario sekolah disitu! Pasti bakal ketemu elo terus, nah, kalian kan kakak adek, pasti ada ikatan batin. Makanya si Afkar gak mau sampe Adrial itu kenal atau deket sama lo, Dan!"

Aidan terdiam membenarkan, ucapan Dali benar-benar menjawab semua pertanyaan dan kekeliruannya. "Iya! Lo bener, Dal! Lo bener!"

"So... what your planning now?" tanya Dali.

Aidan pun terdiam lagi, "Gue ada satu rencana. Gue gak yakin ini akan berhasil atau enggak. Tapi gue akan nyoba"

"Apa tuh?" Dali penasaran.

"Lo mau kan temenin gua?" tanya Aidan.

Dali tersenyum, "Kemanapun lu ajak gua, gua pasti akan ikut kok, Dan!"

Aidan tersenyum seketika, merasa bersyukur memiliki sahabat baik seperti Dali disisinya. "Thanks ya, Dal"

"Sama-sama Edaaan!"

~

"Lo yakin nih kita kesini?" tanya Dali pada Aidan, ketika dia berhenti di depan gedung kantor Pak Imam.

"Yakin, Dal!" jawab Aidan.

"Emang lo mau ngapain sih? Lo gak lagi berniat untuk ngelabrak Pak Imam kan, Dan?" tanya Dali, cemas.

"Lo liat aja entar! Ayo!" Aidan beranjak memasuki gedung kantor itu dan menghampiri meja resepsionis.

"Selamat siang, Dik. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Mbak-mbak resepsionis tersebut.

"Saya pengen ketemu sama Pak Imam!" jawab Aidan.

"Maaf, Adik darimana?"

"Dari Januar Industries. Saya Aidan Tawakkal Januar, putra dari Tuan Arsen dan Julian Januar" ujar Aidan, tegas.

Mbak-mbak resepsionis itu menelaah baik-baik dari atas sampai bawah Aidan yang berdiri dihadapannya.

"Mbak gak percaya? Perlu bukti?" tanya Aidan, saking kesalnya dia dibuat lama menunggu.

Dali menepuk-nepuk pelan

"Maaf, sebentar, biar saya telpon ke ruangannya dulu ya" ujar Mbak Resepsionis sambil mengambil gagang telpon di mejanya, lalu segera menelpon.

"Kita mau apa sebenernya sih, Dan?" tanya Dali.

"Mau bikin Mario perlahan deket sama keluarganya lagi" jawab Aidan.

"Dengan bilang ke Pak Imam kalo Mario itu si Adrial, adik lo yang hilang, gitu?" tanya Dali.

"Udah diem aja deh. Bawel banget sih jadi gadun!" cetus Aidan.

"Dih, kok gadun sih?" Dali meneplak lengan Aidan yang keras. Protes.

"Lu kan om gua! Ya gadun dong!" cetus Aidan.

Lagi, Dali meneplak lengan Aidan lagi. "Emang gue om lo! Tapi jangan panggil gadun dooong!"

"Ya emang itu kan pantesnya, Oooommm!!!"

"Om kan bukan berarti Om Om anjing!" Dali sebal.

"Heh! Mulutnya nih ya! Ga boleh ngomong kasar!"

"Tapi lo anjing, punya sikap kayak gitu!" sambung Dali.

Aidan terkikik seketika.

"Silahkan, Kak. Langsung ke ruangannya saja. Ruang utama di lantai delapan" ujar Mbak Resepsionis tersebut.

STUCK ON YOU 3 (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang