Pagi hari, Julian sibuk menjemur Aidan kecil dibawah sinar matahari pagi, di halaman belakang rumah Arkan yang besar dan dipenuhi dengan rumput hijau serta beberapa bunga indah. Dia begitu sayang kepada Aidan kecil dan selalu menciuminya dengan gemas.
"Anaknya Daddy Juliaaaan..." Julian bermain dengan Aidan, "Ganteng banget ciii... halum bangettt... tadi di mandiin Mbak ya??? Mbak Salamah yaaa..." Julian mengajak Aidan bicara.
Menciumnya beberapa kali. Rasanya gemas sekali untuk tidak mencium pipi mungilnya.
"Jagoannya Daddy niiiiih... cepet gede ya sayang yaaaa... jadi anak yang baiiik kayak Papa kamuuu. Dan pinter kayak Daddy kamuuuuu" tutur Julian, sambil menggoyang-goyangkan Aidan lembut.
Lalu Arsen datang seketika, dia nampak seperti orang yang baru bangun. "Sayaaang... udah mandi yaah??? Sama Daddy yaaah???" ajak Arsen bicara pada Aidan.
Aidan yang tidak tahu apa-apa, menguap mungil.
"Iiihh... ngantuk ya Aidaan yaaa???" ujar Julian.
"Bang Yayan maafin Arsen ya, Arsen telat bangun. Sampe jadi Bang Yayan yang ngurus Aidan pagi-pagi. Soalnya tadi malem Bang Yayan tau sendiri kan, dia nangis-nangis terus"
"Iyaaah, gapapa lah, Sen. Aku juga seneng, pagi-pagi bangun, ada Aidan yang nungguin, ngajakin main. Sekalian aja aku yang jemur"
"Bang Yayan yang mandiin Aidan???"
"Salamah" jawab Julian.
"Maafin Arsen banget ya, Bang. Arsen jadi..."
"Udaaaah! Udah ah, gapapa kok. Aku tau kamu capek banget sayang. Makanya aku juga gak tega bangunin kamu tadi" ujar Julian.
"Bang Yayan baik banget sih" Arsen mengelus-elus pundak Arsen. "Arsen beruntung banget punya suami kayak Bang Yayan"
Julian tersenyum heran seketika, "Emangnya kita udah nikah ya???"
"Belum, kan dua hari lagi!"
"Iyah" Julian pun mencium pipi Aidan lagi.
"Tuuuh, Aidan... Daddy kamu tuh gitu! Lupa kalo Papa juga punya pipi!!!" sindir Arsen.
"Ooooohhh, ada yang mau dicium jugaaaa... Siapa itu ya??? Siapa ya Aidan ya???" tanya Julian.
"Aaaa, Bang Yayaaaaan!!! Arsen juga pengen diciuuuum!!!"
"Yaudah, mana sini pipinya"
Arsen mendekatkan pipi kirinya ke arah Julian. Lalu seketika Julian pun mencium pipi lembut Arsen. Cup. "Muaah! Daaah! Puas???"
"Sebelahnya lagi, belom!" Arsen menyodorkan pipi kanannya
Julian lalu mencium pipi kanan Arsen. "Mmmhhh... aceemm nih pacal aku nihhh"
"Emang iya, Bang???" tanya Arsen, sambil mencium dirinya sendiri.
"Mandi dulu gih"
"Tapi Bang Yayan udah sarapan belum? Biar Arsen buatin dulu, abis itu Arsen mandi"
"Udah makan roti kok tadi"
"Yaudah, Arsen bikinin teh panas aja ya, abis itu Arsen mandi"
"Iyah. Makasih ya Sayang"
"Sama-sama, Bang Yayaankuuuu" Arsen mencium bibir Julian cepat, lalu berjalan menuju dapur.
~
"Kita mau lunch dimana, Bert?" tanya Tuan Arkan pada Robert yang sibuk dengan ponselnya.
Robert terus fokus menatap layar dan mengetik pesan chat kepada orang wedding organizer.
"Robert... sayang..." sapa Tuan Arkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 3 (END 21+)
AcakWARNING!!! : LGBT CONTENT (21+) CERITA MENGANDUNG KALIMAT KASAR DAN TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK DIBACA OLEH DIBAWAH UMUR DAN JUGA HOMOPHOBIA. Dilahirkan dengan penuh perjuangan, segala penantian dan pengorbanan akhirnya berhenti disaat Aidan Tawakkal...