Chapter 79

817 117 48
                                    

Dali memperhatikan seisi kantin, mencari seseorang yang perlu di pantaunya sejak tadi pagi.

Ketemu.

Dia melihat Aidan tengah menyantap es krim matcha disana. Masih lengkap dengan tas gendongnya.

"Heh!" Dali meneplak lengan Aidan pelan.

Aidan yang masih menggigiti sendok es krimnya turut menekuk alisnya. "Apaan sih lu!"

"Mana???" tanya Dali.

"Mana apaan?"

"Mana janji lo! Katanya mau minta maaf ke si Malik. Ini lo baru dateng, kan?" cetus Dali. "Ngaku lo!"

"Lah emang!" jawab Aidan, rileks.

Dali menggerutu sebal, "Nyebelin banget sih. Janjinya gak mau bolos-bolos. Tapi mana buktinya??? Malah bohong kan lo!"

"Ini tuh gak bolos. Tapi dateng telat!"

"Sama aja, Edan gilaaaa!!!"

"Udah deh, jangan bawel. Yang penting gue kan dateng ke sekolah!"

"Gua tetep gak suka, lo dateng-dateng telat begini! Lo mau jadi apa, Daaaan???"

Aidan masih saja santai menyantap es krimnya.

"Gua khawatir, bisa-bisa tahun depan lo turun ke kelas regular. Mau lo?"

"Gapapa lah. Biar sekelas sama lo!"

"Ih, ogah banget gua sekelas sama lo!"

"Loh, kenapa? Kan biar pinter!"

"Enggak! Cukup tugas-tugas aja gua kerjain. Nanti kalo sekelas, bisa-bisa lo nyuruh gua nulisin semua materi yang di papan tulis, lagi. Abis itu kalo kerja kelompok, lo pasti cuma ongkang-ongkangan kaki doang! Diiihh, gak banget!" cetus Dali.

"Lo kenapa jadi bawel banget gini sih?" tanya Aidan.

"Karena gua makin ngerti sekarang, orang kayak lo itu harus di bacotin terus tiap hari. Biar cepet ngerti!"

"Alah, cape!"

"Emang! Sama lo mah cape mulu gua!"

"Makasih ya!"

"Dih, makasih buat ape lo?"

"Udah mau cape-cape buat gua!" cetus Aidan.

Tuh kan. Kupu-kupu di perut Dali bergerak lagi, memadukan satu refleksi yang membuat Dali tersipu malu dan harus sebisa mungkin menahannya di hadapan Aidan.

"Senyum-senyum ae, gausah ditahan! Ntar cepirit baru tau rasa lu!"

"Bacot ah, Idan ah!" cetus Dali.

Seiring Malik datang memasuki area kantin, lalu Dali terengah dan turut memanggilnya. "Malik!!!"

Malik di ujung sana langsung menoleh ke sumber suara.

Dali antusias melambaikan tangannya ke arah Malik, menyuruhnya untuk segera ke mejanya.

"Hadeuh, alamat ilang nalih nafsu makan gua!" dumal Aidan pelan.

Dali mendengarnya, meneplak lagi lengan Aidan yang sama sekali tak terasa bagi Aidan sendiri.

Malik menghampiri Aidan dan Dali disana. Sejurus Dali turut mempersilahkan duduk di bangku depannya. "Duduk, Lik!"

"Iya, Dal" Malik pun duduk berhadapan dengan Aidan dan juga Malik. "Mmmm... ada apa ya?"

"Gua mau minta maaf!!!" cetus Aidan to the point. Lalu dia beralih pada Dali, "Puas lu?"

STUCK ON YOU 3 (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang