Chapter 4

1.3K 136 50
                                    

Visby Sweden, Swedia, 5 Maret 2020

Pernikahan Arsen dan Julian pun resmi di selenggarakan dengan begitu sederhana dan bahagia. Serta mematuhi protokol kesehatan.

Hanya orang-orang terdekat yang datang ke acara tersebut, serta beberapa rekan penting Tuan Arkan disana.

"Aku mencintaimu karena cinta dan kasih sayang yang begitu besar padamu, Arsen Arzafka. Maka dengan ini... disaksikan banyak orang, di ikhlaskan oleh orang tua, rekan dan sahabat. Bersediakah kamu, Arsen Arzafka, menikah denganku, menjalani hidup bahagia denganku, dikala susah maupun senang. Suka maupun duka. Kaya maupun miskin. Muda hingga tua. Kini hingga nanti. Jadi pasangan hidupku, Arsen Arzafka?"

Arsen dengan senyuman manis dan air mata yang menetes, setelah penantian panjang, akhirnya keinginannya selama ini tercapai. Menikah dengan Julian. Tuturnya lembut berkata, "Iya. Arsen bersedia, Julian Januar. I do!"

Seiring para tamu yang hadir memberikan tepukan tangan yang meriah.

Nanto yang tengah menggendong Aidan, seketika memperlihatkan kebahagiaan itu pada Aidan juga. "Liat Papa sama Daddy Aidan tuuuh... lomantis ya Aidan ya"

"Abis ini mereka pasti langsung bikin dede buat Aidan" cetus Adit pelan.

Anwar dan Junior turut memelototi Adit seketika. Adit canggung takut.

Begitu cincin berlian itu terpasang di jari manis Arsen, Arsen terharu bukan main.

"Cincin ini mungkin sering diartikan sebagai tanda cinta, Sen. Tapi tanda cinta aku itu Aidan. Cincin ini cuma benda mati. Jadi kalau nanti, tiap kita berantem, tiap kita ada masalah dan gak bisa diselesaiin baik-baik, kamu ingat Aidan ya, Sayang ya. Dia wujud cinta nyata kita, Sen. Cinta besar Bang Yayan buat Arsen! Yah?!" jelas Julian.

Arsen kemudian menangis, saking terharunya.

"Yaaah, kok Arsen nangis???" tanya Julian, menghapus air mata kekasihnya itu.

"Kalau yang di nikahan gini, biasanya mempelai perempuannya pasti nangis" tutur Arsen.

"Kamu kan bukan perempuan, Sayaaaang"

"Iya sih" Arsen dodol.

Julian tertawa seketika. "Kamu tuh lucu banget siiiihh!"

"Arsen... Arsen takut, Bang..." ujar Arsen tiba-tiba.

"Takut kenapa, Sayang???" tanya Julian, penasaran.

"Arsen takut, kita nanti akan dapet cobaan yang lebih dari yang udah-udah. Arsen takut gak bisa ngadepinnya. Arsen..."

"Sssshhh... sshhh... tenang aja ya, Arsen. Setiap rumah tangga itu pasti akan ada pasang surutnya. Ada aja cobaannya. Ada aja pengganggunya. Tapi satu yang harus kamu percaya, Bang Yayan pasti akan selalu nemenin kamu. Kita hadapi masalah kita sama-sama. Kita lewatin bareng-bareng. Buktinya kita udah berhasil kan, ngelewatin semuanya. Walau itu berat, tandanya kita itu kuat, Sen. Karena udah berhasil ngelewatin masalah yang berat-berat. Jadi Arsen gak perlu takut. Arsen gak perlu cemas dan khawatir. Bang Yayan sama Aidan pasti akan terus sama-sama nemenin Arsen. Jadi kita gak perlu takut. Kan kita bertiga" jelas Julian.

Arsen lalu tak kuasa menahan tangis bahagianya, dia seketika menjurus pada tubuh Julian yang mengenakan serba putih tersebut, lalu memeluknya dengan erat. "Arsen sayang banget sama Bang Yayan. Arsen gak pernah nyangka, akhirnya Arsen bisa bersama juga sama Bang Yayan. Lewat ikatan ini"

"Gak usah jauh-jauh, Sen. Kamu liat Daddy kamu sama Mas Robert. Mereka jauh lebih lama menjalani lika-liku kehidupan sampai akhirnya bulan kemarin menikah juga. Iya kan???" tutur Julian.

STUCK ON YOU 3 (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang