Chapter 96

640 108 48
                                    

Keesokan harinya Mario dan Malik bersiap untuk berangkat ke sekolah. Sebelumnya, mereka duduk di meja makan dan ikut sarapan bersama Mama dan Papanya.

"Mama udah bulat, kalau Mario dan Malik akan pindah sekolah asrama di Singapur" cetus Kirana tiba-tiba.

Mario tersedak roti isinya. Dia buru-buru mengambil susunya dan langsung meminumnya.

Malik membulatkan bola matanya, "Serius, Ma?" tanya Malik.

"Iya" jawab Kirana, santai.

"Apa-apaan ini, Ma? Kenapa Mama mengambil keputusan secara sepihak?" tanya Imam. "Mama juga gak ngomong dulu sama Papa!"

"Mereka itu anak-anak saya, Imam! Jadi saya berhak untuk..."

"Tapi saya kepala keluarga di rumah ini. Saya juga Ayah dari anak-anak saya! Jadi tolong jangan mengambil keputusan apapun tanpa kesepakatan dari saya terlebih itu menyangkut urusan anak-anak!" tegas Imam.

Kirana menyunggingkan senyumannya seketika, lalu berbicara santai, "Saya akan tetap melakukannya. Dengan atau tanpa persetujuan dari anda!"

Pak Imam seketika berdiri dari meja makan dan menggebrak mejanya. Dia pergi meninggalkan rumah dan bergegas menuju kantornya.

~

"Jadi jam berapa Papa mau ke rumah sakit, untuk ambil hasil labnya?" tanya Aidan pada Arsen di meja makan.

"Janji sama Dokternya sih jam 12 siang. Tapi nanti kalian..."

"Papa tenang aja, Idan sama Mario pasti akan dateng kesana kok jam 12"

"Loh, terus sekolah kalian?"

"Kan bisa ijin sebentar. Soalnya Idan sama Mario pasti juga penasaran" ujar Aidan, "Boleh kan, Dad?" tanya Aidan pada Julian.

"Boleh boleh aja. Nanti Daddy juga kesana deh, jam 12" ujar Julian.

"Emang Bang Yayan gak sibuk, Bang?" tanya Arsen.

"Enggak laaah! Apa sih, yang enggak buat kamuuuu???" ujar Julian sambil mencubit dagu Arsen.

"Iiih, malu tau, diliatin Aidan tuh!" cetus Arsen.

Aidan hanya tertawa kecil, sambil geleng-geleng kepala. Begitu juga dengan Julian.

~

"Kak, ini gimana, kalo sampe Mama beneran mindahin kita ke Singapur. Aduuuh" tanya Malik cemas pada Mario yang sedang menyetir mobilnya.

"Sekarang Kamar semakin yakin, Lik! Ada sesuatu yang Mama umpetin dari kita berdua! Sampe-sampe kita mau dipindahin ke Singapur!" tukas Mario.

"Iya, kak! Tadi malem juga Malik nemuin kalung, di dalemnya ada foto Malik waktu kecil sama inisial huruf S  di lemari Mama.

"Kamu serius?"

Malik mengangguk.

"S? Artinya apa, Lik?"

"Itu juga yang Malik pengen cari tau, kak. Malik jadi bingung. Kenapa Ibu kita begitu misterius dan penuh rahasia?" tukas Malik.

Perkataan Malik barusan membuat Mario berpikir lagi di dalam mobilnya. Kenapa gua sekarang tiba-tiba jadi yakin gini, kalau gua ini anaknya Om Arsen dan Om Julian. Ya Allah, berikan hamba petunjuk. Jika ada kebenaran yang tersembunyi, tolonglah segera engkau bukakan ya Allah.

~

"Aidan, gawat!" cetus Mario seketika pada Aidan yang berada di kelas Dali.

Aidan, Dali juga Yasmin turut terperangah dengan kedatangan Mario dan Malik di kelas mereka.

STUCK ON YOU 3 (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang