"Bos Keong! Bos Keong makan dooong! Daritadi makanannya gak disentuh gitu sih. Gak suka ya??? Pesen lagi deehhh! Double A yang traktir" ujar Adit pada Arsen.
Hari ini Adit dan Anwar berniat untuk mentraktir para sahabatnya di sebuah restoran mewah di Jakarta Platinum. Namun berhubung Julian dan Junior sedang sibuk bekerja dan berhalangan datang, maka yang hadirpun hanyalah Arsen dan Nanto.
Arsen sama sekali tidak menyentuh makanannya. Padahal dia sudah memesan makanan itu. Entah mengapa pikirannya masih mengawang pada bayinya yang hilang belasan tahun lalu. Adrial.
"Tau nih, Bos Keoong gimana sih. Dimakan dooong" timpal Anwar.
Arsen terengah seketika, lalu dia memberikan senyumannya yang paksa dalam rautnya yang pahit. "Sorry, sorry, gue selfish ya?"
"Enggak kok, Beeeb!!!" Nanto memegang bahu Arsen, "Adit sama Anwar cuma bingung aja, kenapa makanan lo gak di makan?"
"Oh ya?" lirih Arsen ke arah Double A yang kini manggut-manggut.
"Lo kenapa sih, Bos??? Lagi gak mood ya?" tanya Anwar.
Arsen terdiam seketika. "Yaaa... kalian pada taulah jawabannya apa"
"Adrial?" tanya Nanto.
Arsen manggut-manggut.
"Aaaa bos keooong..." lirih Adit.
Arsen menitihkan air matanya lagi, "Udah makin gak kerasa. Belasan tahun lamanya... Adrial gak balik sama gue"
Nanto mengelus-elus bahu Arsen.
Arsen melanjutkannya ratapannya, "Gue kangen banget sama dia. Tapi gua gak bisa ngelakuin apa-apa untuk bisa ketemu sama dia. Gua bahkan juga gak tau dia dimana. Semua cara udah dilakuin, tapi..."
"Mungkin karena hilangnya di Thailand, jadi polisi sama aparat juga susah usut kasusnya, Seeen" tutur Anwar.
Arsen termangu mendengar ucapan Anwar barusan. Dia terdiam. Hingga kemudian terengah akan sesuatu, "Tapi... Tapi gue sama Nanto udah nemuin Adrial, ya kan, To, ya??? Ya kan???"
Adit dan Anwar berpandangan, lalu memandang ke arah Nanto. Menclingukan kepala, bertanya maksud Arsen apa. Nanto pun menjawab ucapan Arsen, "Iyaaah, tapi kan masih belum pasti juga dong, Sen. Kalau itu Adrial atau enggak"
"Kan dia punya mimisan yang sama kayak gue, To! Dia..."
"Oke oke okeeee..." Adit mengangkat kedua tangannya, berusaha membuat suasana menjadi nyaman, "Sebelum kita terlalu jauh ngebahasnya... kan kasian juga Bos Keongnya yah, jadi sedih sedih teruuusss, keinget-inget terus sama Adrial. Mending kita bahas agenda gue sama Anwar aja nih. Boleh yaaa... Sen, boleh yaa??"
Arsen manggut-manggut.
"Nah, jadi malem sabtu ini, kalian semua, wajib sekeluarga pada dateng ke launching restoran kita berdua, hasil collab sama PT. Asianfoodie di ballroom hotel Alaska oke???" tutur Anwar, antusias.
"Waaaaaooowww... congratulationsss!!! Ooohhh, jadi lo nraktir kita-kita tuh karena ini???" tanya Nanto.
"Yomaaaannn!!! Pokoknya malem sabtu kalian semua wajib dateng sih! Se-ke-lu-ar-ga!" timpal Adit
"Yap! Tanpa terkecuali!!!" cetus Anwar.
"Bawa anak juga nih?" tanya Nanto.
"Bawa lah! Kita juga bawa Rabu sama Sabtu kok! Soalnya itu tuh hari istimewa buat gue sama Adit! Jadi jangan sampe gak dateng lu pada!" cetus Anwar.
"Okeee!!!" jawab Nanto.
"Bos Keong! Dateng ya!"
Arsen mengangguk dengan senyuman. "Iya iya, Dit"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 3 (END 21+)
RandomWARNING!!! : LGBT CONTENT (21+) CERITA MENGANDUNG KALIMAT KASAR DAN TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK DIBACA OLEH DIBAWAH UMUR DAN JUGA HOMOPHOBIA. Dilahirkan dengan penuh perjuangan, segala penantian dan pengorbanan akhirnya berhenti disaat Aidan Tawakkal...