"Telpon dari Tuan Arsen, kenapa?" tanya Imam.
Kirana tersenyum remeh mendengar nama itu disebut. "Proyek lagi?" tanya Kirana.
"Bukan urusan kamu!" ujar Imam. "Sebaiknya sekarang juga kamu katakan sama saya. Siapa kamu sebenarnya? Siapa Malik, siapa Mario?"
Kirana menekuk alisnya menatap Imam, lalu dia tertawa sok manis, "Sayang, aku ini Kirana, istri kamu! Mario dan Malik itu anak aku! Anak kita"
"Bohong!!! Mereka berdua bukan anak kandung kamu, kan???" tukas Imam.
"Sayang, aku gak bohong..."
"BOHONG!!!! KAMU PEMBOHONG, KIRANA!!!"
"MARIO DAN MALIK ANAK AKUUUU!!!! Sekarang juga kamu kasih tau ke aku, dimana Mario dan Malik!" cetus Kirana.
"Kamu tanya aku??? Yang bener aja kamu! Kamu bilang kamu Ibunya. Kemana aja kamu dari tadi? Kelayapan? Ibu macam apa sampai anak sendiri gak tau dimana keberadaannya!" remeh Imam.
"Imam, kamu jangan pernah meremehkan aku, Imam. Aku sungguh-sungguh untuk pindahin mereka ke Singapur" cetus Kirana.
"Pengecut!" tukas Imam.
Kirana tertegun mendengarnya.
"Sekarang aku tau alasan kamu mau pindahin mereka ke luar negeri. Karena kamu itu pengecut! Kamu takut ketauan kan, kalau Mario dan Malik itu bukan anak kandung kamu. Atau kamu merasa terancam disini karena mungkin Mario dan Malik sudah memiliki hubungan dan mulai dekat dengan keluarga kandung mereka? Iya???" tukas Imam seketika.
Jantung Afkar seakan tak mampu berdetak normal. Dia semakin menggebu-gebu ketika kecurigaan Imam mulai berapi-api dan mencecarnya dengan ratusan pertanyaan.
"C'mom, Kirana! Orang itu adalah Tuan Arsen dan Julian, kan?" tandas Imam.
DERRR!!! Kirana bagai tersambar petir mendengar ungkapan Imam barusan. "K-kamu jangan asal berasumsi, Imam! Kamu gak tau apa-apa!"
"Kamu pikir aku gak tau, tiap kali aku sebut nama Tuan Arsen, kamu seperti orang ketakutan??? Kamu larang-larang Mario dan Malik untuk akrab dengan anak-anak Tuan Arsen itu karena kamu takut, kan? Kamu takut mereka akan mengetahui semua kebusukan kamu, kan?" cetus Imam.
Afkar hanya bisa menelan ludahnya dengan berat. Matanya berputar-putar, berpikir.
"Dan jangan kamu pikir, aku gak tau. Sewaktu acara makan malam bersama keluarga Tuan Arsen, pipi kamu merah karena habis ditampar kan sama beliau?" tandas Imam.
Skakmat. Afkar kali ini sudah tidak bisa kemana-mana. Pilihannya semakin sempit. Dia semakin tersudut oleh lontaran kalimat Afkar yang bertubi-tubi.
"Ayolah, ngaku sama saya!!! Siapa anak Tuan Arsen yang sebenarnya. Mario... atau Malik?" tanya Imam.
"DIAAAAAMMM!!!" teriak Afkar, "Kamu gak tau apa-apa, Imam! Kamu gak akan pernah tau rasanya menyimpan dendam yang semakin liar pada satu keluarga!"
"Tapi bukan berarti kamu harus jadi orang jahat, Kirana! Kamu itu penculik! Kamu culik Mario dan Malik, kamu rampas mereka dari keluarga kandung mereka! Apa namanya kalau bukan penjahat? Penipu! Kamu udah nipu banyak orang termasuk aku! Atau mungkin ada banyak kebohongan lain yang kamu sembunyikan dari aku, hah?" tukas Imam.
"Cukup Imam!!! Kamu gak pantes ngejudge aku kayak gitu! Aku ini istri kamu!!!"
"Enggak! Kamu bukan istri saya! Sampai sekarang aja saya gak kenal siapa kamu sebenarnya! Kamu pembohong, Kirana! Kamu penipu!!!"
"AAARRRGGGHHHHHH!!!!!" jerit Kirana, lalu dia pergi meninggalkan rumah itu.
"HEY!!! KIRANA!!! MAU KEMANA KAMU!!!!" teriak Imam. Dia jadi makin panik, ketika pikirannya mengacau pada Mario.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 3 (END 21+)
RandomWARNING!!! : LGBT CONTENT (21+) CERITA MENGANDUNG KALIMAT KASAR DAN TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK DIBACA OLEH DIBAWAH UMUR DAN JUGA HOMOPHOBIA. Dilahirkan dengan penuh perjuangan, segala penantian dan pengorbanan akhirnya berhenti disaat Aidan Tawakkal...