6. Terkejut

18.2K 1.9K 4
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komen nya yaa 😉
.
.

🚗🚗🚗

Bagai disambar petir di siang bolong ataukah mendapat durian runtuh. Rayhan benar-benar terkejut dengan permintaan Baim. Permintaan seorang anak kecil berusia empat tahun benar-benar membuatnya gelisah tak keruan. Ia tak keberatan untuk memenuhi permintaan Baim. Namun bagaimana dengan ibu nya?

Menjadi Papa nya harus menikah dengan ibu nya, kan?

Niat hati ingin mengenal lebih dekat dengan Baim ternyata Allah benar-benar mengijabah keinginannya. Namun sekarang mengapa hatinya menjadi gelisah seperti ini? Mengingat tatapan sendu ibu nya Baim membuatnya sedikit tertarik dengannya. Keteledoran sang ibu yang membuat ia berjumpa dengan Baim secara tak sengaja. Mengingat perlakuan ibu Baim membuat Rayhan menarik kedua sudut bibirnya. keramahannya, kerja kerasnya, ketegarannya dan jiwa keibuannya. Semua membuat Rayhan kagum pada sosok wanita yang baru saja ia temui.

"ya Allah dek, kakak panggilin malah senyum-senyum gak jelas. Kamu kesambet?" ujar Raina membuyarkan lamunan Rayhan

"ck, kalau masuk kamar orang tuh ketuk dulu kek, main nyelonong aja." Rayhan mencebikan bibirnya

"heh, kakak udah panggilin kamu daritadi gak dijawab sama kamu taunya malah asik ngayal, mana sampe senyum-senyum. Mikirin kotor ya?" goda Raina pada adik semata wayang nya

"enak aja kalo ngomong. Emang lo yang suka ngeres pikirannya."

Kedua kakak adik ini akan menggunakan kata Lo-gue jika merasa kesal. Dan itu malah membuat keduanya semakin harmonis.

"yee gue ngeres sih ada laki nya, lah lo ngeres mau disalurin kemana? Kamar mandi."

"astaghfirullah kak, berdosa banget lo."

Keduanya tertawa lepas mentertawakan kekonyolan keduanya. "ngomong-ngomong ngapain lo ke kamar gue?"

"eh iya, kakak mau tanya tadi siang Nara kamu ajak kemana? Tiba-tiba dia minta di beliin kucing sama papa nya."

"ohh itu tadi aku ajak ke kedai Baim sekalian nganter temannya." jelas Rayhan

"siapa? Baim?"

"iya, bocah laki-laki lucu."

"lah emang di kedainya ada kucing?

"ada dong, maka nya sekali kali ajakin Nara keluar, jangan pas emak bapak nya diner anak nya dititip ke gue." Rayhan mencibir

Raina yang sedari tadi duduk di kasur Rayhan pun melemparkan bantal kearah Rayhan yang sedang duduk di meja kerja nya seketika tawa Rayhan pecah.

 
🚗🚗🚗

Kedai tutup lebih awal karena Ara mendapat telepon dari Ummi nya jika ba'da magrib akan ada acara di rumah nya jadi kedai tutup pukul lima sore. Jalanan di sore hari sangat padat karena bertepatan dengan jam pulang kantor yang membuat Ara sampai rumah hingga adzan magrib menyapa.

Ara dan Baim membersihkan diri dan melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Ara kembali turun dengan Baim karena acara akan di mulai. Disana sudah ada Ummi dan kedua orangtua mendiang suaminya. Tak lupa kedua sahabat suaminya dan kedua orangtua yang Ara tidak tau siapa.

"om Gilang, om Haikal." panggil Baim yang langsung menyalimi mereka

"hei boy, makin gede aja nih jagoan Om." Haikal mengelus kepala Baim gemas

Baim memang dekat dengan kedua sahabat ayahnya. Tak jarang jika hari minggu menyapa mereka berdua mengajak Baim ke area bermain.

Ara duduk diantara Ummi dan mama nya tak lupa Baim yang berada di pangkuannya.

"sebenarnya ada acara apa Ummi?" tanya Ara

Semua hening, hingga suara deheman Gilang membuyarkan keheningan di ruang tamu itu.

"hmm, jadi maksud kedatangan saya dan kedua orangtua saya kesini bermaksud untuk meminang Citra Humaira Azzahra untuk menjadi pendamping hidup saya."

Deg

"maksudnya apa ini Ummi?" tanya Ara sedikit tak suka

"nak Gilang datang kesini dengan niat baik nak."

"kenapa Ummi gak bilang dari awal, mi? Ara udah berapa kali bilang kalau Ara gak bisa, mi."

"kamu belum coba nak, kamu pasti bisa." ucap Mira. Mira beralih pandang pada Baim, "Baim mau punya papa kan?" bocah itu pun mengangguk

"Om Gilang mau jadi papa Baim lho." ucap Mira membuat Baim menoleh tak suka

"Baim gak mau Om Gilang yang jadi papa Baim. Baim gak mau!" Baim turun dari pangkuan Ara dan berlari ke kamarnya

Ara terkejut dengan tingkah Baim, "mama dan Ummi lihat sendiri, kan? Baim pun gak mau aku menikah lagi. Jadi tolong jangan paksa aku untuk menikah lagi!"

Pandangan Ara beralih pada keempat orang dihadapannya, "saya meminta maaf atas perlakuan anak saya bu, pak. Mas Gilang dan mas Haikal sudah saya anggap sebagai kakak saya, jadi maaf saya gak bisa terima lamaran mas Gilang untuk saya."

"tapi ini permintaan terakhir Fahri, Ra." ucap Gilang

"mas Fahri cuma nitipin Baim untuk di jaga. Bukan berarti menikahi aku, mas." ucap Ara sedikit tinggi, "maaf sampai kapanpun saya gak bisa nerima orang baru di hidup saya. Permisi."

Ara meninggalkan semua orang di ruang tamu. Ia menyusul Baim ke kamarnya. Ara tak habis fikir pada kedua orangtua Fahri dan Umminya. Kenapa mereka bersikeras untuk menyuruh Ara menikah lagi.

"sayang." Ara memeluk Baim yang sedang memeluk bantal bola peninggalan Fahri.

Dulu sebelum Fahri di kebumikan Baim menangis histeris hingga Ummi, Mama serta Ara sendiri pun tak bisa mendiamkan tangisan Baim karena ia tak mau di jauhkan dari jasad ayahnya. Hingga bantal bola yang sering Fahri bawa ketika di rumah sakit menjadi pengganti sang ayah. Baim berhenti menangis ketika ditidurkan di dekat bantal bola tersebut. Hingga sampai sekarang bantal itu tak pernah jauh dari Baim bahkan untuk dicuci pun Baim melarangnya.

"aku gak mau punya papa kaya Om Gilang, bunda." Baim menatap Ara dengan berurai air mata

"iya sayang, bunda gak akan menikah dengan om Gilang. Bunda cuma punya Baim dan Ayah." Ara mengusap airmata sang putra

Berat rasanya menerima orang baru karena separuh hatinya telah dibawa pergi oleh Fahri. Cinta pertama dan akan menjadi cinta terakhirnya. Ara bersyukur Baim mendukungnya untuk tidak menerima lamaran Gilang.

"tapi bunda, aku mau punya papa kaya Om baik." ucap Baim dengan memasang wajah puppy eyes nya

Deg

Ara langsung menghentikan gerakan tangannya yang sedari tadi mengelus kepala Baim.

"bunda mau ya menikah sama Om baik? Biar Om baik jadi papa nya Baim."

🚗🚗🚗

Gimana puasa hari ini manteman? Semoga lancar terus ya sampai hari kemenangan tiba.

Tetap jaga kesehatan ya ❤

Jangan lupa one day one juz nya 😉









Cikarang,  15 april 2021

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang