28. Maaf

13.5K 1.3K 4
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.

🚗🚗🚗


"kamu benar gak kenapa-kenapa aku tinggal sendiri?." ucap Rayhan yang mengelus punggung sang istri.

Hari ini Rayhan cuti untuk mengantar jemput Baim karena sang istri sedang mengalami morning sickness. Rayhan yang sangat khawatir dengan kondisi Ara pun langsung membawa Ara ke dokter kandungan. Dan dokter Arini bilang jika Ara mengalami stress dan kecapekan.

Rayhan merasa bersalah dengan keadaan istrinya ini. Karena sejak kejadian dimana ia memberitahu kan tentang masalalunya Ara semakin menyibukkan diri demi menghilangkan rasa sesak di dadanya.

"udah kamu berangkat aja kasihan Baim nanti kesiangan." ujar Ara setengah mengusir Rayhan.

Bukan tanpa alasan Ara melakukan itu ia merasa mual saat dekat dengan Rayhan. Ia jadi teringat dulu saat mengandung Baim dimana ia tak bisa dekat dengan suaminya dulu. Tapi tanpa Ara sadari hal itu di artikan lain oleh Rayhan. Rayhan merasa Ara menghindar dengannya sejak saat ia menceritakan masa lalu nya.

Dengan langkah malas Rayhan pergi meninggalkan Ara. Jujur dia benar-benar takut meninggalkan istrinya dalam keadaan seperti ini sendiri di rumah karena mbok Nah sedang pulang kampung.

Sesampainya di sekolah Baim langsung masuk kedalam kelas tanpa Rayhan antar karena Rayhan hanya mengantar sampai depan gerbang dan akan kembali ke rumah karena Rayhan sangat khawatir dengan kondisi istrinya. Beruntung nya saat sampai rumah Rayhan mendapati sang istri yang tengah duduk bersandar dikepala ranjang dengan mata terpejam dengan mukena yang masih menempel pada tubuhnya dan Al-Qur'an yang ada di genggamannya.

Semalaman Ara tak bisa tertidur sebab kram perut yang ia rasakan akibat mual muntah yang ia alami. Rayhan tentu saja panik karena sejak awal kehamilan ia tak pernah melihat sang istri selemah ini.

Rayhan mengubah posisi istrinya untuk berbaring karena Rayhan tau posisi seperti ini sangat tidak nyaman untuk sang istri. Rayhan merebahkan Ara secara perlahan di tempat tidur. Ia mengecup kening dan mengelus perut Ara sebelum akhirnya melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Salat dhuha akan menjauhkan diri dari segala keburukan yang bisa datang kapan saja. Adanya ikatan antara hamba dengan Allah SWT dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan. 

"Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya." (HR. At-Thabrani).

Selesai sholat Rayhan mengaji di depan perut Ara, hal ini memang sudah ia lakukan sejak istrinya dinyatakan hamil. Rayhan memang sengaja mengajarkan anaknya sejak dalam kandungan dengan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Karena sejak usia tiga bulan janin yang ada dalam kandungan sudah bisa mendengarkan suara. Alangkah baiknya jika janin yang ada di dalam kandungan diperdengarkan bacaan-bacaan ayat suci Al-Qur'an.

Membacakan atau memperdengarkan lantunan Alquran selama masa kehamilan akan merangsang kecerdasan emosional janin menjadi lebih baik. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk meningkatkan intensitas membaca Alquran agar janin yang berada dalam kandungan dapat tumbuh secara optimal.

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang