بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komen nya yaa 😉
.
.
"Nenek, Nena."
Setelah pertemuan dengan Gea, Ara mengajak baim pulang ke rumah dan ternyata disana sudah ada Mira dan Marwah. Baim mencium tangan kedua neneknya dengan takdzim
"hey sayang, udah pulang sekolahnya?" tanya Mira sambil mengusap kepala Baim.
"udah dong, aku dapat bintang nih." jawabnya sambil menunjukkan tangannya yang terdapat Cap bintang
"wahh cucu Nena pintar banget sih." Mira mengecup pipi tembam sang cucu membuat Baim terkekeh geli.
Setelah bersalaman dengan kedua orangtua nya Ara menyandarkan tubuhnya pada sofa. Menghela nafas panjang mengingat permintaan aneh sang anak.
"kenapa, Ra?" tanya Marwah yang melihat raut wajah muram anaknya
Ara menggeleng, "gapapa, Mi." Ara menegakkan duduknya, "oh ya, Mi, Ma. Rencananya Ara mau perluas kedai Ara."
Mira yang sedang bermain dengan Baim pun seketika menolehkan pandangannya pada Ara, "wahh ide bagus tuh, Ra. Mama dukung. Atau kamu butuh bantuan nanti bilang aja sama mama."
"iya Ma, nanti konsepnya ada Pet Zone nya gitu. Satu ruangan khusus untuk kucing-kucing peliharaan."
"iya Nena, nanti Cimut banyak temannya deh. Yeeee." teriak Baim kegirangan
Ara tersenyum melihat tingkah ceria sang anak. Semoga Baim lupa dengan apa yang ia minta di cafe tadi.
"Nenek, Nena." panggil Baim pada kedua neneknya "Baim mau punya adik boleh kan?"
Pertanyaan Baim seketika membuat Ara membelalakan mata dan kedua wanita paruh baya itu menatap Ara.
"boleh dong sayang." Mira mengelus surai hitam sang Cucu
Sudah empat tahun Ara melajang semenjak kepergian Fahri. Marwah dan Mira sudah sering membujuk Ara untuk menikah lagi namun ditolak secara halus oleh Ara. Biarlah Fahri yang menjadi cinta pertama dan terakhirnya. Begitulah jawaban Ara jika di minta untuk mencari pengganti Fahri.
"tapi kata bunda aku gak bisa punya adik dari perut bunda." ucap Baim murung.
Inilah kelemahan Ara jika putranya sudah terlihat murung pasti apapun ia lakukan demi keceriaan sang putra. Namun untuk kali ini rasanya sulit sekali.
"Baim bisa punya adik, kok. Tapi Baim harus cari Papa dulu." ucap Mira membuat mata Baim berbinar kembali
"Maa..." Ara menatap Mira kemudian menggeleng
"Papa?"
"iya, Papa. Buat jadi Papa Baim dan adik Baim nanti."
Baim langsung menoleh kearah Ara. "bunda, ayo kita cari Papa biar Baim bisa punya adik."
"Baim, sayang. Baim masuk ke kamar dulu ya, bunda mau bicara dulu sama Nenek dan Nena." pinta Ara dan langsung diangguki Baim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...