بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.🚗🚗🚗
Sehari setelah kejadian di kamar rawat Baim keadaan keduanya semakin canggung. Ara malas berhadapan lagi dengan Rayhan karena Ara merasa Rayhan tidak sopan. Tetapi karena keinginan sang putra yang bertemu dengan 'Om baiknya' mau tidak mau Ara harus kembali berhadapan dengan Rayhan. Baim merajuk pada Rayhan karena kemarin Rayhan tak menemuinya padahal Rayhan sudah kesana tapi karena 'kepergok' Rayhan memutuskan untuk kembali ke ruangannya tanpa menunggu Baim bangun.Setelah mendapat telepon dari Mira, Rayhan kembali menemui Baim. Mira berkata bahwa Baim tidak mau makan jika tidak ada Rayhan.
Rayhan memasuki kamar Baim tak lupa ia membawa sebuah tote bag yang berisi makanan dan mainan untuk Baim."kok Baim gak mau makan?" tanya Rayhan setelah ia memeriksa keadaan Baim.
"Om baik bohong. Katanya kemarin mau nemenin Baim main tapi Om malah gak dateng." Baim mengerucutkan bibirnya
"om datang kok kesini." Rayhan melirik Ara, "tapi Baim lagi bobo sama bunda. Om gak mau ganggu Baim bobo jadi Om balik lagi ke ruangan Om. Maaf yaa." Rayhan mengelus pipi Baim
"bener Om kemarin kesini?"
"iya, Nena Baim juga tau kok."
Setelah acara bujuk membujuk akhirnya Baim mau makan dengan syarat ia harus mengajak Baim jalan-jalan. Kondisi Baim sebenarnya sudah membaik tetapi masih harus observasi mengenai kemoterapi nya. Kemungkinan saat kemo kedua Baim baru di perbolehkan pulang.
Rencananya Rayhan akan mengajak Baim ke yayasan milik papa nya. Tadinya Ara meminta Mira yang ikut menemani Baim namun Baim hanya mau di temani Ara dan Rayhan. Kali ini Ara harus mengalah dengan ego nya demi Baim.
Yayasan Cinta kasih
Ara terkejut ketika Rayhan membawanya ke sebuah yayasan. Dimana yayasan itu menaungi seluruh penderita kanker. Akbar sengaja mendirikan yayasan tersebut karena menurutnya di indonesia banyak sekali anak yang menderita penyakit kanker tak jarang keluarga mereka kekurangan biaya. Oleh sebab itu Akbar mendirikan yayasan tersebut dan menunjang separuh pengobatan pasien disana.
"maaf aku ajak kamu dan Baim kesini." ucap Rayhan ketika mereka sudah berada di taman yayasan tersebut.
"hmm,"
Mendengar Ara hanya berdehem membuat Rayhan meringis ia yakin pasti Ara masih marah atas kejadian kemarin, "aku juga minta maaf soal kemarin. Demi Allah aku gak bermaksud gak sopan sama kamu."
"hmm," Ara menghela nafasnya "saya juga minta maaf karena sudah salah paham dengan dokter."
Rayhan memang menggunakan kalimat aku-kamu karena agar lebih akrab terlebih mereka sering berinteraksi walau hanya di depan Baim atau kedua orangtuanya. Sedangkan Ara ia menggunakan bahasa formal karena memang ia menghargai profesi Rayhan. Terlepas dari itu sifat Ara memang kembali dingin semenjak kepergian Fahri sama seperti dulu ketika dirinya kehilangan sang Abi. Ara menutup diri dari semua orang terdekatnya dan memendam masalah itu sendiri jika sudah tidak sanggup Ara akan melampiaskannya dengan menangis meski hanya di atas sajadah. Ara terlalu malu jika harus menceritakan keluh kesahnya bahkan pada Ummi nya karena ia takut menambah sang Ummi.
"hmmm, soal permintaan Baim waktu it---"
"maaf dok. Saya harap dokter tidak menganggap serius permintaan Baim." ucap Ara memotong ucapan Rayhan
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...