بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.🚗🚗🚗
Rayhan melangkah ke dalam rumah sakit dengan senyum yang mengembang. Tak jarang ia menjawab sapaan para suster maupun staf rumah sakit. Terlihat berbeda seperti biasanya, Rayhan yang dingin dan cuek kecuali pada pasiennya kini hilang sejak hari ini.
"cerah bener tuh muka." celetuk Dimas salah satu dokter Bedah di sana.
"kek nya bis dapet wangsit nih." timpal Sena dokter Umum
"lebih dari itu." ucap Rayhan dengan senyum mengembang. Pikirannya kembali melayang pada malam dimana ia dan istrinya melaksanakan ibadah suami istri. Ia bisa melihat wajah merona sang istri kala ia berdoa untuk memulai ibadah mereka. Wajah lelah sang istri kala ia dengan semangat melakukannya hingga dini hari tadi.
"yee.. ni anak malah mesem-mesem. Lagi mikir jorok kek nya." celetuk Sena membuyarkan lamunan Rayhan. Rayhan beristighfar dalam hati guna menghilangkan fikiran kotornya.
"maka nya nikah, bro. Biar bisa rasain yang iya-iya beneran." oceh Dimas. Karena kedua temannya ini sudah menikah.
Rayhan memang belum memberitahu para pegawai rumah sakit kalau ia sudah menikah. Karena pernikahan nya dulu hanya beberapa orang terdekat saja yang menghadiri. Rencananya ia ingin mengadakan resepsi pernikahan tapi ia belum memberitahu Ara tentang rencananya ini.
Tiba-tiba saat mereka bertiga berbincang ada seorang perempuan menghampiri mereka lebih tepatnya Rayhan.
"maaf dok. Eh, ini ada sarapan untuk dokter." ucapnya sambil menyerahkan kotak makan. Posisi mereka saat ini sedang berada di ruangan Dokter Umum.
Rayhan tak mengambilnya, "maaf ya dek. Saya sudah sarapan di rumah." tolaknya dengan halus.
Memang sudah dua bulan ini Rayhan menjadi incaran para adik koas nya tak jarang ia di sebut sebagai suamiable atau ayaheble tapi tak ia hiraukan karena memang Rayhan yang tidak peka terhadap perempuan kecuali orang yang ia cintai yaitu kakak nya dan Ara.
Rayhan meninggalkan teman-temannya untuk segera ke ruangannya karena sebentar lagi poli akan buka dan sudah banyak ibu-ibu yang mengantri di sana.
Tak terasa sebentar lagi menunjukkan jam makan siang Rayhan mengambil ponselnya untuk menghubungi kekasih halalnya.
Anda
Assalamualaikum Ra
Sibuk gak?Ara memang mulai hari ini mulai aktif di kedai karena Baim juga sudah sembuh. Mendengar kata kedai, Baim dengan semangat mendukung keputusan Ara yang ingin bekerja di kedai tentu karena ia juga sudah rindu pada kucing kesayangannya yang sudah mempertemukannya dengan Rayhan.
Ara yang sedang mengecek pengeluaran bulan ini di laptop pun beralih fokus pada ponsel nya yang menyala. Melihat suaminya yang mengirim pesan seketika pipi Ara memerah. Ia kembali mengingat hal yang semalam ia lakukan dengan suaminya. Setelah hampir lima tahun menjanda akhirnya ia bisa merasakan sentuhan hangat dari seorang lelaki halal nya. Ara tak munafik jika ia memang merindukan hal itu tapi ia pun sadar jika ada hal yang lebih ia takutkan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...