23. Cemburu

17.9K 1.6K 5
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.

🚗🚗🚗


Tak terasa lima tahun berlalu dengan penuh tangis dan tawa.
Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk Ara bangkit dari keterpurukan.
Lima tahun mungkin waktu yang sebentar untuk orang-orang yang menjalaninya dengan ikhlas. Tapi Ara masih belajar.

Belajar untuk mengikhlaskan orang yang sangat ia cintai pergi.
Belajar untuk bangkit dari keterpurukannya.
Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih kuat.
Belajar menjadi singlemom yang hebat untuk putra nya.

Ya, semua demi Rafasya Ibrahim Pratama.
Putra semata wayang di pernikahannya dengan Fahri Arzanel Pratama.
Harta satu-satu nya yang ia punya kini mulai menemukan kebahagiannya. Kini ia menemukan apa yang selama ini ia butuhkan.

Hari weekend pun tiba. Hari dimana orang-orang sibuk bercengkerama dengan keluarga. Seperti saat ini yang Rayhan lakukan di ruang keluarga bersama anak dan istrinya. Ara yang tengah menyuapi Baim buah pun tak lepas dari penglihatannya. Istrinya selalu tampil cantik meski tanpa polesan make up. Pipinya yang kerap kali merona akibat rayuan gombal nya. Bibirnya yang selalu maju jika menjadi bahan candaannya. Mata yang selalu menatapnya dengan tatapan teduhnya. Ah, rasanya kecantikannya tak bisa di deskripsikan dengan kata-kata.

"Papa, Baim mau beli mainan lagi boleh ya?" tanya Baim yang sudah menyelesaikan makan buahnya. Ara beranjak mengambil minum untuk kedua lelaki dihadapannya.

"kan mainan Baim udah banyak." ucap Ara menimpali. Ia menyodorkan air minum pada Rayhan dan juga Baim. "minum dulu ya."

"terimakasih, Bunda." ucap mereka berdua dengan senyum mereka yang khas. Kalau di lihat-lihat Baim dan Rayhan sama-sama mempunyai lesung pipit bedanya Rayhan sebelah kiri dan Baim sebelah kanan.

"emangnya Baim mau beli mainan apa?" tanya Rayhan

"mau beli robot Batman lagi, Pa. yang ini Baim udah bosen." tunjuknya pada robot besar superhero berbaju hitam itu, "sama lego lagi ya, Pa." pinta nya

Rayhan memandang Ara meminta persetujuan. Ara duduk di hadapan Baim ia mengelus puncak kepala putranya dengan sayang, "Baim tau gak, kalau boros itu adalah saudara syaitan?" Baim menggeleng.

"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya". (Q.S Al-Isra':27)

"kan Baim mainannya udah banyak jadi nanti aja beli lagi kalau mainannya udah gak bisa di pakai lagi, ya." ucap Ara membujuk

"tapi aku bosan, bunda. Aku pengin beli robot yang ada pedangnya." ucap Baim kekeuh

"hmmm.." Ara tampak berfikir, "Baim mau gak kalau dari mainan ini Baim bisa dapat tiket untuk ke surga?"

Baim mengangguk semangat, "mau bunda. Mau!!"

"sekarang Baim bantu bunda pilih mainan yang Baim udah bosan terus nanti masukan ke sini ya," Ara mengambil box kecil, "nanti mainannya kita bagi ke teman-teman Baim yang ada di panti asuhan. Bunda juga mau pilihkan baju Baim yang sudah kecil. Biar mainannya dan baju nya bermanfaat untuk orang lain. Terus Baim dapat tiket ke surga deh."

"oke bunda. Tapi nanti belikan lagi yang baru yaa!?"

Ara menyatukan jempol dan telunjuknya membentuk lingkaran, "OKE."

"terimakasih Bunda cantik."

Ara bangkit dari duduknya dan menuju kamar Baim untuk memilih baju yang masih bagus namun sudah tak terpakai lagi. Memang hari minggu besok ia akan mengunjungi panti asuhan untuk merayakan ulang tahun Baim. Setiap tahun selalu seperti itu karena Ara ingin membiasakan Baim berbagi pada sesama yang membutuhkan. Ara sudah mempersiapkan snack dan kue untuk acara besok berhubung Baim ingin membeli mainan baru jadi tidak ada salahnya Ara mengajak Baim untuk membagikan mainan yang ia sudah bosan memainkan nya.

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang