بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
.🚗🚗🚗
Baru dua hari Rayhan di tinggal oleh anak dan istrinya penampilan nya sudah sangat berantakan. Kumis dan jambang ia biarkan tumbuh tanpa terawat. Sejak kepergian Ara dan Baim, tak ada lagi senyum yang tersemat di bibir tebal nya. Teman-teman sejawatnya pun keheranan. Kemana perginya Rayhan yang ramah dan suka bercanda itu?"ada ibu-ibu nyariin lo tuh di ruangan lo." ucap Bram saat berpapasan dengan Rayhan di lorong rumah sakit
Rayhan mengernyitkan dahi, "ibu-ibu? Siapa?"
Bram mengedikkan bahu dan langsung pergi meninggalkan Rayhan yang di rundung rasa penasaran.
Tanpa pikir panjang Rayhan langsung memasuki ruangannya. Disana sudah ada Bella dan Mira. Karena memang ruangan Bella dan Rayhan bersebelahan. Saat Rayhan masuk kedalam ruangannya tatapan Bella menajam menatapnya. Bella meninggalkan Mira dan Rayhan.
"assalamualaikum, Ma."
"wa'alaikumussalam, Ray."
Suasana menjadi canggung. Rayhan bingung kenapa tiba-tiba Mira datang ke ruangannya. Apa ini ada hubungannya dengan Ara dan Baim.
"mama apa kabar?"
"alhamdulillah baik." Mira tersenyum, "mungkin kamu bertanya-tanya kenapa Mama kesini ya, Ray. Mama cuma mau kasih tau kamu untuk datang ke rumah sakit Metro Medika." ucap Mira to the point.
Deg
Perasaan Rayhan tak keruan, "si-siapa yang sakit, Ma?"
"Baim."
Seketika tubuh Rayhan meluruh. Apa kejadian tempo hari yang membuatnya sakit seperti ini. Rayhan bertanya-tanya dalam hati.
"kalau kalian ada masalah tolong selesaikan baik-baik, Ray. Bersikap lah dewasa. Kamu ini kepala rumah tangga. Semua keputusan ada di tangan kamu. Tapi mama minta tolong, jangan korbankan Baim. Mama cuma punya Baim dan Ara, Ray. Jangan sampai kamu gak bisa ambil keputusan yang tepat membuat kamu menyesal di kemudian hari."
Bukan ikut campur urusan rumah tangga Ara tapi memang sepertinya Mira harus turun tangan untuk menengahi pertengkaran antar suami istri ini. Mira hanya tak mau Baim menjadi korban.
Rayhan mencerna kata-kata Mira. Sungguh, Rayhan pun sangat menyesali perbuatannya yang telah menyakiti hati anak dan istrinya.
"kalau kamu sempat, tolong luangkan waktu untuk menjenguk Baim. Ruang Chamomile nomor 212."
Mira beranjak pamit dari hadapan Rayhan. Semoga dengan memberikan informasi keadaan Baim. Rayhan mau menemui Baim agar Baim mau makan dan minum obat. Karena sejak kemarin Baim selalu merengek meminta bertemu dengan Rayhan. Namun saat Ara menelepon ponsel Rayhan selalu tidak aktif.
Setelah jam makan siang Rayhan melajukan mobilnya menuju rumah sakit dimana Baim di rawat.
Dengan membawa paperbag berisi makanan kesukaan sang anak, Rayhan melangkahkan kaki ke dalam rumah sakit. Semoga saja dengan kehadirannya membuat Baim cepat pulih dan terpenting Baim mau memaafkannya.
Setelah mengetuk pintu Rayhan membuka pintu perlahan. Ara yang sedang membujuk Baim untuk makan pun mengalihkan pandangan pada seseorang yang baru saja membuka pintu.
Baim terlihat gembira melihat sosok yang dua hari ini membuatnya rindu sedangkan Ara ia mematung di tempat. Ara belum siap bertemu dengan Rayhan.
"assalamualaikum jagoan Papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
General Fiction✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...