13. Restu

16.8K 1.6K 3
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.

🚗🚗🚗

Sudah tiga malam Rayhan pulang larut malam padahal jadwalnya hanya sampai jam lima sore jika ada operasi mendadak pun Rayhan pasti akan menghubungi Akbar. Akbar akan menanyakan hal yang mengganjal di hatinya sejak tiga hari lalu. Tepatnya saat Baim sedang melakukan kemoterapi.

"baru pulang Ray?" tanya Akbar membuat Rayhan yang sedang mengunci pintu terlonjak kaget

"astaghfirullahaladzim, yah. Ngagetin aja." Rayhan menghampiri Akbar meraih tangannya untuk di cium

"kok ayah belum tidur?" tanya Rayhan sambil melepaskan sepatunya

"gimana mau tidur, punya anak bujang pulang malam terus." omel Akbar

"ya Allah yah, aku pulang malam kan dari rumah sakit mau dari mana lagi coba?"

Efek dari kemoterapi yang Baim jalani memang sudah terasa di tubuh mungilnya. Baim sering muntah dan merasakan nyeri. Setelah jam kerja selesai Rayhan selalu menyempatkan diri untuk menemui Baim hingga berakhir ia yang tak boleh pulang oleh Baim. Dengan senang hati Rayhan menuruti permintaan Baim. Ia menemaninya hingga Baim terlelap.

Akbar mengedikkan bahunya, "siapa tau kan dari rumah perempuan kan ayah gak tau."

"perempuan mana sih yah?"

"ohh iya ayah lupa kalau perempuannya kan ada di rumah sakit ya lagi ngurusin anaknya yang sakit." Akbar menyindir putranya

"maksud ayah?" tanya Rayhan tak paham

Akbar gemas dengan Rayhan yang sok polos seperti itu, "kamu ada hubungan apa dengan Baim dan ibunya?" tanya Akbar to the point

Rayhan mengernyit heran, "hubungan apa yah? Cuma sebatas antara dokter dan keluarga pasien kok."

"tapi tatapan matamu itu beda Ray."

Rayhan menghela napas, sudah saatnya orangtuanya tau tentang perasaannya pada Ara.

"kalau kamu berniat main-main sama Ara lebih baik kamu mundur Ray. Ara bukan perempuan yang pantas untuk di permainkan." tegas sang ayah. Akbar tau perjuangan rumah tangga Fahri dan Ara dulu. Betapa Fahri sangat mencintai istrinya hingga menutupi penyakitnya dari sang istri hingga akhir hayatnya. Sungguh besar rasa cinta mereka berdua hanya maut lah yang memisahkan mereka di usia pernikahan mereka yang masih seumur jagung.

"justru Rayhan ingin serius yah." tegas Rayhan, "tapi sepertinya sulit untuk mendapatkan hati ibunya Baim yah."

"ck, belum mencoba udah menyerah. Bukan anak Akbar banget." ejeknya

"aku udah pernah melamarnya yah." ungkapan Rayhan membuat Akbar terkejut, bisa-bisanya sang putra melemar seorang wanita tanpa persetujuannya. "tapi di tolak." ucap Rayhan lemah

Akbar terkekeh mendengar cerita Rayhan, "maka nya kalau mau lamar perempuan tuh harus minta restu dulu sama ayah."

Rayhan menggaruk tengkuknya asal, "Dulu ayah pernah cerita bukan, tentang pasien ayah yang terkena kanker yang cukup langka?" Rayhan mengangguk

"Fahri itu adalah ayah dari Baim, Ray. Dia meninggal tepat seminggu setelah Baim lahir. Bahkan Baim kecil belum pernah merasakan hangatnya gendongan sang ayah." ujar Akbar, "ayah sangat setuju dengan keputusanmu. Bahagiakan Baim dan ibunya Ray karena ayah tau betul perjalanan pernikahan Fahri dan Ara."

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang