25. Kado Pernikahan

17.3K 1.6K 19
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.

🚗🚗🚗

Hueekk

Hueeekk

Tidur Ara terganggu karena mendengar suara di kamar mandi. Ia melihat sisi samping tak mendapati Rayhan. Ara beranjak memakai kimono nya karena saat ini Ara memakai baju 'dinas' sesuai permintaan Rayhan. Ara melangkah ke kamar mandi mendapati suaminya yang sedang menunduk di depan wastafel.

Hueeek

"mas. Kamu kenapa?" tanya Ara yang menghampiri Rayhan di depan wastafel

Bukannya menjawab Rayhan malah kembali memuntahkan isi perutnya yang hanya mengeluarkan cairan kuning.

Ara memapah Rayhan setelah tau suaminya sudah tak memuntahkan isi perutnya lagi. Ara melihat wajah pucat Rayhan. Ia segera mengambil minyak angin untuk meredakan rasa mual sang suami.

"kamu salah makan?" tanya Ara

Rayhan menggeleng lemah, "mau aku kerok punggungnya?" tanya Ara

Rayhan menggeleng lagi, "peluk kamu aja yaa." Rayhan langsung memeluk Ara dan menghirup aroma mawar dari tubuh sang istri membuat rasa mualnya seketika hilang.

Keesokan pagi nya, Rayhan telah bersiap untuk ke rumah sakit karena masa cuti nya telah habis. Ara memandang iba pada Rayhan yang terlihat pucat. Ara sudah memperingatkan Rayhan untuk tidak berangkat ke rumah sakit. Tapi Rayhan tetap bersikeras untuk tetap pergi karena hari ini jadwal sang ayah berada di rumah sakit.

"Papa sakit?" tanya Baim yang sedang menghabiskan susu nya.

Senyum manis tercetak di bibir Rayhan kala mendengar pertanyaan anak nya, "gak kok, sayang." ucap Rayhan, "hari ini Baim rencananya mau ngapain di rumah Nena?"

"Baim mau main ke kantor Pepa. Boleh kan, Pa?"

"boleh sayang. Habiskan susunya. Jangan terlalu capek ya. Jangan lupa minum obatnya juga. Oke, boy?" tanya Rayhan

Baim mengangkat tangan hingga pelipisnya, "siap, papa dokter!!"

Baim sudah di jemput oleh Mira karena hari ini Mira ingin mengajak cucu nya memanen buah anggur di belakang rumahnya. Ara mengantarkan Rayhan hingga teras rumahnya Ara pasrah mengizinkan Rayhan untuk kerja dengan syarat ia harus di antar sopir.

"nanti kalau ada apa-apa hubungi aku ya, mas." Ara mencium tangan Rayhan.

"kamu juga hati-hati ke kedai nya ya. Nanti kalau udah sampai kedai hubungi aku." Rayhan mencium kening Ara dan beranjak pergi setelah mengucap salam.

Sesampainya di rumah sakit ia langsung masuk ke ruangan nya menghiraukan sapaan rekan kerja nya. Rayhan memijat pelipisnya yang terasa sakit, rasa mual yang semalam ia rasakan sudah tak terasa lagi berkat jahe madu buatan istrinya.

Terdengar pintu terbuka menampilkan Bram dan kawan-kawan yang hendak mengajak Rayhan sarapan bersama.

"lah, lo kenapa, Ray?" tanya Sena

"iya. lo kenapa pucat banget?." timpal Dimas

"abis berapa ronde lo semalem sampe lemes begitu?" tanya Bram yang langsung dihadiahi pukulan oleh Sena dan Dimas

"kalau lo sakit kenapa harus masuk sih?" tanya Dimas

"gue masuk karena sekarang jadwalnya bokap sidak di sini." ucap Rayhan dengan menekan kata 'sidak'. Dan sudah dipastikan ketiga rekan nya itu langsung ngacir sebelum Akbar menyidak mereka.

Papa Untuk Baim (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang