بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
.🚗🚗🚗
"capek banget, mas. Nih minum dulu. Biar segar." Ara menyodorkan teh hangat untuk Rayhan yang baru pulang bekerja.Ara benar-benar sudah tak bisa menasihati suaminya ini. Padahal baru saja dua hari setelah sakit, Rayhan sudah memaksakan diri untuk bekerja.
"makasih ya sayang."
"gimana rumah sakit, aman?"
Rayhan menggeleng, "keadaan ruang operasi tadi caos."
"lho, kenapa?"
"tadi aku jadi dokter pendamping di ruang operasi. Terus ada salah satu pasien yang mau melahirkan tapi keadaannya pasien ini mengalami pendarahan. Dokter Randy meminta sang suami untuk memilih antara anak atau ibu nya yang di selamatkan tapi suaminya ini gak bisa memilih. Akhirnya janin nya meninggal dalam kandungan dan gak lama setelah melahirkan ibu nya juga menyusul sang anak. Suaminya marah-marah sampai mengancam mau menuntut pihak rumah sakit atas kelalaian. Coba aja kalau suaminya tadi langsung memutuskan dengan cepat mungkin salah satu diantara mereka masih bisa di selamatkan."
Ara mengangguk paham, "kalau harus memilih antara istri dan anak memang bukan pilihan. Karena mereka semua berarti di hidup suaminya itu, mas. Sekarang kalau posisi nya di balik, kamu yang ada di posisi itu kamu bakal milih siapa? Pasti berat kan?"
Rayhan mengangguk, Ia pun tak bisa membayangkan. Kehilangan sekaligus dua orang yang di cintai adalah hal yang terberat dalam hidup.
"kalau nanti seandainya kamu berada di posisi seperti itu, tolong pilih anak kita ya, mas. Mereka harus melihat indahnya dunia."
Rayhan menggeleng, diambilnya tangan sang istri, "kamu dan anak-anak kita harus sehat, sayang. Aku akan temani kamu sampai akhir. Tolong jangan bicara seperti itu."
Rayhan sangat takut. Memang sebuah pertemuan akan berujung dengan perpisahan. Tapi jika Rayhan boleh meminta ia ingin pertemuan ini tidak hanya sebentar. Rayhan ingin merasakan membesarkan anak-anaknya dengan Ara.
Ara tersenyum tulus. Senyum yang berbeda dari biasanya Rayhan lihat.
"oh, ya, mas. Baim tadi lomba mewarnai di sekolah. Dia juara satu, lho, mas." Ara mengalihkan pembicaraan. Ia tak mau suaminya khawatir.
"oh, ya? Sekarang Baim nya dimana?"
"Baim di kamar lagi main puzzle. Kamu mandi dulu ya, udah aku siapin air hangat sama baju ganti nya."
Rayhan mengecup kening Ara sebelum akhirnya pergi ke dalam kamarnya untuk membersihjan diri, "terimakasih ya sayang."
🚗🚗🚗
Pagi ini adalah hari weekend, seharian ini Rayhan hanya diam di rumah membantu pekerjaan sang istri dari mulai mengajarkan Baim belajar dan mengajak Baim bermain. Rayhan tau Ara dan Baim pasti bosan seharian berada di dalam rumah jadi malam ini ia memutuskan untuk mengajak anak dan istrinya pergi ke pasar malam.
Selama perjalanan Baim sangat excited sekali. Sebab ini adalah pengalaman pertama nya bermain di pasar malam. Baim mencoba berbagai macam wahana permainan dari naik kereta api, memancing ikan, komedi putar dan yang terakhir wahana biang lala.
Ara hanya sibuk mengabadikan kebersamaan anak dan suaminya dengan layar ponselnya. Bukan tak mau ikut bergabung tapi kondisinya lah yang tidak memungkinkan menaiki beberapa wahana permainan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
Fiction générale✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...