بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
.
.
Happy reading ❤
.
.
Jangan lupa vote komennya yaa 😉
.
.⚠⚠ siapkan tisu sebelum baca ⚠⚠
🚗🚗🚗
Ara mengeratkan jaket yang di berikan oleh Rayhan. Ia mengikuti langkah lebar Rayhan dengan sedikit berlari.
"dok, ini bukan arah ke ruangan Baim kan?" tanya Ara bingung
"ikuti aku saja."
Ara mengikuti Rayhan. Tak lama mereka berhenti di depan sebuah ruangan. Rayhan membukakan pintu untuk Ara.
"silahkan masuk."
Dengan langkah pelan Ara memasuki ruangan tersebut. Fokus Ara pada seseorang yang berada di atas brankar dengan berbagai alat yang terpasang di tubuhnya.
"Ummi." ucapnya lirih
Semua orang yang berada di sana memberikan ruang untuk Ara. Ara mendudukan diri di kursi samping brankar Marwah. Ia menggenggam tangan Marwah. Air mata nya mengalir di pipi pucat Ara.
"Ummi kenapa? Tadi pagi Ummi bilang kalau Ummi baik-baik aja. Tapi sekarang ken---"
"ssstt, Ummi baik-baik aja kok." Marwah mengusap air mata putri nya, "jangan nangis, malu di lihat Baim tuh."
Ara menoleh kearah Baim, Mira mendorong kursi roda Baim mendekat kearah Ara. Ara mencium kening Baim lama.
"Baim mau punya papa?" tanya Marwah pelan
Baim mengangguk pelan, "mau, Nek. Tapi Om baik ya, yang jadi papa Baim." jawabnya pelan sambil melirik Rayhan yang sedang menatap dirinya.
Ara memejamkan mata, ia rindu suara Baim. Seakan tak peduli dengan ucapan Baim. Ara terus menggenggam tangan Baim yang berada di sampingnya.
"menikahlah lagi, Nak. Ummi ingin lihat kamu dan Baim bahagia. Ukhuuuk..." ucap Marwah terbata
Ara menggeleng, "Ummi harus sehat biar Ummi bisa liat Ara dan Baim bahagia."
"jangan paksakan diri kamu, Nak. Kamu butuh sosok suami yang melindungi kamu." Marwah menarik nafas dalam, "Baim juga butuh sosok ayah. Tolong pikirkan kata-kata Ummi."
Apa yang Umminya ucapkan ada benarnya. Tapi Ara masih dengan ego nya yang tinggi.
Ara menunduk dalam, ia menghela nafas pelan. "baik, Ara akan menikah lagi tapi Ummi harus sembuh dulu biar bisa lihat Baim punya papa." Ara terisak di pelukan Ummi nya
Satu jam kemudian, ruang rawat Marwah menjadi ramai. Disana sudah ada Hilman, kedua mertua nya, sahabatnya Bella, dokter Akbar dan dokter Rizki yang menangani Marwah. Ara sendiri belum tau yang sebenarnya terjadi pada Ummi nya karena setelah memaksa Hilman untuk mengatakannya pun terasa percuma karena Hilman tak mengatakan satu kata pun ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Setelah perdebatan yang cukup alot akhirnya pernikahan antara Rayhan dan Ara di adakan di ruang rawat Marwah sesuai permintaan Marwah. Mira membawakan baju ganti untuk Ara dan juga Rayhan. Tak ada riasan di wajahnya maupun di ruangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Untuk Baim (Selesai)
Fiction générale✔ follow sebelum membaca cerita ini ✔ usahakan membaca cerita 'Penghujung Takdir' lebih dulu agar tau asal usul tokoh di cerita ini ⚠ cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, tempat dan latar belakang itu adalah kebetulan semata tida...